Lo cuma masa lalu bagi Wulan, jadi gue berhak menjadi calon masa depannya, karena masa lalunya harus dilupakan! '
-Yudi-xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
AKHIRNYA Yudi berhasil mengelilingi lapangan sebanyak 40 putaran, seragam putihnya kini terlihat basah karena keringat yang bercucuran, mengelilingi lapangan sebanyak empat puluh putaran itu banyak menguras tenaga membuat Yudi merasa lelah lalu memilih duduk pada kursi pojok lapangan.
Pandangan matanya lurus mengarah depan sesekali menghela napas berat, tenggorokannya merasa kering dan haus, niatnya sih dirinya ingin pergi ke kantin namun karena kakinya terlalu penat untuk bangkit dari kursi membuat dia mengurungkan niatnya.
Seketika dia labil karena merasa kehausan yang luar biasa, dengan terpaksa dia harus bangkit dari kursi lalu melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju tempat dimana dia bisa membeli sebotol air minum.
"Empat ribu." Ujar pedagang kantin menjawab pertanyaan dari Yudi.
Yudi kemudian merogoh saku bajunya dan memberi selembar uang pas kepada wanita paruh baya yang sedang berada di depannya. Dengan cepat, Yudi langsung memutar tutup botol itu sampai terbuka dan menenguk minumannya hingga air pada botol tersebut sudah tidak tersisa.
"Segarnya."
Dia kini terpaku diam, duduk di kursi kantin sambil berpikir, percuma jika dia masuk kelas karena sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi, jadi tidak ada salahnya dia berdiam diri pada tempat yang nyaman ini. Matanya kini memandang lurus menatap kosong, pikirannya melintas kepada Wulan membuat senyuman tipis muncul pada wajahnya.
Dia masih bingung hal apa yang menyebabkan dirinya terus saja memikirkan gadis itu hingga setiap detik yang ada membuat Yudi ingin selalu melihat gadis tersebut.
Cinta?
Entahlah, Yudi masih belum mengerti apa arti cinta yang sebenarnya dan dia juga belum terlalu tahu sebuah perasaan ini yang disebut 'cinta' (?) Sudah lupakan, ini bukan hal penting bukan?
Pandangannya buyar ketika mendapati sebuah pukulan yang mendarat pada pipi kanannya membuat Yudi reflek terjatuh ke lantai karena terkejut, kening Yudi mengkerut, dia sangat kaget kenapa pria yang kini berdiri di hadapannya memukul dirinya.
"Bangun lo!"
Yudi mencoba bangun dengan perlahan sambil memegang pipi kanannya yang terkena pukulan itu. "Maksud lo apa mukul gue?!" Teriak Yudi tidak terima.
Arjuna, pria yang tadi menghantam Yudi kini tertawa hambar, "lo nanya maksud gue apa?!" Pria itu kemudian memekik membuat Yudi kesal tidak terima, pria itu sudah menghantamnya tidak jelas lalu berteriak kepadannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y & W [END]
Novela Juvenil[Belum direvisi. Masih banyak penggunaan kata yang salah] Tidak perlu mengungkapkan rasa Karena kita saling merasa hal yang sama Tidak perlu berkata cinta Karena kita saling jatuh cinta Empat syarat dalam cinta yang begitu sulit, yaitu mengungkapka...