Thalita sudah merasa kesal sekali sekarang. Karna sedari tadi pesanan ojolnya selalu dicancel.
Ia benar benar takut sekarang, ia hanya seorang diri dibus halte ini. Tidak ada satu kendaraan pun yang lewat.
Ia menggigit kukunya. Sambil memikirkan apa solusi terbaiknya untuk dia bisa sampai kerumahnya.
"Jalan aja deh" putusnya lalu setelah itu ia jalan tergesa gesa dari halte.
Ia bisa bernafas lega sekarang karna ia sudah sampai dijalan raya jadi ia sudah tidak setakut tadi.
Namun rintik rintik air hujan sudah mulai turun. Ia kelabakan sekarang. Awan sudah benar benar hitam.
Setiap ia memberhentikan taksi ataupun angkot selalu saja penuh jadi tidak ada yang ingin menerimanya.
"Batre hape gua lowbat. Gimana bisa buat mesen ojol" keluhnya sambil terus berjalan.
"Pasti mamah khawatir banget deh. Maaf mah Lita bakal telat pulangnya" sesalnya.
Ia terus berjalan sampai hujan yang tadinya hanya gerimis kini sudah mulai deras.
"Ah kenapa ujan sih, gatau apa gua lagi kesusahan" kesalnya sambil berlari guna mencari tempat teduh untuknya berlindung.
Namun sangat disayangkan ada sebuah mobil yang menabraknya sampai ia terhuyung dengan sedikit kencang.
"Aaww" teriaknya saat pelipisnya menyentuh aspal dan mengeluarkan darah yang bercampur dengan air.
"Maaf mbak say-" ucap pengendara mobil tersebut terhenti karna melihat siapa yang ia tabrak.
"Lita?!" Teriak Vindra panik.
"Vindra?" Tanya Thalita lemah karna kesadaran ia sudah mulai sedikit menghilang.
"Ta bangun Ta, maafin gua Ta, Lita please bangun" ucap Vindra sambil meletakkan kepala Thalita di pangkuannya ketika kesadaran Thalita sudah benar benar hilang.
"Mas dibawa aja langsung kerumah sakit" ucap salah seorang yang mengumpul untuk melihat mereka berdua.
"Iya pak, tolong bantu saya angkat dia pak" ucap Vindra memohon bantuan.
Dan dengan bantuan bapak bapak yang berada disana ia berhasil membawa Thalita kedalam mobilnya dan segera langsung membawanya kerumah sakit terdekat.
"Ta gua mohon bangun Ta, jangan siksa gua kaya begini Ta" ucapnya sambil mencengkram stir mobil dengan kencang guna menyalurkan rasa bersalahnya.
Saat ini Thalita sudah ditangani di IGD RS Permata. Vindra sedang menunggu Thalita yang sedang ditangani oleh dokter.
Tak lama dokter pun keluar dengan ditemani oleh suster dibelakangnya.
"Dok gimana keadan Lita dok?" Tanya Vindra khawatir.
"Pasien tidak apa apa, ia hanya mengalami benturan ringan dipelipisnya. Dan sekarang ia sedang kami beri obat bius agar ia tidak begitu merasakan sakit dipelipisnya" ucap sang dokter menjelaskan.
Vindra bisa bernafas lega sekarang setelah mendengar penjelasan dari dokter.
"Terimakasih dok" ucap Vindra.
"Itu sudah kewajiban saya. Oh iya setelah pasien sadar anda bisa membawanya pulang setelah selesai menyelesaikan segala urusan administrasi" ucap sang dokter lalu setelah itu ia berlalu meninggalkan Vindra.
Vindra langsung masuk kedalam. Disana tidak hanya ada Thalita tetapi juga beberapa pasien lain yang sepertinya juga sudah ditangani oleh dokter.
Ia duduk disamping brankar Thalita. Ia melihat pelipis Thalita yang diperban.
KAMU SEDANG MEMBACA
THALITA (Completed)
Teen FictionThalita Ega, perempuan yang berparas cantik dan juga mempunyai kepintaran diatas rata rata. Dia bukanlah sesosok perempuan populer di kalangan sekolahnya, tapi dia banyak dikenal orang di kalangan seangkatanya, dia juga bukan Primadona disekolahnya...