Thalita 28

803 33 0
                                    

Saat ini Thalita dan Laras sedang menggunakan waktu istirahatnya dikantin. Sehabis pelajaran sejarah yang benar benar memusingkan Laras, namun disukai oleh Thalita.

"Ah gondok gua belajar sejarah, materinya gaada yang pendek, mana gamasuk semua diotak gua" omel Laras sambil memakan basonya bulat bulat.

"Udah jangan ngedumel mulu, makan aja yang bener" peringat Thalita kepada sahabatnya yang sedari tadi tidak ada hentinya mengoceh.

Namun Laras masih saja mengoceh sambil sesekali menghentak hentakan kakinya dilantai.

"Udah napa Ras, lagian juga mapel nya udah lewat juga" ucap Thalita.

"Masih kesel tapi guanya Ta" balas Laras sinis. Thalita hanya memutar kedua bola matanya.

Disaat ia sedang melihat keseliling kantin matanya terpaku kepada satu meja yang terdapat sepasang kekasih yang sepertinya terlihat sangat bahagia dengan tawa mereka yang terlihat.

"Ta, abis ini pelajaran siapa sih?" Tanya Laras sambil menepikan mangkuk basonya yang sudah kandas tidak tersisa.

Namun tidak ada sautan dari Thalita ia masih sibuk melihat kearah meja yang diduduki oleh Ravindra dan Naya, ya yang sedari tadi Thalita perhatikan itu adalah mereka berdua.

"Ta, woy conge banget sih" kesal Laras namun masih tidak mendapatkan sautan apapun dari Thalita.

Akhirnya Laras mengikuti arah pandang Thalita, dan saat itu juga Laras langsung menarik Thalita untuk keluar dari kantin menuju kelas mereka.

"Apaan sih Ras narik narik?! Makanan gua belom abis itu" kesal Thalita saat sudah sampai didalam kelas mereka.

"Buat apa lu ngeliat hal yang udah pasti  nyakitin lu sih Ta?" Tanya Laras tidak terima sahabatnya itu tersakiti.

"Kalo emang keberadaan mereka berdua bikin lu ga nyaman ya jangan paksain diri lu buat tetap berada disatu tempat yang sama sama mereka!" Lanjut Laras kesal memperingati betapa bodohnya Thalita yang membiarkan lukanya terbuka secara terang terangan.

"Gua ga apa apa ko Ras disana, gua ga ngerasain apa apa juga disana, lagian hati gua udah mati kali buat dia, jadi kalo lu berfikir gua masih sayang sama dia itu salah besar" balas Thalita lemah.

"Tapi gua kenal lu Ta, lu mungkin bisa bohongin orang lain tapi lu gabisa bohongin gua Ta, please lah jangan terus terusan ngebohongin dirilu dengan bersikap seolah olah lu ga ngerasain sakit saat lu ngeliat dia sama mantannya" ucap Laras dengan parau menahan tangis, sebab ia sebagai sahabat Thalita namun tidak bisa berbuat apa apa untuk sahabatnya yang tersakiti oleh lelaki seperti Ravindra.

"Tapi gua beneran Ras, gua emang udah ngelupain dia" ucap Thalita diakhiri dengan senyuman yang Laras yakin bahwa itu hanya sebuah senyuman palsu untuk menutupi semua luka yang ia rasa.

Tanpa aba aba Laras langsung memeluk Thalita erat. Dan saat itu juga tangis Thalita pecah dipelukan sahabatnya.

Laras langsung mengelus punggung Thalita yang bergetar hebat karna tangisnya. Namun sekali lagi apa yang bisa Laras perbuat? Ia hanya bisa menenangkan sahabatnya itu jika memang Thalita sudah tidak sanggup menahan rasa sakitnya.

Setelah dirasa Thalita sudah cukup tenang Laras melepaskan pelukan mereka dan menghapus jejak air mata yang ada di pipi Thalita.

"Lu udah janji sama gua Ta buat ga nangisin si otak udang itu lagi, tapi kenapa sekarang lu masih nangis buat dia? Sebegitu sayangnya lu sama dia Ta?" Tanya Laras dengan menahan air matanya mati matian.

THALITA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang