[Belum direvisi. Masih banyak penggunaan kata yang salah]
Tidak perlu mengungkapkan rasa
Karena kita saling merasa hal yang sama
Tidak perlu berkata cinta
Karena kita saling jatuh cinta
Empat syarat dalam cinta yang begitu sulit, yaitu
mengungkapka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"LEPASIN!"
Wulan merengek beberapa kali saat dirinya dipaksa mengikuti langkah Arjuna yang mengajaknya pada halaman belakang sekolah yang sekarang terlihat sangat sepi.
Baru saja mereka berdua sampai pada tempat itu, Arjuna langsung memojokan Wulan ke arah tembok, wajah mereka semakin mendekat membuat Wulan langsung mendorong tubuh Arjuna dan hendak pergi tetapi tangannya langsung dicekal erat oleh lelaki yang kini ada disebelahnya.
"Mau lo apasih?!" Pekik Wulan tidak terima atas perlakuan dari Arjuna.
"Mau kamu." Gombal Arjuna dengan nada sok manis membuat Wulan ingin sekali menendang pria itu jatuh pada segitiga bermuda.
Wulan berdecak kesal saat Arjuna kembali memojokan dirinya, wajah Arjuna kembali mencoba mendekati wajah Wulan membuat Wulan kehabisan kesabarannya lalu menampar pipi lelaki itu hingga Arjuna meringis kesakitan.
"DASAR COWOK GENIT!" Umpat Wulan meneriaki indra pendengaran Arjuna sampai membuat telingganya memerah. Beberapa menit kemudian Wulan kembali hendak pergi meninggalkan pria tersebut namun lagi-lagi dia dicegah.
"Kenapa kayaknya lo benci banget sih sama gue?"
Wulan tertawa hambar mendengarkan ucapan yang dilontarkan oleh Arjuna. "Orang kayak lo emang pantes buat dibenci bukan dicintai!" Wulan kembali mengumpat.
"Gu--"
"Gausah ngomong lagi!"
"Gue udah beberapa kali minta maaf ke lo, gue ga bermaksud ngegantung perasaan suka lo ke gue dan ninggalin lo demi cewek lain!" Jelas Arjuna dengan nada cepat.
"Gue ga butuh penjelasan lo, semua udah basi! Gue minta lo pergi dari kehidupan gue, gue muak!"
"Ta-tapi gue sayang sama lo."
"Basi!" Setelah Wulan berteriak kencang seakan mengalahkan gemuruh petir yang sedari tadi berbunyi, gadis itu langsung berjalan acuh meninggalkan Arjuna yang sedang mengacak rambutnya frustasi.
Air mata tiba-tiba menetes melalui pelipisnya, kenapa lelaki yang dulu pernah membuat goresan luka di hatinya timbul harus kembali dengan rasa tidak bersalah karena sudah menggantung perasaan gadis itu.
Wulan benci pria itu.
Wulan benci dirinya sendiri yang dulu pernah kenal dan mencintai lelaki buaya macam dia. Lelaki yang selalu melontarkan kata-kata manis setiap hari lalu menggantung perasaanya dan akhirnya jadian dengan perempuan lain.