XXXII. NGAMBEK

618 91 7
                                    

Aku ngambek cuma ingin melihat seberapa besar usaha kamu untuk mengembalikan senyumanku. -Wulan-

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

KALAU Yudi bisa pulang memboceng perempuan lain berarti Wulan juga bisa pulang dibonceng lelaki lain seperti saat ini, Wulan diantar pulang oleh seorang lelaki dewasa yang memakai jaket hitam berpadu hijau dengan helm berwarna senada ya, dia adala...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KALAU Yudi bisa pulang memboceng perempuan lain berarti Wulan juga bisa pulang dibonceng lelaki lain seperti saat ini, Wulan diantar pulang oleh seorang lelaki dewasa yang memakai jaket hitam berpadu hijau dengan helm berwarna senada ya, dia adalah Mas Gandi yang merupakan seorang gojek yang akan membawa Wulan kembali ke rumah. Tidak apa-apa tukang gojek yang penting jenis kelaminnya laki-laki.

Setelah gojek itu pergi, Wulan pun melangkahkan kakinya dengan berat karena rasa cemburu, kesal, dan amarah masih menyelimuti dirinya. Wulan melihat ke atas nampak langit yang berwarna gelap karena awan hitam yang menyelimuti di sana.

Langit seakan mengerti perasaan Wulan, setelah menghela napas panjang, gadis itu pun akhirnya masuk ke dalam rumahnya dan menemukan bundanya sedang membaca majalah di ruang tengah, "aku pulang."

Cempaka mengangkat wajahnya memandangi putrinya itu, "hmm...Wulan, bunda mau bicara sama kamu." Katanya.

Wulan mengangguk lantas berjalan mendekati bundanya dan ikut duduk di sofa empuk yang terdapat di ruangan tersebut, "ada apa bun?" Wulan bertanya.

"Tadi Bibi Sinta bilang sesuatu ke bunda..." Bibi Sinta yang dimaksud Bundanya adalah pedagang warteg yang ada di sekitar kompleks rumah Wulan dan jangan lupa mencoba karena rasa makanannya juara.

"Bi-bilang apa?" Tanya Wulan seraya mengangkat kedua alisnya.

"Kamu dibonceng sama cowok, siapa cowok itu? Pacar kamu?" Tanya Cempaka to-the-point yang membuat  Wulan membeku, dirinya merasa menyesal sebab Wulan tidak cerita lebih dulu ke bundanya dan Wulan menduga bahwa bundanya akan marah.

"Anu--"

"Jujur saja sama bunda, jujur." Ujar bundanya bak polisi yang sedang meninterograsi para tersangka.

Setelah menghembuskan napas Wulan akhirnya menjawab, "iya, dia pa-pacar aku bun. Itu yang sebenarnya waktu itu ingin aku ceritain tapi ga jadi." Sahut Wulan.

"Namanya siapa?"

"Yudi Pranata Angkasa."

Cempaka membisu.

"Bunda ma-marah, kalau aku punya pacar?" Tanya Wulan kepada bundanya.

Cempaka menghela napas, "bunda gak marah, tapi bunda ga suka kalau kamu rahasia-rahasian." Ujar wanita paruh baya tersebut.

Y & W [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang