Extra part

2.6K 53 2
                                    

"Yuk Ta" ajak Vindra sambil menggandeng tangan Thalita yang sedang duduk di bawah pohon dengan bersumpalan earphone di kedua telinganya.

"Eh udah? Lama banget sih" ucap Thalita dengan wajah cemberut.

"Maaf ya sayang, tadi dosen aku rese banget ceramahin aku mulu gaada hentinya, kuping aku ge panas dengernya" jawab Vindra malas.

"Tau gitu kan aku pulang sendiri aja!" ucap Thalita ketus sambil melepaskan tangan Vindra dan melangkah meningalkan Vindra.

"Ehh ayang tungguin dong" ucap Vindra mengejar Thalita.

"Sayang maaf ya, iya deh lain kali kalo kaya begini lagi kamu pulang duluan aja" bujuk Vindra setelah bisa menyamakan langkahnya dengan kekasihnya itu.

Thalita masih saja diam. Dirinya tetap melangkahkan kakinya sampai kemobil Vindra.

"Buka kuncinya" ucap Thalita jutek.

"Maafin aku dulu ya" ucap Vindra dengan wajah memelasnya.

Sebenarnya Thalita tak tega mendiamkan Vindra seperti ini. Namun jika tidak seperti ini Vindra tidak akan berubah.

"Kamu tuh mikir ga sih? Aku itu udah kelar ngampus tuh dari jam dua dan liat sekarang jam berapa? Jam lima Vindra! Aku nunggu kamu ada tiga jam lamanya tau gasih!" Ucap Thalita dengan wajah yang sudah memerah.

"Iya iya aku tau, makannya aku minta maaf, gabakal aku ulangin lagi deh" ucap Vindra dengan sangat bersalah.

"Yaudah buruan dibuka kuncinya aku capek" ucap Thalita yang kini sudah bisa menetralkan emosinya sebab ia tak tega melihat Vindra dengan wajah yang benar benar terlihat bersalah seperti tadi.

"Tapi kamu ma-"

"Iya! Buruan deh Dra aku capek" ulang Thalita lagi.

Vindra langsung mengangguk dan ia membuka kunci mobilnya sehingga Thalita bisa masuk dan langsung duduk di dalamnya.

Setelah itu ia menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya menuju rumah Thalita.

"Mamah Fina mau aku bawain apa ya ayang?" Tanya Vindra membuka obrolan.

"Kayanya gausah bawa apa apa deh, kamu udah keseringan bawa bawa buat mamah" ucap Thalita sambil menyenderkan tubuhnya.

"Ya ga apa apa kali ayang, kan aku gaenak kalo main kerumah kamu tanpa bawa bawa" ucap Vindra lagi.

"Iya tapi kamu setiap main pasti selalu bawa, toh mamah juga gapernah ngepermasalahin kalo kamu ga bawa apa apa" jawab Thalita sambil melirik Vindra yang masih fokus berkendara.

"Beneran nih aku ga usah bawa apa apa sekarang?" Tanya Vindra lagi.

"Iya, kamu bawel banget sih" ucap Thalita gemas sendiri. Vindra hanya terkekeh jika Thalita sudah menyebutnya bawel seperti ini.

"Kamu capek kan tadi? Kamu istirahat aja kalo gitu" ucap Vindra sambil mengelus rambut Thalita dengan tangan kirinya.

Thalita tersenyum. Kekasihnya ini benar benar mengerti dirinya. Kesalahan apapun yang diperbuat oleh Vindra bisa lenyap begitu saja jika Thalita sudah diperlakukan seperti ini oleh Vindra.

"Yaudah aku tidur ya" ucap Thalita setelah itu ia memejamkan kedua kelopak matanya.

Tak lama terdengar dengkuran halus dari arah samping Vindra. Tangannya pun masih setia mengelus puncak kepala Thalita.

Vindra benar benar bahagia hubungan yang mereka bina bisa sampai sejauh ini.

Sekarang mereka berdua adalah seorang mahasiswa dan mahasiswi di salah satu Universitas ternama di Jakarta.

THALITA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang