14. Siapa Ira?

2K 85 13
                                    

Tak terasa ujian terakhir Ulangan Kenaikan Kelas sudah selesai, tak terasa juga waktuku belajar di sekolah ini tersisa satu tahun lagi. Dan aku akan memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin.

"Kelas sembilan, kita sekelas lagi Kai." Akmal menepuk bahuku, sungguh aku bosan dari Sekolah Dasar hingga sekarang selalu satu kelas dengannya.

Saat kelas sembilan memang akan kembali seperti kelas tujuh. Nama kelas, teman, dan akan kembali seperti kelas tujuh.

"Bosen gue sama lo mulu." jawabku.

"Tapi gue gak pernah bosen sama lo, Kai. Lo tetep Kaila yang gue kenal. Galak." ucapnya. Aku mencubit lengan Akmal, tapi laki-laki itu justru tertawa se akan itu candaan.

"Liat Lala gak, Mal?" tanyaku, ia mengangkat bahunya.

"Gak tau, lo cari aja di hutan." jawabnya santai.

Sungguh, aku sangat kesal pada temanku yang satu ini. menyebalkan. Namun aku nyaman di dekatnya.

Aku melihat ke lapangan, banyak temanku yang berkumpul di sana. Aku pun turun ke bawah untuk ikut berkumpul.

"KAILAAA!" terika Fina, teman sekelasku di kelas delapan. Dan kita akan terpisah karena di kelas sembilan ini kami beda kelas.

"Pokoknya nanti di setiap hari sabtu kita harus kumpul! Soalnya bakalan susah kalo udah mendekati ujian." ucap Nanda dan di setujui semuanya.

Fyi, aku memiliki sebuah geng. Bukan seperti yang kalian pikirkan, yang suka mencaci maki orang, atau sebagainya. Di geng ini juga terdapat laki-laki, nama geng kami adalah Ratol.

"Boleh bawa pacar?" tanya ku.

Semua melirik ke arahku. "Sejak kapan lo punya pacar, Kai?" tanya Yusuf bingung, dan aku lebih sering memanggilnya Ucup.

Aku terdiam, bingung harus menjawab apa. Apakah sekarang waktu yang tepat untuk memberitahu Dio pada sahabat-sahabatku ini?

"Iya, gue udah punya. Udah hampir tujuh bulan." jawabku sedikit ragu. Teman-temanku menatap sinis ke arahku, aku membalasnya dengan cengiran.

"HM TEMAN YANG SANGAT LAKNAT."

"SUNGGUH KEJAM KAU, FERGUSO."

"CUEKIN DIA SETAHUN GUYS."

"Nanti gue ajak dia sabtu ini deh, gue janji." ucapku pada akhirnya.

"Kalau bohong, nanti lo yang jadi pacar gue." jawab Dika, aku melamparnya dengan botol minumku.

-------

Aku sudah siap. Ini sabtu pukul sepuluh pagi, dan seperti yang sudah direncanakan, aku akan membawa Dio kepada teman-temanku, biar lah dia menjadi yang lebih tua. Karena memang dia naik menjadi kelas sebelas.

"Assalamualaikum." aku masuk ke dalam rumah Nanda dan diikuti Dio di belakangku.

"Eh bang." Ucup datang dan langsung bertos ria dengan Dio se akan mereka sudah kenal lama.

"CAKEP ANJIR COWOK LO KAII!" teriak Fina, dengan cepat Rizal menjitak kepala gadis itu.

Aku duduk dan Dio mengikuti. "Akmal gak ada?" tanya Dio membuka suara. semua menatap bingung.

"Akmal Lanara? Dia bukan bagian anak sini, biasa lah dia kan anak tongkrongan." jawab Rasya.

Dio mengangguk mengerti dan mulai berbaur bersama teman-temanku. Aku suka sifat Dio yang mudah berbaur dengan teman-temanku, ya walau berbeda usia.

"NIH  MAKAN MIE NYA!" teriak Lala penuh semangat sembari membawa sebaskom mie goreng yang segera dilahap habis oleh mereka.

