Liburan telah usai, dan saat ini adalah hari pertama aku sekolah di awal semester kelas tiga.
"Kamu belajar yang bener, jangan mikirin aku mulu." ucap Dio saat diperjalanan menuju sekolahku.
"Hm."
Ketika sudah sampai di pelataran sekolah, aku segera turun dari motor Dio.
"Hati-hati." ucapku seraya melambaikan tangan ke arahnya, dan memastikan jika dia benar-benar menuju arah sekolahnya. Karena aku tidak mau dia bolos di hari pertama awal semester baru.
"KAILA LO DUDUK SAMA GUE YA!" teriak Lulu ketika aku sudah sampai di kelas. Dan aku mengangguk setuju.
"Katanya guru itu kalo ngasih tugas matematika pasti banyak nya nauzubillah." tunjuk Lulu dengan dagunya. Mungkin beberapa murid sangat membenci pelajaran matematika, termasuk aku.
"Jangan langsung bilang gitu deh, gue jadi males tau gak sih." jawabku. Lulu hanya terkekeh.
Setelah kegiatan perkenalan di lapangan selesai, kami disuruh pergi ke kelas untuk membuat organisasi kelas dan juga mengetahui siapa wali kelasku.
"Lala, lo mau gak jadi ketua kelas?" tanya Afrina.
Lala menggeleng "Diri gue aja gak jelas, gimana kalo gue nanti jadi ketua kelas. Yang ada hancur nih kelas."
"Assalamualaikum."
"Nama ibu Isna, guru bahasa inggris kalian. Sekarang ibu jadi perwalian kalian." Ucap Mrs. Isna dengan ramah.
"Ayo, siapa di sini yang mau jadi ketua kelas?" lanjutnya.
"DAFFA BUUU!"
"LALA!!"
"KAILAAA!"
"SAYA AJA BU!"
Semua murid di kelas melirik pada suara yang mengajukan dirinya sendiri.
"Ya kamu maju, Nama kamu siapa?" tanya Mrs. Isna
"Akmal Bu."
Bisa hancur kelas ini, jika Akmal menjadi ketua kelas. Ya tapi mau bagaimana lagi, hanya Akmal yang mau.
"Sekarang kamu pilih untuk jadi wakil, sekretaris, sama bendahara." suruh Mrs. Isna.
"Wakilnya Lulu."
"LAH BU JANGAN SAYA DONG." ucap Lulu protes.
"Udah terima aja, kan kamu cuma bantuin ketua kelas." balas Mrs. Isna.
"Bendahara nya Afrina sama Adzkia."
"Sekretarisnya Lala, udah bu."
"Sekretaris nya harus dua, Mal." ucap Lulu.
"Satu lagi Kaila aja deh."
"GAK MAUU!!" teriakku tak terima.
"Biar lo ada kerjaan, Kai." balas Akmal.
"kalau mau ada kerjaan, mendingan jadi wakil aja." ucap Lulu.
"Ya udah Kaila gantian sama lulu. Lulu jadi sekretaris, Kaila jadi wakil." jawabnya setelah terdiam beberapa detik.
"ITU LEBIH GAK MAU!!" ucapku lebih tak terima.
Akmal hanya terkekeh lalu menulis Nama-nama yang telah terpilih kepada Mrs. Isna.
Setelah itu kami semua diperbolehkan pulang.
"Kai, pulang bareng yuk." ajak Akmal. Namun aku tak mempedulikannya.
"Kai, lo marah?" tanya Akmal lagi. Dan aku hanya diam lalu berjalan cepat untuk mengejar Lulu dan Lala yang sudah berjalan lebih dulu.
"KAILA!" teriak akmal menyejajarkan langkahnya denganku.
"Gue bareng Dio, sana lo balik." jawabku. Terlihat dari raut wajah Akmal, jika ia kecewa mendengar jawabanku.
Setelah menuruni tangga, aku segera menuju ke gerbang luar. Dio sudah ada di sana.
"Kok cemberut? Kenapa?" tanya Dio. Aku tidak menjawab melainkan naik ke motornya, setelah itu Dio menjalankan motornya.
"kamu kenapa? Ada yang bikin kesel? Siapa orangnya?" tanya Dio bertubi-tubi.
"Akmal milih aku jadi wakil ketua kelas, padahal awalnya tuh sekretaris." jawabku. Dio tertawa mendengar jawabanku.
"Ih malah ketawa." cibirku seraya mencubit punggungnya.
"Kai, kadang kita harus bisa mimpin bukan harus dipimpin terus." ucapnya.
"Tapi kan, aku gak mau jadi sekretaris."
"Lebih berat lagi jadi ketuanya. Eh, tapi lebih beratan kamu deh."
"DIO IH!" ucapku memukul bahunya. Sedangkan Dio tertawa keras. Selanjutnya hanya ada keheningan hingga sudah sampai di rumahku.
"Fera? Lo kenapa nangis?" tanyaku terkejut ketika masuk ke kamar dan sudah ada Fera yang menangis.
---------
HALLOOO!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA GUYSSS!!
THANK YOU AND SEE YOU❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...