XVIII. PENJELASAN

821 110 9
                                        

Jika takdir sudah berkata bahwa kita akan selalu bersama maka
kita akan sulit untuk dijauhkan, jika.
-Wulan-

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

DENGAN langkah gontai, Wulan menelusuri koridor sekolah yang terlihat sepi, napas derunya terbang bersama udara saat dia menghembuskannya sebelum gadis tersebut masuk ke dalam kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DENGAN langkah gontai, Wulan menelusuri koridor sekolah yang terlihat sepi, napas derunya terbang bersama udara saat dia menghembuskannya sebelum gadis tersebut masuk ke
dalam kelasnya.

Hanya ada beberapa murid yang sedang piket disana dan beberapa murid yang sibuk mengerjakan tugas yang belum sempat mereka selesaikan di rumah, karena mengerjakan di rumah hanya membuat mata dan otak mereka lelah.

Setelah menaruh ranselnya di atas meja dan mengucapkan selamat pagi kepada Tera yang masih pagi sudah membaca novel terbarunya, Wulan langsung duduk di kursinya lalu menopang dagunya dengan tangan kanan.

Gadis itu sedang menunggu kehadiran Larva, dia butuh jawaban hari ini, dia butuh jawaban tentang alasan Yudi yang menjauhi dirinya.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Empat detik

Dua puluh menit.

Tepat pada 20 puluh menit, Larva datang dengan langkah tergesa-gesa menuju kelas melihat kehadiran Larva, Wulan langsung beranjak bangun dari kursi dan menghampiri pria yang sedang mengatur napas tersebut.

"Larva!" Wulan memanggil Larva membuat pria tersebut langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Heh, Wulan." Sahut Larva seraya memamerkan sederet giginya dengan tawa kecil.

Wulan berdeham kecil sebelum membuka bicara, "gimana?"

"Gimana?"

"Gimana, lo udah nanya ke Yudi alasan dia ngejauhin gue?" Tanya Wulan dengan lebih detail.

Larva mengangguk, "udah dong."

Wulan membelak sambil mengatur napasnya, "ceritain!" Pinta Wulan dengan wajah memelas membuat Larva mengikik.

"Jadi Yudi menjauh dari lo itu karena satu alasan, Yudi cemburu sama lo." Sahut Larva sembari tersenyum miring.

"Cemburu?" Wulan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Larva makanya gadis itu kembali bertanya meminta informasi yang lebih jelas, lengkap dan detail.

Larva menarik napas lalu dihembuskannya mencoba mengingat-ngingat. "Beberapa hari yang lalu Yudi pergi ke lapangan indoor buat ngambil bola basket dan katanya tanpa sengaja lihat lo pelukan ama siapa namanya itu Banana ya? Atau siapa lah itu."

"Banana? Maksud kamu Arjuna?"

"Nahh iya, Arjuna." Ujarnya, "dia mungkin berpikir kalau lo pacaran sama cowok itu."

Y & W [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang