Thalita 9

1.5K 64 0
                                    

Saat ini Thalita sedang berdiam diri dibalkon kamarnya lebih tepatnya ia sedang termenung entah apa yang ia pikirkan, kemudian ia mendengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

"Sayang, udah tidur belum? Kalau belum mamah masuk ya?" Fina mengetuk pintu anak sematawayang nya itu.

"Belum ko mah, masuk aja" ucap Thalita setengah berteriak karna ia sedang berada di balkon takut mamahnya tidak mendengarnya kalau ia tidak berteriak.

"Kamu kenapa di balkon sih sayang malem malem gini? Gabaik buat kesehatan kamu kalau kena angin malem, sini duduk disini sama mamah" ucap Fina sambil menepuk nepuk kasur disampingnya dan Thalita hanya mengangguk kemudian duduk di tempat yang di minta mamahnya itu.

"Ada apa mah?" Tanya Thalita setelah ia duduk disamping mamahnya.

"Kamu yang ada apa sayang? Kamu kenapa? Ada masalah hm? Coba cerita ke mamah" ucap Fina lembut.

"Hmm Lita ga ada masalah apa apa ko mah, emang nya Lita kenapa mah?" Tanya Thalita lagi tak mengerti dengan pertanyaan Fina.

"Engga ada ko, oh iya tadi katanya kamu mau nanya sesuatu sama mamah, apa?" Tanya Fina sambil tersenyum.

"Oh iya kan Lita hampir lupa hehe, jadi gini mah Lita mau tanya kalo misalkan Lita suka deg degan kalo deket seseorang itu kenapa ya mah? Terus juga kalo suka mikirin orang itu terus juga kenapa? Dan yang paling parah ya mah jantung Lita suka berdetak ga normal kalo lagi deket orangnya, Lita kenapa ya mah? Apa Lita sakit ya?" Tanya Thalita takut takut, Fina tersenyum ketika mendengar pertanyaan anaknya itu, putri sematawayang nya sudah besar sekarang begitu kata batinnya.

"Sayang itu bukan penyakit, kamu ga sakit apa apa, tapi kamu lagi demam cinta itu namanya" ucap Fina sambil mencubit gemas hidung Thalita, Thalita terkejut mendengar ucapan mamahnya yang sama seperti Laras yang mengatakan bahwa ia sedang jatuh cinta juga.

"Hah masa iya sih mah Lita lagi jatuh cinta? Sama siapa mah?" Tanya Thalita heran.

"Lah ko kamu tanya sama mamah? Kan kamu yang ngerasain sayang" ucap Fina sambil mengelus lembut rambut anaknya itu, Thalita tidak menjawab ia malah sibuk sendiri dengan pemikirannya.

"Gini deh kamu suka deg degan kalau deket sama siapa? Atau ga kamu suka kepikiran sama siapa gitu?" Tanya mamahnya kembali.

"Ada sih mah satu orang, tapi Lita mikirnya itu ga mungkin banget kalo Lita suka atau cinta sama dia mah" jelas Thalita sambil melihat kearah mamahnya.

"Kadang memang hati dan pikiran itu ga sejalan sayang, kamu harus dengerin apa kata hati kamu jangan kata logika kamu, hati lebih perasan dari pada otak sayang, hati gabakalan salah rasa tapi otak bisa salah pemikiran" jelas mamahnya yang membuat Thalita malah tambah bingung.

"Maksud mamah kamu jangan mikir kalau kamu itu ga mungkin cinta sama dia cuma karna kamu sama dia ga deket atau apalah itu, tapi kamu harus ngerasain itu pakai hati kamu, kalau kamu bahagia dia ada didekat kamu dan kalau kamu sedih atau jadi kepikiran kalau dia jauh dari kamu itu tandanya kamu udah jatuh cinta sama dia" jelas mamahnya kembali sambil tersenyum.

"Jadi maksud mamah Lita cinta sama Vindra gitu?" Tanya Thalita kembali.

