Thalita 29

772 32 0
                                    

"Assalmualaikum mah" ucap Laras saat membuka pintu rumah Thalita dengan Thalita yang berjalan lemas disampingnya.

"Waalaikumsalam- ya ampun?! sayang kenapa kamu ko lemes sama pucet banget gini sih?" Tanya Fina terkejut melihat wajah anak semata wayangnya yang benar benar kacau.

"Lita tadi pingsan mah disekolah" jawab Laras dan langsung mendapat injakan dikakinya oleh Thalita karna ia malah membocorkan kejadian pingsannya kepada Fina.

Fina terkejut dan langsung menghampiri Thalita dan membawanya duduk disofa ruang tamu.

"Bilang sama mamah apa yang sakit? Kenapa bisa pingsan sih sayang? Kamu kecapean ya? Aturan kalo kamu tadi belum sehat banget kamu gausah sekolah dulu sayang" ucap Fina dengan nada khawatirnya.

Thalita tersenyum untuk menenangkan Fina yang terlihat benar benar khawatir akan keadaannya.

"Engga mah, Lita ga ngerasa sakit apa apa ko, tadi Lita emang sedikit pusing sama kurang tidur aja makannya Lita sampe pingsan begitu" ucap Thalita dengan tangan yang memegang punggung tangan Fina agar meyakinkan mamahnya bahwa dia benar benar baik baik saja.

"Yaudah sekarang kamu langsung istirahat aja ya, Laras makasih ya nak udah ngebantuin Lita gatau deh mamah kalo gaada kamu disamping Lita" ucap Fina sambil tersenyum keibuan.

"Iya sama sama mah, yaudah kalo gitu Laras pulang dulu ya mah, Ta cepet sembuh lu ya, besok weekend jadi lu bisa istirahat total" ucap Laras sambil menatap Thalita.

"Iya, makasih ya Ras, hati hati baliknya" balas Thalita lemah.

"Kamu dianter supir mamah aja ya sayang, soalnya kamu ga bawa motor kan tadi kesininya mamah yakin" tawar Fina.

"Engga usah mah, aku udah mesen ojol hehe" tolak Laras halus. Bukan ia tidak mau tetapi ia memang sudah memesan ojek online jadi ia tidak enak jika harus mengcancel bapak ojol tersebut.

"Beneran kamu gamau dianter supir mamah aja?" Tanya Fina memastikan.

"Iya mah, makasih udah ditawarin tapi sebentar lagi ojol aku nyampe" ucap Laras meyakinkan Fina.

"Yaudah selagi kamu nunggu, mamah mau anter Lita ke kamarnya dulu ya" ucap Fina dan dibalas anggukan oleh Laras. Setelah itu Fina membantu Thalita untuk berjalan naik ke kamarnya.

Saat sudah memastikan Thalita sudah tertidur Fina keluar dari kamar Thalita dengan mematikan lampu kamar Thalita dan menutup pintunya.

"Eh Laras ngagetin mamah aja" ucap Fina saat melihat Laras sedang berdiri diujung tangga.

"Hehe maaf mah, ini aku baru nyamperin mamah ke kamar Lita, aku mau pamit mah soalnya ojol aku udah didepan" ucap Laras berpamitan kepada Fina yang sedang menuruni anak tangga.

"Kamu gamau makan dulu emangnya sayang?" Tanya Fina dan Laras hanya membalas dengan gelengan kepalanya.

"Yaudah kalo gitu kamu hati hati ya, ada ongkos buat bayar ojolnya ga?" Tanya Fina sambil merogoh saku celananya untuk memberikan Laras beberapa lembar uang.

"Ehh mah gausah Laras ada ko, beneran" tolak Laras saat Fina sudah mengeluarkan uang dua puluh ribuan dua dari sakunya.

"Udah ga apa apa sayang, ini cuman ongkos dari mamah buat kamu ga banyak ko" ucap Fina dengan memaksa memberikan uang tersebut ketangan Laras.

"Mamah beneran gausah deh lagian juga ini kebanyakan mah, ongkosnya ga nyampe dua puluh ribu malahan" ucap Laras mengembalikan uang tersebut ke Fina dan langsung ditolak oleh Fina.

"Mamah ga nerima penolakan sayang" ucap Fina. Laras hanya bisa pasrah selalu saja seperti ini. Batinnya berucap.

"Yaudah itu ojolnya udah ngekalkson klakson itu" ucap Fina lagi.

