Thalita berjalan santai menuju kelasnya. Suasana hatinya sedang baik baik saja sekarang. Dan ia berharap tidak akan ada yang akan merusak mood nya hari ini.
Ditengah perjalan menuju kelas, Thalita melihat Laras yang juga sedang menuju ke kelas mereka.
"Woy!" ucap Thalita mengejutkan Laras dari arah belakangnya.
"Ih kaget tau!" balas Laras cemberut. Thalita langsung tertawa ketika melihat wajah Laras yang terkejut tadi.
"Gausah ketawa deh Ta. Jelek tawa lu, mau bikin gua mati muda lu ya" kesal Laras dengan tatapan sinisnya untuk Thalita. Namun Thalita masih saja tertawa sambil memegangi perutnya.
"Lagian komuk lu kocak banget anjir Ras" ucap Thalita disela sela tawanya. Laras menjitak kepala Thalita karna saking kesalnya sebab Thalita tidak berhenti tertawa hingga mereka sampai didepan kelas mereka.
Karna kesal ditertawakan terus oleh sahabatnya itu Laras langsung duduk di bangkunya tanpa mengindahkan panggilan dari Thalita.
"Baperan amat sih mbak" ucap Thalita sambil mencolek dagu Laras ketika ia sampai dimejanya dengan Laras.
"Bodo" ucap Laras sambil menepis tangan Thalita yang ingin mencolek dagunya kembali.
"Utukutuk Laras jan ngambek ya" goda Thalita dengan mata yang dikerjap kerjapkan agar terkesan lucu.
"Ga berpengaruh tau ga sih Ta" jawab Laras cuek.
"Is yang penting kan udah minta maaf. Dihargain dong Ras usaha gua" ucap Thalita pura pura merajuk.
"Ko jadi mbaknya yang marah ya btw" ucap Laras dengan memutar kedua bola matanya.
"Hehe dimaafin kan tapi?" Tanya Thalita memastikan.
"Iya. Tapi awas aja lu kalo diulangin lagi. Kaget beneran tau tadi untung aja gua ga langsung kena serangan jantung ditempat" ucap Laras dengan wajah betenya.
"Lebay amat sampe kena serangan jantung" balas Thalita terkikik sendiri.
"Yaiyalah. Eh iya btw itu kenapa jidat lu? Kepentok apaan dah ampe di plester gitu" tanya Laras sambil menyentil pelipis Thalita yang terluka.
"Aaw Laras is apaan sih?! Sakit tau!" Ucap Thalita meringis sambil memegangi plesternya yang tadi disentil oleh Laras.
"Eh maap Ta gua pikir cuman luka biasa. Emang itu kenapa sih?" Tanya Laras penasaran.
"Dicium aspal" jawab Thalita asal karna ia masih merasakan sakit di lukanya itu.
"Hah? Receh lu" ucap Laras sambil tertawa terbahak bahak mendengar jawaban Thalita.
"Dih beneran Ras" ucap Thalita meyakinkan.
"Emang gimana ceritanya sih ko lu sampe bisa dicium aspal begitu?" tanya Laras dengan masih tertawa.
"Gegara ditabrak mobil" jawab Thalita. Laras langsung menghentikan tawanya ketika mendengar jawaban sahabatnya itu.
"Yang bener lu Ta? Ko bisa sih yaampun. Coba sini gua liat. Duh maap ya tadi gua sentil lagi" ucap Laras dengan nada menyesalnya dengan mata yang terfokus menatap plester Thalita.
"Siapa sih yang nabrak? Gabisa bawa mobil apa tu orang yak!" Lanjut Laras dengan emosi.
"Vindra" jawab Thalita acuh.
"Hah? Wah bener bener tu orang! Minta di tampol pake tangan gua sendiri kali yak!" Ucap Laras semakin emosi.
"Udah Ras gaapa apa. Lagian ga luka parah ini ko. Cuman kejedot aspal doang. Vindra juga ga sengaja gua yakin" ucap Thalita menenangkan Laras yang sedang emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THALITA (Completed)
Teen FictionThalita Ega, perempuan yang berparas cantik dan juga mempunyai kepintaran diatas rata rata. Dia bukanlah sesosok perempuan populer di kalangan sekolahnya, tapi dia banyak dikenal orang di kalangan seangkatanya, dia juga bukan Primadona disekolahnya...