"Ta udah Ta udahan lari lariannya udah gakuat nih" ucap Vindra sambil terduduk di rerumputan taman kota itu.
"Yah payah nih lu Dra masa begitu aja udah cape" ucap Thalita sambil menghampiri Vindra dan duduk disebelahnya.
Setelah itu mereka saling mengatur nafas mereka masing masing, dan setelahnya tidak ada yang memulai obrolan, hal itu membuat Thalita bosan akhirnya ia mengeluarkan handphone dan memainkannya.
"Ta cita cita lu pengen jadi apa?" Tanya Vindra membuka obrolan sambil menatap langit yang biru.
"Emm apa ya? Sebenernya sih gua kepengen jadi dosen Dra, tapi bokap nyokap ga ngeijinin gua buat jadi dosen mereka nyuruh gua buat nerusin perusahaan bokap nyokap gua di Eropa" ucap Thalita sendu sambil menyimpan handphonenya ke tas kembali.
"Lu penurut banget sih ya Ta orangnya" ucap Vindra sambil menengok ke arah Thalita yang kini tengah menunduk.
"Tapi kalau lu merasa yakin lu bisa buat gapai cita cita lu ya harus lu kejar dong Ta, itukan mimpi lu buat jadi dosen, kalau buat memimpin perusahaan kan itu mimpi kedua orang tua lu, bukan lu" lanjutnya dengan masih menatap Thalita.
"Iya sih Dra harusnya gitu gua ngejar mimpi gua sampai gua berhasil ngedapetinnya, tapi Dra gua gabisa nolak permintaan mereka, gua juga ga yakin sih bisa jadi dosen jadi ya mungkin menjadi dosen itu cuma mimpi dan angan gua doang" ucap Thalita sambil tersenyum diikuti senyuman pula oleh Vindra
"Kalau lu sendiri pengen jadi apa Dra?" Tanya Thalita mengalihkan pembicaraan.
"Kalau impian gua sih pengen jadi pilot Ta" ucap Vindra sambil menoleh ke arah Thalita ternyata Thalita masih memerhatikannya sedari tadi.
"Kenapa pengen jadi pilot?" Tanya Thalita penasaran.
"Karna menjadi pilot itu mempunyai tanggung jawab yang besar, kehidupan manusia didalamnya bergantung sama dia, dan menjadi pilot juga suatu impian bunda buat gua dulu Ta" ucap Vindra sambil menunduk, ia tak mau kalau Thalita sampai melihatnya menitihkan air mata.
"Dra gua yakin lu bisa ko wujudin impian lu jadi pilot" ucap Thalita memberikan semangat, saat Vindra menoleh kearahnya ia salah tingkah sendiri dilihat seperti itu oleh Vindra.
"Ta kalau misalkan lu nerusin perusahaan bokap lu ke Eropa kita bakal susah ketemu dong" ucap Vindra sedih. Thalita terkejut mendengarnya.
'Apa Vindra punya perasaan ke gua? Ko seakan akan dia gamau kehilangan gua gitu sih?' Tanya batin Thalita bingung.
"Ta ko diem aja sih?" Tanya Vindra kembali.
"Ehh iya, kan kalau misalkan lu jadi pilot nanti terus kalau gua juga udah jadi CEO diperusahaan bokap gua nanti, seandainya lu lagi ada penerbangan ke Eropa kita bisa ketemuan Dra" ucap Thalita memberi solusi.
"Tapi gabakal sesering ini Ta dan gua juga gayakin bisa ngewudujudin impian bunda gua itu karna gua gayakin sama diri gua sendiri" keluh Vindra lagi.
"Dan gua juga gamau jauh dari lu Ta" ucap Vindra pelan bahkan sangat pelan namun masih bisa didengar oleh Thalita.
"Apa Dra?" Tanya Thalita memastikan.
"Ehh engga ko, kesitu yuk sekalian gua beliin es krim deh" ucap Vindra mengalihkan pembicaraan, namun Thalita masih enggan berpindah dari tempatnya itu ia masih memikirkan ucapan Vindra yang sangat pelan tadi.