Dio hendak mengeluarkan rokok namun aku tahan. "Disini cowoknya pada gak ngerokok. Sehari gak ngerokok, emang gak bisa? gak baik juga buat kesehatan, aku gak suka." tegurku

Lalu Dio membuang satu bungkus rokok dan korek ke tempat sampah, lalu dia kembali duduk di sebelahku dan mengelus kepalaku.

"Iya, aku bakalan berhenti ngerokok buat kesehatan aku sama kamu." jawabnya.

"HEH BERDUA PACARAN MULU! MAKAN SINI!"

Aku dan Dio menghampiri sekumpulan manusia kelaparan itu.

"Main bola yuk, mumpung masih jam segini." ucap Rizal semangat.

"Stres lo, baru makan juga. Nanti mati, tau rasa lo." jawab Fina asal.

Aku menyukai pasangan satu ini. Fina dan Rizal, mereka selalu mengobrol menggunakan bahasa - bahasa yang mungkin tidak ada romantisnya sama sekali.

"Jomblo bisa apa." ucap Dika ketika melihat aku dan Dio mengambilnya gambar bersama. Aku melemparnya dengan bantal.

"Cari lah, lo cakep juga." ujarku.

"Yuk main bola." seru Rasya dan di setujui oleh para laki-laki.

Lalu rumah ini seketika menjadi tempat perempuan yang mulai menggosip. Tidak mungkin ketika sedang kumpul bersama teman tidak ada yang namanya menggosip kan? Aku mengakui hal itu.

"Akmal gimana, Kai?" tanya Lala.

"Masih hidup kok. " jawabku santai. Lala menunjukkan jari tengahnya.

Tak lama suara riuh laki-laki mulai terdengar, tandanya mereka sudah selesai bermain bola.

"Ujan-ujanan terus! Entar lo sakit gue yang susah!" bentak Fina seraya mengeringkan rambut Rizal menggunakan handuk.

'kasian amat si Rizal, tiap hari KDRT mulu sama Fina.' pikirku.

Baru saja aku ingin bicara, Dio memotongnya lebih dulu. "Tadi ujannya gak besar kok. Rambut nya doang yang basah." Aku mengiyakan saja.

"Tuh Fin liat napa, si Kaila aja gak marahin Dio. lah elo marah-marah mulu kayak nenek-nenek pengen gigi emas." ucap Rizal dengan memanyunkan bibirnya kesal.

"Masih mending lo ada yang merhatiin, lah gue Zal. Cewek aja kagak ada!" celetuk Dika seraya memainkan ponselnya.

"Pacaran aja sama hp lo." sindir Lulu.

"Emang lo punya?" balas Dika.

"Ribet banget lo. Ikut campur urusan orang aja." ucap Rasya.

"Udah sih tenang aja, ada Lala sama Afrina ini. Santai aja napa." ucap ucup.

Aku lalu diam-diam membuka ponsel Dio karena sedari tadi ponselnya berbunyi, selagi Dio sedang pergi ke warung bersama Dika.

Karena penasaran aku membuka obrolannya bersama Fera.

Fera Luna

Fera : bilangin ke Kaila gue lagi di jalan.
(read)

Fera : bilangin Kaila gue beli makanan dulu.
‎ (read)

Fera : bilangin Kaila gue kejebak ujan di jalan.

Dio : EH BANGSAT BISA GAK SI LO CHAT SI KAILA AJA.

Aku menahan tawaku ketika membacanya. Namun pandanganku teralihkan karena muncul notifikasi dengan nama 'Ira'.

Who is she? batinku.

Ira Caefa 🐀

Ira : DIO!

Ira : sore temenin gue ke gramed biasa ya.

Ira : jam 4 ok!

Ira : lo jemput gue aja kayak biasa.

'lo jemput gue aja kayak biasa.'

kalimat itu se akan menunjukan kalau Dio dan Ira sering berpergian berdua. Tentu saja aku tidak mau berfikiran negatif terhadap Dio, bisa saja itu saudaranya atau temannya. Entahlah.

--------

HOLLLAAA!!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA GUYSSS!!!
SEE YOU AND THANK YOU❤️

Cold Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang