Vote sebelum baca
Kiara aqilla irham. Gadis mungil berumur 3 tahun ini berjalan menuju kamar sang ibunda untuk membangunkannya. Sebenarnya tugas ibulah yang membangunkan keluarga. tapi kiara tau, ibunya sedang kecapekan akibat kerja semalaman hingga membuat bangun kesiangan.
Jangan salah, meskipun umurnya masih 3 tahun. Pikiran sang gadis ini sangatlah kuat, tajam, dan pintar.
Dengan tanpa bantuan apapun ia mencoba membuka gagang pintu kamar ibunya yang cukup tinggi untuk ukuran tubuhnya yang tergolong kecil.
Dengan susah payah membuka pintu itu, akhirnya beberapa menit kemudian ia berhasil menbuat pintu itu terbuka.
Kedua mata indahnya memandang Mama yang masih setia diatas ranjangnya. Ia pun berjalan kearah ranjang dan menaiki ranjang itu dengan menarik selimut agar bisa membantunya untuk mencapai keatas.
"Mamaa"
(Namakamu) mengerjapkan matanya berkali kali sebelum terbuka lebar, ia mendapati kiara yang sedang menduduki perutnya sambil menatap sang ibunda dengan lembut.
(Namakamu) tersenyum saat melihat gadis mungilnya itu.
"Mama, kiala kangen sama papa. Papa pulang nggak?" ucap gadis mungil itu.
(Namakamu) menghembuskan nafasnya dengan pelan ketika sang anak menanyakan hal itu lagi dan lagi didepannya.
Sungguh perih bagi (namakamu) ketika kiara lagi lagi menanyakan keberadaan papanya. Sudah 1 tahun Ari, sang suami pergi entah kemana. Dan selama 1 tahun itu ari tidak pernah menafkahi keluarganya.
Waktu kiara masih ber-umur 2 tahun, pada suatu malam Ari dan (namakamu) bertengkar hebat dalam masalah orang ketiga yang masuk ke kehidupanya. Dan disaat itu ari memilih untuk menututi emosinya, dengan sangat tega ia meninggalkan keluarga kecilnya pergi keluar kota.
Awalnya (namakamu) merelakan ari untuk pergi, namun setelah kiara sering menanyakan perihal ayah kandungnya, (namakamu) tak tega. Ia pun mencari keberadaan ari dengan informasi yang ia dapat. Namun sampai sekarang (namakamu) tak menjumpainya.
Kalai bukan demi kiara, (namakamu) tak kan sudih mencari ari.
"Sini sayang" (namakamu) memeluk putri kecilnya itu didalam dekapanya.
"Papa kamu lagi kerja. jauhhhh banget, jadi kalau kiara kangen, nanti papa kasian mikir terus"
(Namakamu) terpaksa membohongi putrinya yang belum tahu apa apa itu, dan kiara hanya membalas dengan anggukan kecil.
"Tapi nanti papa bakal balik kan ma?"
"Pasti sayang.." (namakamu) mengecup pucuk kepala kiara dan tanpa kiara sadari (namakamu) sedang meneteskan air matanya.
***
Kini seorang CEO di perusahaan diafakhri sedang melangkahkan kakinya menuju ke ruangan pribadinya yang ada di kantor.
Pria ber umur 25 ini berjalan dengan tangan yang dimasukan kedalam saku, di belakangnya ada 2 bodyguard yang bertubuh kekar sambil menenteng tas bosnya itu.
Semua para karyawan yang berpas-pasan dengannya tak berhenti menyapa seorang Pak iqbaal ini.
Iqbaal tersenyum ramah ketika di sapa para karyawannya itu, ia tak mau dipandang sombong oleh siapapun maka dari itu dirinya selalu tersenyum kearah orang yang menyapanya.
"Baal!" Iqbaal, pria ini menghentikan langkahnya ketika mendengar suara perempuan yang memanggil namanya dari arah tangga.
Dirinya menatap wanita yang berjalan menghampirinya, seraya mengangkat kedua alisnya.
Sambil menunggu wanita itu berjalan kearahnya, iqbaal mengalihkan pandanganya kearah 2 bodyguard yang tetap setia berdiri di belakangnya.
"Kalian letakan tas saya di ruangan, nanti saya nyusul"
"Baik pak!" Kedua bodyguard ini pergi sesuai perintah iqbaal.
"Baal, 20 menit lagi ada meeting dadakan. Kamu siap siap ya" Iqbaal beralih menatap ke wanita yang ada dihadapanya sekarang.
"Kok saya gak tau? Kenapa dadakan (nam)?"
Ya, sebagai pengganti peran ayah. (Namakamu) rela membanting tulang untuk menafkahi dirinya dan kiara setelah ari pergi. Ia berkerja sebagai Asisten iqbaal di perusahan yang cukup besar ini. Sudah setengah tahun (namakamu) bekerja sebagai asisten iqbaal.
"Maaf baal, kemarin aku sibuk banget. Jadi lupa" (namakamu) mengangguk.
Iqbaal menghembuskan nafasnya kasar, selama setengah tahun bekerja dengan iqbaal (namakamu) tak pernah melakukan kesalahan. Namun beberapa akhir ini (namakamu) sering lupa tugasnya sebagai asisten seorang CEO.
"Kamu ada masalah?" iqbaal menggenggam kedua bahu (namakamu) yang sudah dianggap seperti sahabatnya sendiri.
"Kalau ada masalah cerita sama saya" Iqbaal tak perduli dengan tatapan karyawanya yang berlalu lalang di sekitarnya.
Dengan perlahan (namakamu) menggelengkan kepalanya, padahal masalahnya banyak. Mulai dari ekonomi, kiara dan kebutuhan lainya.
"Saya yakin kamu bohong, ikut keruangan saya sekarang" Iqbaal berlalu pergi, dan (namakamu) mengekori dirinya dari belakang.
Habis!
Ini cerita sebagai ganti cerita yang saya hapus.
Semoga suka ya dengan cerita ini.
Jangan lupa vote dan komenPart 1 dikit. Tapi selanjutnya bakalan saya panjangin kok
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah iqbaal ( 2018 )
FanfictionPart 1 and Part 2 Anda siap menyiapkan mental, kebaperan, ke marahan, ke emosian, ke senengan untuk membaca sebuah cerita abal abal dari author ? Don't copas copas, ini story makek otak!! RANK 1 IN #idr (15 Nov 18) RANK 2 IN #iqnk (06 Des 18) RANK...