"Eh iya sampe lupa, yaudah aku pulang ya mah, makasih mah, assalamualaikum" ucap Laras lalu mencium tangan Fina.

"Waalikumsalam, hati hati ya Laras" ucap Fina saat Laras sudah berjalan keluar dari rumah Thalita.

Setelah itu Fina kedapur untuk memasak bubur untuk Thalita jika ia sudah bangun nanti dan memberikan obat untuk Thalita.

🍋🍋🍋

Thalita terbangun saat Fina mengguncang guncangkan tubuhnya pelan.

Saat Thalita sudah terbangun sempurna Fina membantunya untuk duduk.

"Kamu makan dulu ya, ini udah mamah bikinin bubur, sama minum obatnya" ucap Fina sambil memberikan nampan berisi semangkuk bubur dan air mineral dipangkuan Thalita.

"Apa mau mamah suapin aja?" Tanya Fina karna Thalita tidak kunjung memakan buburnya itu.

"Engga mah, aku bisa sendiri" ucap Thalita sambil mengambil sesendok bubur lalu memakannya.

"Yaudah dihabisin" ucap Fina dan Thalita hanya membalas dengan anggukan kepalanya.

Thalita telah menghabiskan makanannya dan juga telah meminum obatnya, sekarang Fina merasa lega karna Thalita semakin membaik kondisinya.

"Mah pasti mamah khawatir banget ya sama kondisi aku" ucap Thalita saat Fina sedang mengelus kepalanya yang berada dipangkuan paha Fina.

Fina tersenyum mendengar pertanyaan dari anaknya tersebut.

"Orang tua mana yang ga khawatir kalo anaknya lagi sakit sayang? Semua ibu pasti bakal khawatir saat tau kalo anaknya sampe pingsan kaya kamu" jawab Fina dengan tangan yang terus mengelus lembut rambut Thalita.

"Maafin Lita ya mah, Lita ga bener ngejaga kesehatan Lita, abis ini Lita janji Lita bakal makan dengan teratur terus Lita bakal ngejaga kesehatan Lita" ucap Thalita mendongak melihat wajah Fina yang mulai berkaca kaca matanya.

"Kamu gausah minta maaf sayang, bukan kamu yang minta buat sakit ko, sakit itu hal yang wajar buat manusia. Iya mamah percaya kamu bisa megang janji kamu" ucap Fina tersenyum lalu mencium kening Thalita lama.

Thalita lalu tersenyum dan Fina bangkit dari kasur Thalita lalu berjalan keluar membawa nampan bekas makan Thalita tadi.

"Kamu istirahat ya, mamah kebawah dulu" ucap Fina lalu berjalan keluar dari kamar Thalita.

Thalita mengambil handphonenya diatas nakas. Ia lelah seharian ini tidur terus maka dari itu ia akan memainkan sosial medianya sebentar.

Saat sedang mengscroll instagramnya tiba tiba ada Line masuk yang membuat Thalita terkejut seketika tubuhnya menegang.

Ya Line yang masuk tersebut dari Ravindra. Thalita ragu apakah ia harus membuka Line tersebut atau tidak.

'Ah elah gausah deh gausah dibuka, gabakalan bisa move on gua kalo gua masih ngebuka semua hal hal tentang dia' ucap batinnya yakin.

Namun notifikasi tersebut terus menerus berbunyi tiada henti. Membuat keyakinan Thalita meragu.

"Apa gua buka aja? Kali aja penting" monolognya.

"Ah engga engga gausah, mendingan gausah" lanjutnya masih bermonolog. Dan setelah itu ia mematikan sambungan datanya lalu berjalan kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Saat ia sudah selesai dengan kegiatan mandinya handphonenya yang berada di atas nakas berdering nyaring.

'Vindra?! Ngapasin sih dia ih nyebelin banget udah bosen dia sama Naya? Terus ke gua gitu, enak aja' ucap batinnya kesal ketika melihat siapa yang menelfonnya.

"Bodo amatlah" ucapnya lalu melempar handphonenya keatas kasurnya.

Setelah itu ia turun kebawah untuk menonton televisi. Ia tidak ingin bermain handphonenya dahulu sekarang, ia takut pilihannya untuk menjauhi
Vindra akan goyah jika saja Vindra masih menghubunginya seperti tadi.

.
.
.
.
.
Vote👌🏻

THALITA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang