IX. TERLAMBAT

1.1K 151 4
                                    

Terkadang dari kesialan mendatangkan kebetulan yang menyenangkan.
-Wulan-

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

SETELAH memarkir sepeda motornya dengan benar, Yudi turun dari kendaraannya lantas berjalan dengan langkah gusar menyusuri bagian sekolah yang paling dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SETELAH memarkir sepeda motornya dengan benar, Yudi turun dari kendaraannya lantas berjalan dengan langkah gusar menyusuri bagian sekolah yang paling dalam.

Pikiran pria itu melintas kepada pesan yang dia kirim kepada Wulan tadi malam, dia merasa takut, bahwa pesannya tidak dibalas oleh Wulan karena merasa risih dengan pesannya sehingga Yudi takut untuk mengecek ponselnya. Dia merasa menyesal, seharusnya dia tidak perlu mengirim pesan bodoh itu.

Memalukan.

Satu kata itu berhasil memenuhi isi kepala pria yang sedang menepuk dahinya berkali-kali dengan agak keras.

Hingga semua pikirannya yang melintas membayangkan semua hal tentang pesan itu buyar karena mendengar suara berat yang memanggil dirinya, Yudi langsung menoleh ke arah belakang mendapati Larva yang sedang berlari mendekatinya.

Yudi menggelengkan kepalanya lantas kembali melihat ke arah depan dan melanjutkan langkah kakinya membuat Larva kembali memanggilnya. "Yudi tunggu!" Teriaknya.

Mendengar hal itu, Yudi lalu terdiam membuat Larva menabrak punggung pria itu karena Yudi menghentikan langkahnya mendadak saat Larva masih berlari mengejarnya, "aw!" Larva meringis kecil. Yudi tak berkutik dan lebih memilih diam untuk saat ini.

Larva memoncongkan bibirnya, tangannya sibuk mengusap kepalanya yang terbentur tadi. "Sakit tau!" Protesnya kepada Yudi.

Yudi menoleh ke samping, "gak peduli!"

Larva mendengus. "Jahat banget lo kintil! Kapan sih lo baik ama gue? Gue kan ga pernah jahat ke lo." Ujar Larva dramatis.

Yudi ingin rasanya tertawa mendengarkan kata-kata menjijikan yang dilontarkan oleh mulut temannya. "Lebay banget lo ulat!" Umpat Yudi.

Larva menghela napas. "Pdktnya lancar?" Pertanyaan yang diucapkan oleh Larva membuat Yudi spontan kaget, kelopak matanya melebar menatap Larva dengan sengit.

"Pdkt apaan?!"

Larva tertawa mendengar ucapan Yudi yang terkesan ngegas. "Sans, gausah ngegas gitu dong. Yang santai di sayang gebetan." Larva kembali menggoda Yudi membuat Yudi mendengus kesal.

Y & W [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang