Thalita 25

812 35 2
                                    

Pada pagi harinya Thalita bangun dengan mata sembabnya, dan kepalanya yang pusing akibat terlalu banyak menangis semalam.

"Gamau sekolah ah" tukasnya sambil menidurkan kembali tubuhnya.

Fina kekamar Thalita untuk memastikan bahwa anaknya sudah bersiap siap untuk berangkat sekolah.

Fina geleng geleng kepala karna melihat jendela dikamar anaknya itu tidak tertutup. Kebiasaan! Batin Fina berucap.

"Loh? Ko masih bobok?" Tanya Fina sambil membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh dan wajah Thalita.

"Kenapa sayang? Ko masih bobok sih? Ga sekolah emang?" Tanya Fina lagi.

Thalita hanya mengerjapkan matanya ia menyeseuaikan sinar matahari yang masuk kedalam retina matanya.

Kepalanya ia rasa bertambah pusing sekarang, dengan perlahan ia mulai bangkit dan duduk diatas ranjangnya.

"Pusing mah, gausah sekolah ya" ucap Thalita sambil memasang puppy eyes nya.

"Kamu sakit nak?" Tanya Fina khawatir sambil menjalarkan telapak tangannya di kening Thalita.

"Tapi engga panas ah" lanjutnya lagi setelah memastikan keadaan Thalita.

"Tapi aku pusing banget mah, sempoyongan kalo jalan" ucapnya lagi.

Memang keadaan Thalita terlihat kacau sekarang, rambut yang berantakan, bibir pucat, lingkaran warna hitam dibawah matanya dan mata sembab yang memperlihatkan betapa tidak baik keadaan dirinya sekarang.

"Yaudah kamu mandi dulu gih, mamah buatin bubur dulu, nanti biar mamah izinin ke walas kamu" ucap Fina sambil mengelus rambut Thalita dengan penuh kasih sayang.

Sebagai seorang ibu ia merasa bahwa anaknya sedang tidak baik baik saja, melihat dari penampilannya saja Fina sudah bisa menyimpulkan bahwa anaknya itu sedang dilanda kesedihan yang mendalam, tapi entah apa itu.

Thalita hanya mengangguk lalu ia turun dari kasur dan berjalan ke arah kamar mandi.

Fina membereskan tempat tidur anaknya itu dan setelah itu ia turun kedapur membuat bubur untuk Thalita.

Didalam kamar mandi ia merasa sangat bersalah karna sudah membohongi mamahnya dengan mengatakan bahwa ia sedang sakit.

Tapi perkataannya tidak sepenuhnya berbohong karna ia memang benar benar pusing akibat menangis semalaman.

Setelah selesai dengan kegiatan mandinya ia keluar dan mengambil handphonenya yang sudah kehabisan baterai karna ia menyetel musik semalaman penuh.

Tiba tiba Fina masuk membawa semangkuk bubur dan segelas susu putih dinampan.

"Sayang sini makan dulu" ucap Fina duduk di ranjang Thalita.

Thalita langsung menghampiri mamahnya dan duduk bergabung diatas ranjang bersama mamahnya.

Lalu Fina mulai menyuapi Thalita dengan teliti dan Thalita dengan senang hati menerima suapan demi suapan yang diberikan oleh mamahnya itu.

"Tadi mamah udah nelfon walas kamu" ucap Fina membuka obrolan.

Thalita hanya membalas dengan gumaman karna ia sedang sibuk memakan buburnya itu.

"Kamu ada masalah sayang?" Tanya Fina menatap Thalita lekat.

Thalita menghembuskan nafas beratnya. Bagaimanapun ia menyembunyikan masalahnya, tetapi mamahnya pasti akan selalu tau keadaan dirinya itu.

"Iya" jawab Thalita lemah disaat suapan terakhir.

THALITA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang