Sinar hangat mentari menyelusup masuk melalui celah jendela disebuah kamar perempuan yang masih tertidur nyaman di atas kasurnya, wanita itu masih enggan membuka matanya dia masih bergelut santai bersama semua mimpi indahnya, wanita itu adalah Thalita.
"Lita, bangun nak sudah jam setengah enam ini, kamu kan harus berangkat kesekolah" panggil Fina mamah Thalita.
"Iya mah ini Lita udah bangun ko" balas Thalita dengan suara serak khas orang baru bangun tidur, Thalita langsung buru buru masuk ke kamar mandi dan bergegas siap siap untuk berangkat kesekolahnya.
Setelah selesai Thalita turun ke lantai bawah menuju meja makan, disana sudah ada Fina mamah Lita dan Andri papah Lita.
"Pagi mah, pah" sapa Thalita sambil mencium pipi kedua orang tuanya.
"Pagi juga sayang" balas mereka bersamaan.
"Mah Lita ga sarapan dulu ya, Lita lagi ga laper mah, nanti istirahat Lita beli nasi deh janji" ucap Thalita memulai obrolan.
"Kamu tuh ya selalu pengennya gak sarapan terus, nanti kamu sakit Lita" ucap Fina kesal karna Thalita selalu saja seperti itu hampir disetiap pagi, Thalita hanya bisa menunduk ketika Fina selalu memarahinya setiap pagi karna permintaan sederhananya itu.
Thalita tidak ingin sarapan karna memang dirinya tidak lapar bukan karna dia malas makan, kalaupun nanti Thalita lapar dia akan membeli makan di kantin begitu pemikirannya, Thalita bukan lah wanita yang bisa menahan nahan rasa lapar tetapi dia juga tidak bisa ketika dia tidak lapar tetapi harus dipaksa untuk makan.
"Udahlah mah, biarin Lita makannya di sekolahnya aja, kalau Lita memang tidak lapar ya kita tidak bisa memaksanya" ucap Andri membela Thalita yang langsung mendapat senyuman bahagia dari Thalita sebab Andri membelanya.
"Mamah gabisa ngomong apa apa lagi deh kalo papah udah ngebela kamu, tapi kamu janji jangan sampai telat makan ya, apalagi sampai ga makan" ancam Fina mamahnya.
Thalita yang semula menunduk langsung duduk tegap sampil memperagakan hormat kepada mamahnya itu.
"Siap mah, Lita janji!" jawabnya cepat, selanjutnya mereka melanjutkan kegiatan mereka masing masing orang tua Thalita melanjutkan makannya, sedangkan Thalita sibuk memainkan handphone nya sambil menunggu papahnya selesai makan.
Setelah papah Thalita selesai makan mereka berdua pamit kepada Fina untuk berangkat, Thalita menyalimi tangan mamahnya dan langsung bergegas ke mobil papahnya.
🍋🍋🍋
Thalita telah sampai disekolahnya yang diantar oleh papahnya, selalu seperti itu Thalita selalu diantar jemput oleh papahnya atau terkadang dijemput oleh mamahnya disaat papahnya sedang lembur bekerja dan tidak bisa menjemput dirinya.
Thalita pernah meminta agar dia naik kendaraan umum saja agar ia tidak merepotkan kedua orang tuanya, apalagi papahnya yang baru pulang bekerja pasti melelahkan menurutnya, tetapi hal itu dilarang keras oleh Fina mamahnya, Fina tidak ingin anaknya kenapa napa ketika Thalita naik kendaraan umum, dia juga tidak ingin anaknya pulang terlambat kalau memakai kendaraan umum itulah alasan Fina tidak mengijinkan dirinya untuk memakai kendaraan umum.
"Makasih ya pah, hati hati bawa mobilnya pah" ucap Thalita setelah menyalimi tangan Andri papahnya.
Andri hanya membalas dengan anggukan dan senyuman, setelah itu Thalita turun dari mobil dan langsung berjalan menuju gerbang sekolahnya, tetapi saat dirinya sampai di depan gerbang tiba tiba dirinya dirabrak oleh laki laki yang memakai jaket berwarna navy yang memakai sebuah motor besar berwarna hitam.
"Aww- aduh sakit banget ini lutut gua, ehh lu jangan kabur tanggung jawab nih lutut gua lecet gara gara lu!" teriak Thalita kesal dia sudah tidak perduli lagi dengan tatapan tatapan aneh murid murid di sekitar sekolahnya.
Dirinya sudah terlanjur kesal kepada orang yang sudah menabraknya itu, bukannya menolong Thalita laki laki tersebut malah semakin melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Thalita berusaha berdiri namun sia sia lututnya terlalu sakit dan mengeluarkan banyak darah, dia meringis melihat keadaan kakinya.
"Aduh sumpah ini lutut gua sakit banget, mana ga bisa berdiri lagi aduh gimana dong" ucap Thalita frustasi.
"Yaampun Lita lu kenapa? Ko bisa duduk disini sih, terus itu kenapa lutut lu berdarah?" tanya Laras sahabat Thalita yang baru hendak memasuki gerbang sekolahnya dan terkejut melihat sahabatnya yang duduk di aspal gerbang sekolahnya sambil meringis melihat lututnya yang berdarah.
"Aduh Ras tolongin gua dong ini lutut gua sakit banget ya Allah" lirih Thalita, bukannya menjawab pertanyaan Laras justru dia malah meminta bantuan terlebih dahulu.
"Ayo sini, sini gua bantu bisa jalan ga lu? Kalo engga gua panggil anak UKS deh untuk ambil brankar buat lu gimana?" Tanya Laras panik melihat keadaan lutut Thalita yang terus mengeluarkan darah.
"Udah gausah ga apa apa, lu bantu gua aja jalan ke UKS" pinta Thalita dan ia langsung di bantu berjalan oleh Laras menuju UKS.
.
.
.
.
.
.
.Masih amatir banget hehe😅
KAMU SEDANG MEMBACA
THALITA (Completed)
Teen FictionThalita Ega, perempuan yang berparas cantik dan juga mempunyai kepintaran diatas rata rata. Dia bukanlah sesosok perempuan populer di kalangan sekolahnya, tapi dia banyak dikenal orang di kalangan seangkatanya, dia juga bukan Primadona disekolahnya...