"Kaila gak mau sekolah Ma, pokoknya gak mau!" ucapku karena masih trauma dengan kejadian yang menimpaku kemarin.
"Kenapa sih kamu gak mau sekolah? Biasanya paling rajin, hari minggu aja kamu datang ke sekolah." ucap ibuku bingung.
"Yaudah Mama ijinin kamu hari ini gak masuk. Tapi awas kalau besok gak masuk lagi." lanjut ibuku.
"Fera juga gak sekolah ah, Tan." ucap Fera cepat.
Ibuku hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ,lalu keluar dari kamarku.
"Lo kenapa gak mau sekolah sih?" tanya Fera bingung.
"Gue takut ketemu temen lo yang gak waras itu." jawabku.
"Dio katanya besok mau pindah ke sekolah gue."
"HA??!!"
"Biasa aja dong." ucap Fera menoyor kepalaku.
"Kok dia gak bilang ke gue ya?" ucapku bingung.
"Surprise kali." ucap Fera.
"Yang kemaren gimana? Lo bener mau jauhin Fanda?" tanyaku penasaran.
"Dari pada lo yang jadi korban, gue gak mungkin juga milih Fanda terus lo yang kena imbasnya. Udah kayak tumbal aja."
"Gue putusin Fanda aja kali ya? Biar dia sama sahabat gue, Nayla. Dari pada gue ngebatin mulu tiap hari." lanjutnya.
"Itu hak lo. Gue dukung yang terbaik buat lo." jawabku santai seraya tersenyum.
KAILA POV END
--------
Di tempat lain."Cat, anterin gue ke sekolah Fera." ucap Dio kepada Richard.
Richard dapat disebut juga teman dekat Dio sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
"Cat cot cat cot, lo kira gue kucing?!" jawab Richard kesal.
"Lagian mau ngapain lo ke sana? Lo kan tau kalo sekolah kita itu musuhan sama sekolah mereka! Lo mau kena bogem lagi?" lanjutnya.
"Ini penting Cat, ayok anterin gue!" jawab Dio seraya menarik paksa tangan Richard. Mereka berdua pun menuju sekolah Fera.
"Lo jangan nyari ribut Yo! Gila aja kalo kita masuk ke dalem nih sekolahan." ucap Richard seraya melirik sekolah Fera.
"Gue gak takut Cat, ayok cepet ah. Jangan kayak banci lo!" Dio dan Richard segera memasuki musuh sekolahnya, tentunya seraya berjaga - jaga dengan memakai jaket untuk menutupi bet sekolah.
"Yo? Lo ngapain ke sini?"
DEG
Dengan cepat Dio dan Richard membalikkan tubuh mereka untuk melihat siapa yang bicara itu. Dio berdecak ternyata itu Fanda. Dio segera menarik tangan Fanda ke belakang sekolah.
"Lo tau gak kalo kemaren Fera sama Kaila kena imbasnya karena ulah lo yang sok playboy itu?!" sentak Dio .
"Gue gak tau apa-apa, sumpah Yo." jawab Fanda.
"Nayla. Dia nyuruh Fera milih ninggalin lo atau Kaila yang jadi korban kebodohan lo Fan." ujar Dio.
"Waktu itu Kaila lagi bareng sama gue di Gor Bima, pas gue mau ngambil minum, gue panik karena Kaila gak ada ditempatnya. Alhasil, gue keluar Gor dan nyari Kaila, gue denger suara orang teriak - teriak dari arah gedung kosong. Dan gue cepet - cepet lari ke arah gedung itu." Dio mulai menceritakan kejadian kemarin.
"Dan lo tau? Disana Fera ditampar sama cewek murahan lo itu, dan yang paling gue gak suka. Kaila juga kena korbannya, Kaila gak tau apa-apa Fan!" lanjutnya dengan menahan emosi.
Fanda terdiam mendengar penjelasan Dio. "Kaila trauma, sampai dia gak mau keluar rumah." ucap Dio.
"Sumpah gue gak tau apa-apa Yo."
"Lo ikut gue sekarang!" Dio menarik tangan Fanda dan membawanya keluar sekolah.
Namun kejanggalan terjadi. Ternyata Richard membuka jaketnya, alhasil Dio dan Richard dipukuli habis - habisan oleh para siswa musuh sekolahnya itu. Dan Fanda pun berhasil kabur
--------
"DIO KOK MUKA LO BONYOK?!"
"MUKA KAMU KAYAK ABIS DI TONJOKIN YO!"
Dio hanya terkekeh melihat wajah panik Fera dan Kaila.
"Tadi gue abis berantem di sekolah lo." jawab Dio seraya melirik Fera. Ia menjawab jujur, karena takut membuat Kaila marah.
"Lah? Kamu ngapain kesana? Nyari bahaya aja. Udah tau sekolah kamu sama sekolah Fera itu musuhan!"
"Tapi aku gapapa kan? Buktinya Aku aman-aman aja." ucap Dio seraya meringis kecil karena menahan nyeri di sudut bibirnya yang memar.
"Aman dari manya sih? Muka kamu bonyok gitu dibilang aman!" Dio terkekeh mendengar ocehan dari kekasihnya itu.
"Fer, lo obatin temen gue ya. Biar Kaila obatin luka gue." suruh Dio.
Dengan sangat terpaksa Fera mengobati Richard. Saat sedang mengobati memar di wajah Richard, tak sengaja mata mereka saling bertemu.
"Gue suruh buat obatin temen gue Fer. Kok malah tatap - tatapan." ucap Dio dengan tertawa kecil.
"Tuh kan, gue ngomong aja gak di denger. Tetep aja tatap-tatapan kayak gitu sampe kagak kedip." lanjutnya.
"Apaan sih lo! Ngeselin banget." ucap Fera seraya mencubit lengan Dio kesal.
"Yaelah gapapa kali. Sepupu pacar lo udah cantik, baik lagi mau ngobatin memar gue, yang ini buat gue ya Yo?" ucap Richard menggoda Fera.
"Tenang kok Fer, temen gue ini mah baik. Gak kaya pacar lo yang bangsat itu."
"Aduh itu muka udah kayak kepiting rebus aja. Bilang aja mau, putusin deh si Fanda. Kan udah ada penggantinya nih." imbuh Kaila.
"Iya, gue juga mau kok sama lo. Tapi sayang, lagi disakitin sama pacarnya, turut prihatin ya sama hati lo." tambah Richard lagi.
"Makanya dia butuh lo Cat, yang langgeng ya." ucap Dio seraya menepuk pundak Richard.
"Doain aja ya bro." balas Richard.
"Kok lo pada bangsat ya." cibir Fera.
"Bilang aja lo seneng Fer." ucap Kaila seraya mencolek dagu Fera.
"Kaila, lo mau gue tampol?!"
"Lo mau nampol gue pake apaan? Oh pake cinta nya Fanda ya?"
"KAILAAAAAA!!!!!"
--------
HOLLAAAAA EPRIBADEHH!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK NYA GUYS.
THANK YOU, BUBAYY❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...