"Oh namanya Vindra ya? Hmm mamah sih gabisa mastiin kamu jatuh cinta sama dia atau engga, cuma kamu yang bisa nentuin kamu itu cinta atau engga sama dia, intinya kamu harus mengalahkan gengsi dan ego kamu buat mengetahui hal itu" ucap Fina sambil mengelus rambut anaknya kembali, Thalita hanya diam mendengarnya.

"Udah ah sekarang kamu tidur udah malem, karna besok hari sabtu kamu libur sekolah, kamu nemenin mamah ke swalayan ya buat belanja bulanan, mau kan?" Tanya Fina mamahnya.

"Hm iya deh Lita mau, sekalian jalan jalan hehe, yaudah Lita mau tidur, mamah juga ya" ucap Thalita sambil mencium pipi kanan mamahnya dan kemudian ia berbaring ditempat tidur sambil diselimuti oleh Fina, Fina mengecup kening Thalita dan kemudian ia mematikan lampu kamar Thalita dan berlalu keluar dari kamar anaknya itu.

Thalita masih kepikiran oleh perkataan Fina mamahnya itu 'apa iya gua jatuh cinta sama Vindra? Secepat itu?' Tanya batin Thalita heran, tidak mau ambil pusing akhirnya Thalita memejamkan matanya dan kemudian ia terlelap ke alam mimpinya.

🍋🍋🍋

"Sayang bangun, kamu lupa kalau harus menemani mamah ke swalayan?" Ucap mamahnya sambil membuka gorden dikamar Thalita, Thalita mengerjapkan matanya ketika sinar matahari menyelusup masuk kedalam retinanya.

"Hm, emang sekarang jam berapa mah?" Tanya Thalita dengan suara khas orang baru bangun tidur dengan mata yang masih terpejam.

"Udah jam 8 udah ayo bangun abis itu mandi dan siap siap, mamah tunggu di meja makan ya" ucap Fina lalu ia meninggalkan kamar Thalita, dengan malas akhirnya dirinya bangun dan berjalan kekamar mandi yang ada dikamarnya itu.

Setelah merasa siap ia segera turun menemui mamahnya dimeja makan.

"Pagi mah, papah udah berangkat?" Tanya Thalita sambil mengecup pipi Fina mamahnya.

"Pagi, iya papah ada meeting penting sama klien katanya, nih sarapan kamu, abis itu kita langsung berangkat ya" ucap Fina sambil menyodorkan sepiring nasi goreng.

"Mamah ganti baju dan ambil tas dulu ya, kamu sarapan dulu aja" lanjut Fina dan hanya dibalas anggukan oleh Thalita.

Line!

Handphone Thalita berbunyi tanda ada pesan masuk, dengan cepat Thalita menghabiskan sarapannya dan kemudian memainkan handphonenya.

Ternyata yang mengirim pesan ke Thalita adalah Vindra 'eh tunggu Vindra tau line gua? Dari mana?' Tanya batin Thalita heran dan tanpa berlama lama lagi Lita membalas pesan Vindra itu.

Ravinda Leonard
Ta, besok ada acara ga?

Thalita Ega
Engga ada, kenapa emang?

Ravindra Leonard
Jalan yuk besok sama gua:)

Thalita Ega
Ga janji ya

Ravindra Leonard
Kabarin aja oke ay
Read.

Thalita membaca pesan Vindra dengan senyum merekah rasanya pipinya memanas membaca pesan terakhir dari Vindra tersebut.

"Hayo lagi chatingan sama siapa sih sampai pipinya merah banget gitu sambil senyum senyum sendiri lagi" goda mamahnya tiba tiba.

"Ihh apasih mah engga ko, udah ah ayo berangkat" ucap Thalita mengalihkan pembicaran.

"Yaudah ayo kamu kemobil duluan aja mamah kunci pintu dulu" ucap Fina dan Lita langsung bergegas kemobil mamahnya itu.

.
.
.
.
.
Vote ya☺️

THALITA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang