[Belum direvisi. Masih banyak penggunaan kata yang salah]
Tidak perlu mengungkapkan rasa
Karena kita saling merasa hal yang sama
Tidak perlu berkata cinta
Karena kita saling jatuh cinta
Empat syarat dalam cinta yang begitu sulit, yaitu
mengungkapka...
Kembali, untuk memiliki hatinya lagi. -Poppy Kirana-
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANGINberembus menerpa rambut mereka berdua yang sedang duduk di atas rooftop, matahari yang perlahan muncul menampilkan sebuah sinar yang memantul ke arah mereka. Mereka berdua sudah berjanji untuk datang lebih awal ke sekolah, agar bisa menikmati keindahan sunrise bersama.
Ujung bibir mereka tertarik ke atas menimbulkan bentuk lengkung yang sempurna. "Walaupun sudah setiap hari aku melihatnya, aku tidak pernah bosan saking indahnya." Wulan memecahkan keheningan.
Yudi memandangi Wulan lantas mengangguk.
Detik berikutnya, Wulan tertawa membuat Yudi mengangkat sebelah alisnya pertanda bahwa pria tersebut bingung, "kenapa?" Tanyanya.
Wulan masih tertawa, "enggak. Cuma aku merasa senang aja. Waktu, benar-benar dapat merubah segalanya dalam sekejap. Mulai dari kita tidak mengenal lalu beberapa hari kemudian dan saat ini kita malah jadian, benar-benar tidak menyangka dan sulit ditebak." Jelas Wulan diiringi senyuman.
"Benar sekali ya, waktu dapat mengubah segalanya dalam sekejap dan sangat sulit ditebak." Katanya seraya terkekeh.
Wulan mengangguk-anggukan kepalanya lalu memandangi sunrise kembali dengan diiringi senyuman kecil di bibirnya. "Waktu akan selalu berputar tanpa mengenal lelah, dan aku juga ingin hubungan kita selalu berjalan tanpa mengenal kata berpisah."
Yudi tersenyum, "aku juga ingin hubungan kita seperti itu." Ujarnya lantas mengacak rambut Wulan dengan perlahan.
Deg!
Pipi Wulan tiba-tiba menjadi merah merona, tubuhnya membeku, jantungnya berdegup, berdetak tidak karuan. Baper? Iya, mungkin gadis itu sedang bawa perasaan sekarang saat menyadari Yudi yang mengacak rambutnya.
"Eh maaf, gak bermaksud." Ucap Yudi yang menyangka bahwa perbuataanya tadi akan membuat Wulan marah.
Wulan menghela napas berat, "aku kan sudah pernah bilang, kalau gak ada salah ga perlu minta maaf." Sahutnya berdecak.
Yudi hanya terkekeh mendengarkannya.
Tidak ada percakapan lagi setelah itu, keheningan menyelimuti mereka berdua, mata mereka sibuk mengarah matahari yang sudah nampak di atas langit dan detik berikutnya sunrise selesai namun mereka masih terdiam di atas rooftop.
Beberapa saat kemudian Yudi memecahkan keheningan, "ayo ke kelas." Ajak Yudi sembari menarik lengan Wulan dengan pelan membuat gadis itu mendongak. Hati gadis itu kembali berdetak pada ritme yang tidak seharusnya.
"A-ayo." Sahut Wulan dengan terbata.
Wulan pun mengikuti langkah Yudi yang sedang memegang tangannya, Wulan merasakan suatu kehangatan, lelaki itu seakan saat ini akan membuat Wulan mati di tempat karena serangan jantung.