[Belum direvisi. Masih banyak penggunaan kata yang salah]
Tidak perlu mengungkapkan rasa
Karena kita saling merasa hal yang sama
Tidak perlu berkata cinta
Karena kita saling jatuh cinta
Empat syarat dalam cinta yang begitu sulit, yaitu
mengungkapka...
Jika memang takdir kemana pun kita pergi, jarak kita akan tetap dekat. -Wulan-
xxxxxxxxxxxxxxxxx
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VESPA matic berwarna silver akhirnya terparkir rapi di garasi, seorang gadis yang menggenakan seragam putih abu-abu yang sudah sedari tadi mengendarai motor tersebut akhirnya turun lalu melangkahkan kakinya berjalan masuk ke dalam rumah.
Sempat langkahnya terhenti karena fenomena langit yang menarik perhatian dirinya, seperti biasa Wulan akan mengabadikan fenomena tersebut dengan kamera ponselnya jadi jangan salah kalau ponsel Wulan hampir penuh memorinya hanya penyimpanan foto tentang langit.
"Aku pulang!" Serunya saat sudah berada di dalam ruangan.
Minuman yang di bungkus plastik yang sedari tadi ditengtengnya di taruh di atas nakas yang ada pada ruang tamu kemudian dia melempar tubuhnya pada sofa coklat empuk sembari menghela napas berat. Tangannya kini sibuk mengutak-atik ponselnya dengan tatapan fokus, menggeser-geser layar melihat postingan teman-teman media sosialnya.
"Yaampun Wulan! Baru pulang sekolah udah main hape aja, ganti baju aja belum, dasar!" Terdengar suara umpatan seseorang yang sudah tidak asing lagi pada pendengaran Wulan.
Wulan memutar bola matanya. "Baru pulang dimarahin, ngajak adu bacot? Sabar kek bun, Wulan capek." Wulan menhela napas, "btw bunda mau starbuck?" tanyanya seraya menunjuk minuman yang ada di atas meja.
Cempaka--bunda Wulan menggelengkan kepalakan berkacang pinggang. "Enggak, taruh aja di kulkas buat adik kamu." Balasnya, Wulan mengangguk.
"Sudah ganti baju kamu, lalu makan, abistu tidur siang, belajar, jangan main hape aja!" Pinta Cempaka dengan nada yang tegas.
Wulan terkekeh. "I-iya bunda Wulan yang paling cantik dan paling bawel." Ungkapnya.
Cempaka menghela napasnya, "nanti kamu jemput adikmu ya, Om Dhanan ga kerja, dan ayahmu sedang ada meeting." Perintahnya lagi kepada putrinya.
"Gak ah." Sahut Wulan dibalas pelototan oleh bundanya, menurut Wulan kalau wajah bundanya sedang marah terlihat sangat seram dan mengerikan, tapi tentu Wulan akan tetap menyanyangi bundanya tersebut bagaimana pun wanita itu marah juga demi kebaikan Wulan.
Cempaka menatap sengit ke arah Wulan sembari menghela napas. "Yasudah, nanti kamu selesaian semua pekerjaan rumah yang belum beres, seperti nyuci, nyetrika, ngepel, dan masih banyak lagi biar bunda yang jemput adikmu." Katanya membuat Wulan melotot.
Wulan menghela napas pasrah. "I-iya nanti Wulan yang jemput adik." Sahutnya dengan nada malas.
"Cakep." Cempaka mengancungkan jempol ke arah Wulan, gadis itu membalas dengan senyuman tipis.