Ini adalah hari minggu. Kegiatan pertama ketika bangun tidur adalah membuka ponsel dan melihat ada notifikasi dari Dio itu lah yang aku tunggu.
Kak Nina
Kak Nina : Kaila
Kak Nina : Kaila, Dio koma
Kak Nina : Sekarang ada di RS. BaktiDEG
Aku membeku membaca pesan dari Kak Nina, Kakak kedua dari Dio. Dengan cepat aku beranjak dari kasur dan bergegas bersiap.
Sesampainya di rumah sakit yang dimaksud, aku segera mencari ruangan Dio. Tentu aku bersama kedua orang tuaku, Fera, dan juga Richard.
Aku membuka knop pintu perlahan seraya menutup mataku, takut melihat kondisi Dio. Ketika pintu terbuka, aku melihat Dio. Matanya yang tertutup di atas ranjang dengan perban dibeberapa bagian tubuhnya, dan juga selang di hidungnya.
Kak Nina dengan cepat memelukku.
"Sehabis Dio nganterin kamu pulang semalam, ada segerombolan anak yang lagi tawuran. Dan tanpa aba-aba mereka mukulin Dio pake benda tajam, Kaila." jelas Kak Nina dengan air mata yang menetes di pipinya.
Aku melepaskan pelukan kak Nina pelan lalu duduk di pinggir ranjang Dio, berharap dia membuka matanya seraya tersenyum kepadaku.
"Yo, bangun." ucapku lirih seraya menyentuh tangannya yang sangat dingin itu.
"Kai, lo belom makan. Ayo makan dulu. Kita ke kantin rumah sakit." Fera menepuk pundakku. Aku menggeleng lesu.
"Orang yang lagi koma itu sebenarnya sadar Kai, tapi dia gak bisa gerakin badannya bahkan buka matanya. Lo gak mau makan aja Dio tau, mau bikin Dio ngambek sama lo?" tanya Richard.
Akhirnya aku menurut untuk pergi ke kantin rumah sakit bersama Fera dan juga Naufal, adikku.
"Kak Dio kenapa?" tanya Naufal.
"Kak Dio lagi tidur Fal, nanti juga dia bangun. Naufal kalau lagi tidur pasti bangun kan?" Jawab Fera.
"Tapi kalau gak bang---"
"Kita doain supaya kak Dio cepet sadar ya." Naufal tersenyum lalu mengangguk. Setelah makan, aku dan Fera disuruh menjaga Ghasa, Naufal dan Atha. Kebetulan anak yang di bawah umur 15 tahun diperbolehkan masuk.
"Dek Atha jangan berisik dong." ucapku seraya menggendong Atha. Ide jahilku muncul, aku mendudukan Atha di badan Richard yang sedang tertidur di sofa.
Suara tawa Atha yang melengking membangunkan Richard dengan mudahnya.
"Untung anak kecil. Coba kalau lo yang duduk. Gue lempar lo ke neraka paling bawah!" dengusnya dengan melirikku kesal.
Aku terkekeh. Lalu Richard menggendong Atha dan mulai menjahilinya. Ghasa merengek karena ingin di gendong oleh Richard juga. Ia pun menggendong Atha di tangan kanannya dan Ghasa di tangan kirinya.
"Udah ya Kak Richard pegel nih." Atha dan Ghasa merengek ketika Richard berbicara seperti itu, seakan mereka paham apa yang Richard katakan.
"Abis ini pasti badan gue langsung kotak - kotak nih."
"Kalo kamu mau badannya kotak - kotak, gendong aku sekalian dong." ujar Fera.
"Gak. Kamu kan gendut, nanti yang ada tulang aku patah semua."
Aku mendengus kesal melihat mereka. Biasanya Dio akan menjahiliku ketika aku melihat Richard meledek Fera dengan kata gendut.
'Kamu mau juga aku ledek gendut? Makanya makan yang banyak. Ini mah makan roti setengah aja udah kenyang.'
Itu adalah kalimat yang selalu keluar dari mulut Dio ketika Richard meledek Fera gendut. Ah, aku rindu laki-laki itu.
"Woi, bengong mulu lo. Adek lo urusin nih." Richard mengejutkanku.
