Dulu aku pernah terluka, tapi aku berharap bersamamu aku hanya mendapatkan cinta tanpa adanya luka
-Wulan-xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
LANGIT adalah salah satu semesta yang tidak membutuhkan banyak warna untuk menarik perhatian, hanya warna biru dengan putih yang kadang menghiasinya kelabu dan hitam juga pernah menyelimutinya saat suasana mendung, suasana dimana rintik-rintik hujan akan turun membasahi bumi, menimbulkan 7 warna indah yang tipis namun sementara, yang membuat gadis itu, menyukai segala hal yang berada pada langit.
Namun pukul 06.27 am, matahari masih dengan malu-malu untuk menunjukan dirinya dari sebelah timur, sehingga langit masih belum benar-benar terlihat biru, awan masih terlihat tipis dan belum terlihat banyak, hanya sebuah kabut yang menyelimuti tubuh gadis berambut panjang yang baru saja turun dari sepeda motornya.
Gadis itu menatap sekelilingnya, parkir sekolah masih terlihat sepi hanya beberapa kendaraan yang terjejer rapi di sana, matanya kemudian melirik ke arah gedung bertingkat yang merupakan tempat dia menuntut ilmu selama 3 tahun. Tepat hari ini, gadis itu, Wulan Gerhana Amara, menginjak kelas 12.
Wulan menatap arloji putih yang melingkar di pergelangan tangan kirinya seraya menghembus nafas gusar "Reva sama Niki kok belum dateng sih? gue disuruh biar buru-buru otw eh malah mereka belum dateng, najis" omelnya.
Gadis itu mengambil benda mungil berbentuk persegi dari saku bajunya, menekan beberapa huruf yang terpapar dari keyboard ponselnya, mengetik geram lalu mengirimkan pesannya kepada dua temannya yang bisa dibilang pintar tapi gila.
Daripada bosan menunggu dua temannya tersebut, Wulan memilih melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung sekolah, gadis itu berniat naik ke atas rooftop sekolah untuk melihat pemandangan sunrise yang menakjubkan dan menyejukan mata pada pagi hari dan tentu, Wulan tidak akan membiarkan kesempatan yang indah itu dilewatinya.
Langkah Wulan terhenti saat dirinya suah berada pada tempat tujuan, pandangannya lurus ke depan menatap seorang pria yang mengenakan seragam yang sama dengannya, Wulan mengangkat sebelah alisnya, penasaran apa yang dilakukan oleh pria itu. Wulan memiliki firasat buruk, jangan-jangan pria itu adalah hantu (?) Atau pria itu akan loncat dari gedung karena ingin jadi hantu (?)
Ah sudahlah lupakan tentang hantu, jangan-jangan pria itu ingin mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari ketinggian, Wulan tidak bisa tinggal diam, dia harus mencegah hal buruk yang terjadi di depan matanya.
Wulan mengikuti langkah pria itu dengan perlahan-lahan layaknya detektif yang menyelidiki sebuah kasus atau lebih tepatnya seperti seorang maling yang takut tertangkap basah. Wulan semakin menduga-duga pria itu memang ingin mengakhiri hidupnya, karena pria tersebut berdiri di ujung rooftop sembari merentangkan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y & W [END]
Teen Fiction[Belum direvisi. Masih banyak penggunaan kata yang salah] Tidak perlu mengungkapkan rasa Karena kita saling merasa hal yang sama Tidak perlu berkata cinta Karena kita saling jatuh cinta Empat syarat dalam cinta yang begitu sulit, yaitu mengungkapka...