Hari ini paskibra dari sekolahku akan tampil pada pukul sembilan tepat, kebetulan aku membantu untuk make over temanku yang akan ikut lomba. Tidak terlalu berlebihan hanya dipoles bedak dan sedikit lipstick untuk yang perempuan agar tidak terlalu terlihat pucat.
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul sembilan tepat. Pasukanku sudah siap tampil, aku menyaksikan mereka dari pinggir lapangan. Lima belas menit setelah mereka tampil, aku menuju barak tempat pasukanku.
''Dek, ini konsumsi nya.''
Aku pun menoleh kebelakang, ternyata itu Dio.
''Gak bisa angkatnya, berat'' keluhku.
Lalu Dio membantuku membawa konsumsi ke barakku yang berada di lantai dua.
''Makasih, Kang.'' Dio hanya membalas dengan senyuman lalu pergi.
Aku pun izin ke pelatihku untuk membeli makanan sekaligus menyaksikan sekolah lain tampil.
''Dari tadi ada yang fotoin lo mulu tuh.'' ucap Lala tiba - tiba.
Lala menunjuk ke arah pinggir lapangan sebelah kanan. Seorang pemuda yang memakai baju panitia lomba, aku menyipitkan mataku untuk melihat lebih jelas siapa yang dimaksud Lala.
Dia lagi.
''Biarin aja, mungkin dia fans gue.'' ucapku tidak terlalu memperdulikan Dio.
Sekarang waktunya istirahat, sekolah selanjutnya akan tampil. Aku duduk dekat pepohonan karena memang hari ini cuaca nya sangat panas.
''Minggir dong'' ucap seseorang.
''Lo lagi lo lagi! Suka banget sih lo ngikutin gue.'' ucapku dengan menatap ke arah Dio yang dengan santai duduk di sebelahku, sedangkan di situ ada Lala yang terjepit karenanya.
''Ini kan sekolah gue, kenapa lo yang ribet?'' jawabnya santai seraya meminum minuman yang sedari tadi ia pegang.
Aku mendengus kesal mendengar nya, ketika ingin berdiri tanganku ditahan olehnya.
''Foto dulu sama gue.'' ucapnya seraya memberi kamera yang ia kalungkan di leher nya kepada Lala. Dengan terpaksa aku foto bersamanya. Setelah selesai berurusan dengan nya, aku segera beranjak pergi meninggalkannya.
''Pengumuman juara jam empat sore nanti ya!'' ucapnya dengan berteriak.
Sekarang sudah jam empat tepat.
Jantungku berdebar kencang ketika sekolahku mendapatkan juara satu. Salah satu panitia memberi piala berukuran dua meter kepada adik kelasku.
''Selamat ya!'' ucap Dio ketika aku sedang mengambil gambar bersama adik - adik kelasku. Aku menggangguk dengan tersenyum tipis.
''Foto yang tadi, nanti gue kirim lewat instagram ya.'' ucapnya lalu pergi.
Setelah pembagian juara, aku sampai di rumah sekitar jam tujuh malam. Aku segera membersihkan diri. Ketika sudah selesai, terdapat notifikasi dari instagramku. Ternyata dio mem-posting foto kami yang tadi.
Dengan caption 'Im perfect with you.'
Setelah itu, aku membuka pesan di instagram darinya. Dio mengirimkan banyak sekali foto - fotoku sewaktu di sana. ada saat aku sedang tertawa, manyun, melamun, dan masih banyak lagi.
Dio Aghasa : tuh fotonya.
Aku tidak membalas pesannya karena aku akan pergi ke supermarket menggunakan motorku.
Sesampainya di sana, aku membeli beberapa makanan ringan dan eskrim. setelah membayar, aku melihat banyak remaja lelaki di sebrang supermarket yang tertawa dan memainkan gitar seraya merokok.
Dan salah satunya ada Dio. kenapa aku bisa tahu? Karena dia meneriaki namaku dari sebrang sana. Aku pun melihat dia berdiri dan berjalan ke arahku.
"Dipanggil malah diem aja." ucapnya sambil menginjak rokok dengan kakinya.
"Gak denger." ucapku berbohong.
Dia terkekeh. "Gak denger tapi nengok, rumah lo di sini? Mau gue anter gak?" tawar nya.
Aku menggeleng. "Lo mau anterin gue? Sedangkan gue bawa motor." jawabku acuh.
"Gue anter lo pake motor lo, simple kan?" ucapnya lalu merebut kunci motor dari tanganku.
"Ayo naik."
Dengan sangat terpaksa aku pun pulang ke rumah dengannya, menggunakan motorku.
"Kan kalo sama gue, lo jadi aman." ucapnya percaya diri.
"Se-aman apa?" ucapku menantang.
Lalu dia menambah kecepatan motorku.
"Apa-apaan sih lo?! Gue gak mau mati konyol gara-gara lo." ucapku dengan memukul punggungnya. Dia tertawa, padahal tidak ada yang lucu sama sekali.
"Ini rumah lo? Boleh dong gue setiap hari main ke sini." ucapnya sambil mematikan mesin motor.
"Gak." jawabku ketus.
"Sana pulang!" usirku lagi.
Lalu dia pergi.
"DIO MOTOR GUE!!" teriakku.
Dia pun membalikkan arah kembali ke rumahku.
"Gue lupa hehe. Padahal kalo lo lupa, tadi nya mau gue jual nih motor." ucapnya seraya memasukan motorku ke garasi. Setelah itu dia berpamitan kepadaku.
"Lo ke depan naik apa?" tanyaku bingung
Sebenarnya aku kasihan. Hanya saja, karena kejadian tadi, aku menjadi kesal kepadanya.
"Gue? Pake kaki. Kendaraan paling murah yang gak perlu bayar." ucapnya lalu pergi.
Setelah h memastikan dia benar-benar pergi, aku segera beranjak masuk ke dalam rumah.
--------
HOLLAAAAA!!!!!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA GUYS.
MAKASIIIII💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl
Teen FictionNamanya Aghasa Bhimasema, biasa dipanggil Dio. Bingung kan? nama dengan nama panggilannya tidak nyambung sama sekali. Memang aneh, sama seperti orang nya. Ia anak paskibra yang tampan, menurutku. Aku, Kaila Sherly Sifabella atau bisa dipanggil Kai...