"Ta yeuh gimana sih malah diem aja, mau ditraktir es krim ga?" Tanya Vindra lagi Thalita langsung tersadar dari lamunannya lalu ia mengangguk sebagai jawabannya, kemudian ia berjalan bersama Vindra ke kedai es krim yang ada di taman itu, ia dan Vindra memakan es krim tersebut di bangku taman yang disediakan disana.
"Ta gua mau nanya boleh ga?" Tanya Vindra sambil membuang sampah es krimnya tersebut ketong sampah di sampingnya, Thalita yang sedang asik memakan es krimnya itu pun hanya menjawab dengan anggukan.
"Seandainya gua punya perasaan sama lu, respon lu gimana Ta?" Tanya Vindra sambil menatap Thalita lekat.
"Hah? Apa Dra? Tadi lu ngomong apa?" Tanya Thalita balik, ia terkejut mendengar pertanyaan Vindra tersebut.
"Iya kalau misalkan gua punya perasaan sama lu, ya gimana respon lu ke gua? Apa lu bakal nolak perasaan gua atau malah nerima perasaan gua?" Tanya Vindra lagi dengan hati yang berdegup kencang.
"Emm gimana ya Dra gua orangnya ga bisa berandai andai sih, jadi gua gatau gimana rasanya diposisi itu kalau gua belum ngerasain langsung, jadi lu gausah nanya nanya hal yang ambigu gitu deh, karna gua gasuka berbelit belit orangnya" jelas Thalita dengan perasaan gugup, mengapa dirinya beralasan seperti itu? Itu karna ia tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan dari Vindra tersebut.
"Berarti kalau gua serius lu tau jawabannya?" Tanya Vindra lagi.
"Apanya yang serius? Lagian juga ya Dra itu tuh hal yang ga mungkin banget kalau lu itu punya perasaan ke gua ataupun sebaliknya, jadi jangan buat seolah olah lu bakal wujudin omongan lu itu ke gua, mendingan sekarang kita pulang yuk, udah mau hujan, gua gamau ujan ujanan" ajak Thalita sambil berdiri dan berjalan meninggalkan Vindra yang masih terdiam mendengar jawaban Thalita.
Karna dipanggil oleh Thalita, Vindra akhirnya tersadar dari lamunannya kemudian ia berjalan menghampiri Thalita.
Sepanjang perjalanan pulang Thalita banyak diamnya, ia jadi malas menjawab pertanyaan pertanyaan dari Vindra tersebut bahkan Vindra mengajaknya mengobrol pun ia abaikan, Vindra yang merasa diabaikan itupun lebih memilih untuk diam.
"Makasih ya Dra, gua masuk dulu" ucap Thalita setelah sampai di depan rumahnya dan ia langsung meninggalkan Vindra didepan rumahnya itu seorang diri.
'Lita kenapa sih, omongan gua salah kali tadi ya' ucap batinnya heran.
🍋🍋🍋
'Apa gua keterlaluan tadi ya sama Vindra?' Tanya batin Thalita khawatir.
"Ahh engga ah gua cuma ngejaga diri gua supaya ga baper sama omongannya si Vindra, lagian juga kan gua baru deket sama dia, dan gua pun gaada perasaan apapun ke dia" ucap Thalita bermonolog.
Tetapi ucapan Thalita adalah kebohongan jikalau ia tidak menyukai Vindra, ia sekarang memang sudah mengakui kalau dirinya telah jatuh kedalam pesonanya Vindra tetapi ia tidak mau mengatakan hal itu dan ia takut kalau ia akan tersakiti oleh laki laki nantinya.
"Ah ngapain mikirin dia ga penting, mendingan gua tidur aja" lanjutnya dan ia langsung tertidur masuk kedalam alam mimpi indahnya.
.
.
.
.
.
Vote yaa🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
THALITA (Completed)
Teen FictionThalita Ega, perempuan yang berparas cantik dan juga mempunyai kepintaran diatas rata rata. Dia bukanlah sesosok perempuan populer di kalangan sekolahnya, tapi dia banyak dikenal orang di kalangan seangkatanya, dia juga bukan Primadona disekolahnya...