"Ehh ko malah belok ke kiri sih? Kan udah gua bilang rumah gua itu beloknya ke kanan bukan kiri!" ucap Thalita sebal karna Vindra malah membelokan motornya kearah berlawanan dengan yang dirinya tunjukan.
Vindra memang meminta Thalita untuk memberi tahu dirinya arah arah kerumahnya tersebut.
"Bentar gua pengen ke cafe yang ada disono dulu bentar" ucap Vindra setengah berteriak.
"Sono sono mana sih?! Emang disono ada cafe apa? Lagian ini tuh udah mau hujan deres Dra, nanti kalau kejebak hujan dicafe nya gimana?!" Geram Thalita dan ia tidak mendapatkan respon apapun dari Vindra, setelah itu Thalita lebih memilih diam dari pada emosinya meluap karna ulahnya Vindra si otak udang ini.
"Dah sampe, turun" ucap Vindra sambil mengahadap belakang melihat wajah Thalita yang sudah sangat bete dengan dirinya.
Vindra terkekeh melihat wajah lucu Thalita itu, ingin rasanya Vindra mencubit pipi Thalita yang gembul itu.
"Apalu ketawa tawa, ada yang lucu emang?! Gua tuh lagi sebel ya Dra, katanya mau nganterin pulang tapi malah mampir mampir dulu!" ucap Thalita ketus.
"Gabakal sampe malem banget ko Ta cuman bentaran gua pengen ngopi dulu bentar" ucap Vindra sambil turun dan dikuti oleh Thalita yang juga turun dari motor Vindra.
"Kalau cuman mau ngopi dirumah lu sendiri juga ada kali Dra is nanti kalo misalkan kelamaan terus kalau gua dicariin gimana coba?!" Ketus Thalita dan lagi lagi Vindra tidak menanggapinya ia malah menggandeng tangan Thalita dan langsung menariknya masuk kedalam cafe tersebut karna gerimis sudah mulai turun.
"Ihh apaansih lepas lepas!" Ucap Thalita sambil melepas genggaman tangan Vindra.
"Lu tuh bisa banget ya Dra cari kesempatan dalam kesempitan! Gausah pegang pegang gua, tinggal nyuruh gua masuk gaperlu pake acara gandeng gandengan, emangnya gua buta sampe harus digandeng gandeng!" Ketus Thalita lagi sambil pergi meninggalkan Vindra di ambang pintu.
Thalita berjalan mencari meja yang kosong untuk ditempatinya, dan Vindra hanya tersenyum mengikuti langkah Thalita dari belakang.
"Mau pesen apa Ta?" Tanya Vindra memulai obrolan karna sedari tadi Thalita hanya diam sambil memainkan handphonenya.
"Creamylatte aja Dra" ucap Thalita dan langsung di tulis oleh pelayan yang sedang melayani mereka.
"Saya kopi hitam dan cheese cake aja satu" Ucap Vindra kepada pelayan itu.
"Baiklah silahkan ditunggu, pesanannya akan segera diantar" ucap sang pelayan dan langsung meninggalkan meja Thalita dan Vindra.
Vindra hanya diam sambil memerhatikan Thalita yang duduk didepannya secara terang terangan, hal itu membuat Thalita tidak nyaman karna diperhatikan sampai segitunya.
"Apasih Dra? Ngeliatin mulu, risih tau ga sih" kesal Thalita tidak suka ditatap seperti itu.
"Engga apa apa, emang gaboleh ngeliat calon gebetan?" Tanya Vindra polos.
"Ngomong ko ngawur! Kelaperan lu ya Dra? Sabar lagi dibuat kali makanan lu, kelaperan sampe jadi ngelantur gitu omongan lu" ujar Thalita sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Mungkin" hanya itu respon Vindra, dan setelah itu pesanan mereka datang, saat sedang asik memakan cheese cakenya Vindra melihat kegelisahan diwajah Thalita.
KAMU SEDANG MEMBACA
THALITA (Completed)
Teen FictionThalita Ega, perempuan yang berparas cantik dan juga mempunyai kepintaran diatas rata rata. Dia bukanlah sesosok perempuan populer di kalangan sekolahnya, tapi dia banyak dikenal orang di kalangan seangkatanya, dia juga bukan Primadona disekolahnya...