"Kan Atha lagi pengen sama kak Richard, yaudah turutin aja." jawabku.
"YAALLAH DIO KENAPA?!"
Aku terkejut ketika melihat siapa yang baru saja masuk dengan berteriak ke dalam ruangan Dio.
"Lo pikir ini tempat konser? Teriak-teriak mulu kerjaan lo!" ucap Fera. Setelah itu seorang laki-laki menyusul perempuan yang tadi berteriak.
"Eh Gim, mumpung lo dateng. Lo gantian nih gendong dua kurcaci ini." suruh Richard.
"Dania! Enak aja lo ngambil makanan gue!" cibir Fera ketika seorang perempuan yang tadi berteriak itu merampas makanan milik Fera.
"Oh iya. Kenalin gue Agim, kalo cewek rambut pendek pake kacamata yang tadi teriak itu Dania namanya." Laki-laki itu menghampiriku, mungkin dia sadar akan wajahku yang bingung. Aku hanya tersenyum, setelah itu kembali duduk dipinggir ranjang Dio.
Lelaki tersebut masih tahan tertidur dengan kondisi yang membuatku ingin memarahinya ketika dia bangun nanti.
"Yo, kamu kan dari tadi belum makan. Kamu gak laper? Biasanya kalau kamu laper, langsung makan tiga piring lebih." ucapku seraya memegang tangan kiri Dio.
"Gue tau siapa yang bikin Dio sampe kayak gini." Suara teman Dio membuatku langsung menatapnya.
"Siapa?"
"Orang yang gak suka kalau Dio pindah ke Wikrama. Mereka gak suka Richard sama Dio pindah, sedangkan lo tau sekolah Dio dulu sama sekarang itu musuhan. Seandainya ada lo Chard, lo juga bakal kena." jelas Agim dengan raut wajah serius.
"Jadi Dio sama Richard kayak penghianat gitu?" tebak Fera, Agim mengangguk.
"Iya, dan kita cuma bisa berdoa sekarang supaya Dio sadar, dan setelah itu Wikrama bakal balas dendam. Mana ada sih yang gak kenal Dio di Wikrama? Si biang masalah padahal om nya jadi kesiswaan." jelas Agim lagi.
"Dio mana ada rasa takut, kepala sekolah aja dia lawan." kekeh Dania.
"Ada."
"Siapa?"
"Yang paling Dio takutin itu kehilangan Kaila, karena dia itu alasan Dio nahan supaya gak balik kayak dulu. Suka ngerokok lah, tawuran lah." Jawab Richard dengan melirikku.
Karena terlalu asyik mengobrol. Ternyata Atha, Naufal, dan Ghasa sudah tertidur pulas. "Anak orang sampe tidur gini. Udah kayak denger dongeng aja." kekeh Agim.
"Jangan sampe si Ghasa kayak Kakaknya. Lo liat deh mukanya Ghasa sama Dio pas lagi tidur. Sebelas dua belas kan?"
"Gantengnya mirip banget sih, mamahnya ngidam apaan ya sampe Ghasa sama Dio cakepnya kebangetan." ucap Dania dengan memandang Ghasa takjub.
"Padahal Tante cuma ngidam lontong sayur." semua melihat ke arah pintu, ternyata itu ibu Dio. Dia datang dengan membawa makanan.
"Masa cuma ngidam lontong sayur Tan? Kok ganteng banget ya?" tanya Fera heran.
"Tante makan sambil nonton Sharuk Khan, jadi nya gini deh." semua terkekeh, pantas Dio ketika mendengar lagu India selalu menari tidak jelas.
"Dio nakal ya kalau di sekolah?" tanya Ibu Dio.
"Jangan ditanya Tan."
"Kepala sekolah aja dia lawan."
"Anak orang setiap hari babak belur."
Seketika ruangan ini dipenuhi tawa, lalu aku kembali melihat Dio. Kalau dia sadar, pasti dia akan marah-marah karena semuanya dibongkar oleh teman-temannya.
-----
HALLOOO!!!
MAAF YA AKU BARU UPDATE HEHE.
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN YA GUYS!
THANK YOU!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...