Aku terbangun pada pukul tiga pagi. Karena bosan aku pun membuka ponsel.
DIOAGHASA.
Dio : kebangun ya tidur nya?
Kaila : kok lo tau?
Tiba-tiba ada voice call dari Dio,
tanpa pikir panjang aku segera menerimanya."Halo." ucapnya dari sebrang sana, aku mengabaikan nya dan mengambil snack dari box makanan simpananku.
"Jawab kek." aku terkekeh mendengar nada bicaranya.
"Apa?" ucapku singkat seraya membuka snack yang tadi aku ambil.
"Jawab nya apa doang?!" nada bicaranya terdengar kesal.
"Terus gue harus jawab apa selain itu?" dia terdiam sebentar.
"Apa sayang?" ujarnya.
"Jangan panggil gue sayang, kalo hati lo belum sepenuhnya sayang sama gue." ucapku. Dia tertawa mendengar aku mengucapkan kalimat itu.
"Kalau gue gak sayang, mana mau gue deketin lo yang dingin nya kayak kulkas." aku terdiam.
'emang gue dingin ya?' Batin ku.
"Oh." jawabku.
"Lo kenapa bisa bangun jam segini? mimpiin gue ya pasti?" tanyanya dengan nada yang percaya diri.
"Gue tadi abis mimpi jatuh." ucapku acuh.
"Pantes." aku mengernyit bingung mendengarnya.
"Pantes kenapa?" tanyaku seraya memakan snack.
"Lo jatuh terus diem di hati gue, bikin hati gue gak kosong lagi karena ada lo yang ngisi." jawab Dio dengan terkekeh kecil.
Aku terdiam cukup lama mendengar apa yang Dio ucapkan.
"Gue mau tidur lagi ya, bye." ucapku lalu memutuskan panggilannya secara sepihak.
DIOAGHASA.
Dio : lo mau tidur lagi atau lo baper gue ngomong gitu?
Kaila : Pede banget, gue ngantuk.
Dio : yaudah sana tidur.
Aku tidak membalas nya, aku segera mematikan ponsel dan kembali tidur.
*******
Lala datang dengan wajah kesal.
"Kenapa lo? di godain abang angkot lagi?" ledekku ketika Lala duduk, ia membalasnya dengan mencubit lenganku.
"Gue bingung deh." ucapnya.
"Bingung kenapa?" tanyaku bingung.
"Kemarin tinggi gue 161 masa tiba-tiba turun jadi 159." aku tertawa terbahak ketika mendengar ucapan Lala.
Tiba-tiba dari speaker terdengar panggilan untuk anggota paskibra menuju ke ruang Osis.
Aku, Lala dan Afrina segera menuju ruang Osis.
"Kalian saya tugaskan untuk ikut menjadi pantia keamanan, untuk pentas seni minggu depan." ucap Pak Agus.
Kami semua mengangguk setuju. Setelah mengukur baju untuk panita, kami diperbolehkan untuk kembali ke kelas.
"Kita minggu depan jadi panitia keamanan?" aku mengangguk menjawab pertanyaan Lala.
"Padahal pas pentas seni nanti, satu-satunya cara buat main sama cowok gue." ucap Lala dengan wajah sedihnya.
Sahabatku ini memang sudah mempunyai kekasih, bisa disebut juga Bad boy dari sekolahku.
"Eh, lo kapan jadian sama kak Dio?" tanya Lala membuatku terhenti dari aktivitas menulisku.
"Gue bosen deh, lo nanya itu terus ke gue, tanya sana ke orangnya." jawabku.
Dan benar saja, Lala meminjam ponselku dengan alasan ingin membuka Internet.
DIOAGHASA
Kaila : Heh! Lo kapan mau nembak sahabat gue? kasian, jangan digantung
mulu! #LalaDio : secepatnya kok, tenang aja.
Dio : tunggu tanggal pas.Kaila : Nunggu tanggal mulu,
kelamaan! keburu Kaila diambil
orang.Dio : iya besok, insyaallah kalo inget.
Lalu Lala mengembalikan ponselku.
"Lo abis buka instagram gue? Ngapain? Katanya lo mau buka Internet?" tanyaku bingung.
Aku segera membuka aplikasi instagram dan membuka pesan, aku membaca semua pesan yang dikirim Lala untuk Dio.
Sungguh, aku ingin sekali melempar anak ini ke neraka.
"Gak lucu La! Lo ngapain nanya kayak gitu ke dia? Gue kayak terlalu berharap banget sama dia." ucapku kesal.
"Tadi kan lo yang nyuruh gue buat nanya ke orangnya langsung, gue engga salah kan?" jawab nya santai.
Aku menghembuskan nafas dengan kasar saat mendengar jawaban Lala.
Ketika jam istirahat, Lala mengajakku ke kantin. Namun segera aku tolak, karena aku masih marah kepadanya.
"Lo mah gitu, masa gue jajan sendiri." ujarnya.
Aku tidak menggubris perkataan Lala.
"WOI! GUE NGOMONG SAMA LO!" teriaknya seraya menarik earphone yang aku pakai sejak tadi.
"Gue marah sama lo titik." ucapku lalu meninggalkan Lala menuju tempat di mana anggota paskibra berkumpul.
"Eh, teh Kaila." ucap Raka ketika aku datang.
Aku membalasnya dengan tersenyum. Tak lama Lala datang dengan wajah kesal yang membuatku ingin melemparnya dengan batu.
"Teh Lala kenapa? Pasti lagi marahan sama teh Kaila ya? " tanya Amel adik kelasku yang tubuhnya sangat pendek.
"Tau tuh. " jawab Lala sembari melirik ke arahku.
"Oh iya, siapkan lima orang dari setiap angkatan buat jadi panitia keamanan minggu depan! Karena gak mungkin semuanya jadi panitia." ucapku dan di balas anggukan dari adik-adik kelas dan anggota seangkatanku.
------
Sesampainya di rumah, Fera memintaku mengantarnya ke Gramedia untuk membeli novel baru.
"Gak, gue capek." tolakku cepat.
"Ayo lah, nanti gue beliin lo buku deh." ucapnya yang terus membujukku hingga membuat aku mengantuk.
"Jahat lo, kena karma baru tau rasa." ucapnya.
"Itu di meja makan ada karma banyak, ambil aja. Oleh-oleh dari tetangga." jawabku acuh.
"ITU KURMA BANGSAT!" umpat keras.
Aku terkekeh, turun dari kasur lalu mengganti pakaian. Setelah itu aku meninggalkan Fera yang masih setia duduk di kasurku.
-----
HALLOOOOO!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA GUYS!
THANK YOU AND SEE YOU❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...