"Fanda jahat Kai, dia jahat!" ucap Fera seraya memukulku pelan dengan bantal.
"Mau gue suruh Dio ke sini? Siapa tau dia bisa bantuin" saranku. Fera mengangguk.
DIO AGHASA.
Kaila : Kamu bisa balik lagi kerumah
aku gak? Penting banget.Dio : Oke siap meluncur.
Butuh waktu dua puluh menit untuk menunggu Dio sampai di rumahku. Aku dan Fera pun bergegas ke ruang tamu.
"Lo kenapa, Fer?" tanya Dio ketika sudah sampai dan ia duduk di depanku dan Fera.
"Fanda. gue liat dia tadi sama cewek lain Yo, pas gue samperin dia malah ngebentak gue." ucap Fera lalu kembali menangis.
Terlihat dari wajahnya jika Dio sangat marah. Dia membuka ponselnya dan menghubungi Fanda.
"Gue mau lo kerumah Kaila sekarang! Kalo sampe lo gak dateng, liat apa yang gue lakuin nanti." ucap Dio dingin.
Pemuda yang biasanya menyebarkan lelucon, baru kali ini aku mendengar kalimat yang ia keluarkan sangat mengancam.
Tak lama Fanda datang. Dio segera menarik kerah baju Fanda lalu menghajarnya dengan brutal, untung saja keadaan rumah sedang sepi. Kedua orang tuaku dan adikku sedang pergi bersama orang tua Fera.
BUGHH
BUGHH
BUGHH
"Lo apa - apaan sih Yo, maksud lo apaan nonjok gue? Lo ada masalah sama gue? Ngomong! Jangan main tonjok aja! " ucap Fanda tak terima.
"Gue gak perlu banyak omong, cuma banci yang banyak bacot. Lo apain si Fera sampe nangis?" bentak Dio. Fanda tertunduk tanpa menjawab apapun.
Dio lagi-lagi menghajar Fanda.
BUGHH
"JAWAB! LO PUNYA MULUT KAN? APA MULUT LO CUMA DIGUNAIN BUAT GOMBAL KE CEWEK CEWEK DOANG?"
"Jaga mulut lo!" ucap Fanda dan membalas menghajar Dio.
"UDAHHH!!" Fera berdiri diantara Fanda dan Dio.
"Mending lo duduk, Fer!" suruh Dio.
"DUDUK FERA!" bentak Dio.
"gue gak mau." kukuh Fera.
"Lo udah disakitin tapi masih mau ngebela si bangsat ini? Gak usah kayak cewek murahan Fer! banyak cowok lain, bukan dia doang!" bentak Dio seraya menunjuk Fanda.
"Gue capek." lirih Fera lalu kembali terisak.
Fanda memeluk Fera sangat erat dan gadis itu menangis di dalam pelukan Fanda.
"DOSA WOY PELUKAN DI DEPAN GUE!" teriakku spontan.
"Lo diem aja deh." ucap Dio seraya melemparkan kaus kakinya ke arahku.
"Gue cape Fan, capek." lirih Fera.
"Maafin gue, Fer." ucap Fanda seraya mengelus pucuk kepala Fera.
"Kita semua gak butuh kata maaf dari elo Fan, kita cuma butuh bukti kalo lo gak bakal kayak gitu lagi. Lo gak seharusnya nyakitin perempuan yang tulus sama lo. Lo bentak cewek itu salah, cewek itu hatinya lemah kalo dibentak. Cewek itu cuma butuh perhatian." ucap Dio.
"Lo bikin dia nangis aja lo udah gak pantes dibilang cowok, cowok itu ngejaga Fan bukan nyakitin." lanjutnya.
Baru saja Fanda ingin menjawab, tiba-tiba Fera pingsan. Jujur, baru kali ini aku melihat dia pingsan. Setahuku dia adalah perempuan yang kuat.
Fanda membopong Fera menuju sofa.
"Fera bangun, Fer." ucapku seraya menepuk-nepuk pipi Fera pelan.
"Sekarang lo puas?! Puas udah nyakitin Fera? Baru kali ini gue ngeliat Fera nangis cuma gara-gara cowok! Berarti selama ini lo selalu nyakitin Fera tanpa gue tau? Iya?!" ucapku menahan emosi.
"Gue gak bermaksud kayak gitu, Kai." jawab Fanda dengan menunduk merasa bersalah.
"Terus apa lagi? Belum aja gue suruh Fera buat ngejauh dari lo---" ucapku menggantung.
"Selamanya." lanjutku.
"Gue gak mau jauh dari Fera, Kai." ucap Fanda cepat.
"Gak mau jauh? Kelakuan lo yang kayak gitu udah nandain kalo Fera emang harus ngejauh dari lo!" jawabku.
Tak lama Fera terbangun.
"Fer jangan tinggalin gue, please." ucap Fanda sembari memeluk Fera.
"Mending sekarang lo pulang!" usir Dio dan Fanda pun menurutinya.
Sekarang hanya tersisa aku, Fera, Dio dan keheningan.
"Mending lo tinggalin Fanda deh, percuma juga kalo lo pertahanin tapi cuma bisa bikin lo sakit hati terus." ucapku. Fera hanya membalas dengan senyum samar.
"KACAMATA LO PATAHHH FER!" teriak Dio histeris.
"YAH MASA?! EMANG LO APAIN?!" ucap Fera seraya memeriksa kacamatanya.
"MANA PATAH SI BEGO." lanjutnya.
"Udah tau gue cuma bercanda." ucap Dio diselingi dengan tawanya, tak lama ia terbatuk karena terlalu lama tertawa.
"Mampus lo, kena karma kan. Makanya jangan jailin orang mulu! " ledek Fera.
"Kalo karma buat Fanda apaan?" tanya Dio jahil.
"Mending lo pergi sono." usir Fera.
"Gue lebih seneng ngeliat lo judes kayak gini. Dari pada tadi nangis-nangis udah kayak anak alay, untung ingus nya gak keluar. Nanti si Fanda makin deket sama cewek yang lo liat." ucap Dio seraya terkekeh .
"Mending lo pulang deh sono! Hidup lo bikin gue kesel mulu." ucap Fera dengan berdecak kesal.
"Gitu - gitu juga mantan lo, Fer." ledekku lalu bergegas pergi ke dapur.
"KAILAAA!"
--------
HAIII!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA GUYSSS!!!
THANK YOU AND SEE YOU❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...