11. Jadian(?)

2.1K 111 10
                                    

Sekarang aku sedang berada di rumah sakit, hari ini adik laki-lakiku lahir. Aku yang memberinya nama, Muhammad Athafariz.

"CIE PUNYA ADEK LAGIII!!!" teriak Fera tepat di telingaku, karena terkejut aku spontan menarik rambutnya.

"Berisik" ucapku dengan menatap nya tajam.

"Dio mau ke sini." ucapnya dan aku hanya ber oh ria.

Tak lama Lala, Lulu, dan Afrina datang.

"Asik, adek lo nambah."

"Ya iya lah, masa berkurang." jawabku kesal.

Tak lama Dio datang bersama kekasih Fera, dan masih memakai seragam sekolahnya.

"Ngapain lo ke sini?" ucapku ketus.

Dio duduk di sampingku seraya menarik ujung celananya hingga selutut. "Mau liat adek ipar gue." jawabnya.

'sial, kenapa laki-laki ini selalu bisa membuatku terbang.'

Aku masuk ke dalam ruangan di mana ibu dan adikku berada, tentu Dio mengikuti langkahku.

"Assalamualaikum, Ma." ucap Dio.

'Sejak kapan dio memanggil mama ku dengan sebutan yang sama denganku?'

Dio meminta izin kepada ibuku untuk mengendong adikku.

"Awas jatoh." ucapku seraya membenarkan posisi mengendong Dio.

"Cocok dah." ucap Fanda, kekasih Fera.

"Iya lah cocok." jawab Dio percaya diri.

"Aduh dek, ganteng nya sama kayak abang Dio."

Tentu saja aku terkekeh mendengar ucapan Dio yang menurutku lucu, lalu aku menuju tempat teman-temanku dan ikut duduk bersama mereka.

"Dio belum nembak lo, Kai?" tanya Lala yang membuatku memukul tangannya. Lala hanya membalas dengan kekehan.

"Eh tapi beneran deh, lo cocok banget sama Dio." kali ini Afrina yang berbicara, aku hanya menjawab dengan deheman.

"Naufal mana?" tanya Dio. Dia sudah tidak menggendong adikku yang bayi.

Naufal? Ia adikku yang baru menginjak kelas empat Sekolah Dasar.

"Lagi diajak kak Fanda ke kantin rumah sakit." jawabku.

"Gue ke sana ya." aku menjawab dengan anggukan.

"PACAR GUE ILANG!" ucap Fera panik.

"Kak Fanda lagi sama Naufal ke kantin rumah sakit." jawabku ketika melihat Fera yang kebingungan mencari kekasih nya.

"Gue kira lagi ngegodain suster di sini." ucapnya seraya menghela nafas lega.

Tak lama Naufal, Dio, dan kak Fanda datang, tentu dengan Naufal yang memegang banyak sekali ice cream di tangannya.

"Banyak banget beli ice creamnya, buat aku dong satu." ucap Fera ketika Naufal sudah duduk.

"Kata kak Dio, ini buat dede bayi." aku melihat Dio yang tertawa mendengar jawaban polos Naufal.

Anak yang baru lahir tentu saja tidak boleh memakan ice cream, bukan?

Dio menduduki Naufal di pangkuannya, dengan posisi di sebelahku.

"Nanti Naufal sama dede Atha boleh kan main sama Ghasa?" tanya Naufal.

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang