Ayah

10.1K 1K 30
                                    

"Bukan itu (namakamu)"

"Lalu?"

"Saya akan jadi ayahnya kiara, suami kamu"

(Namakamu) tertegun saat mendengar jawaban iqbaal yang tak bisa ia duga sebelumnya. Kenapa pria yang ada disampingnya berbicara seperti itu, apakah ini sebuah candaan? Lantas jika ini candaan kenapa iqbaal kini menatapnya dengan tatapan serius.

"Baal, kamu bercanda?"

(namakamu) benar benar tak yakin. Selama dia berkerja dengan iqbaal, (namakamu) tak melihat gerak gerik iqbaal yang jatuh cinta padanya. Apa ini dilakukan didepan sang anak untuk membuat kiara senang?

Iqbaal menghentikan dan minggirkan mobilnya di tepi jalan seakan ingin mengatakan sesuatu, kiara yang kebingungan ketika iqbaal memberhentikan mobilnya, dengan antusias dia bertanya.

"Om iqbaal kenapa mobilnya di belhentiin?" Iqbaal mengulai senyum dan mengelus rambut kiara "Bentar ya sayang, om iqbaal mau ngomong serius sama mama. Kiara main aja ya, nih lihat vidio frozen"

Setelah membuka aplikasi youtube, Iqbaal menyerahkan iPhonenya kearah kiara dan membiarkan gadis itu menonton film kegemarannya itu.

Iqbaal, pria tampan itu menghadap kearah (namakamu) dan menggelengkan kepalanya. Ia mengambil kedua tangan (namakamu) dan menggenggamnya

"Mana mungkin saya bercanda dalam hal ini, Saya ingin nikahin kamu dari dulu"

(Namakamu) nampak berfikir keras, Kejadian ini benar benar tak ia duga. Seorang iqbaal CEO perusahaan Diafahkri mencintai seorang Asisten janda seperti dirinya? Apa itu tidak mencoreng nama Iqbaal karna menikahi janda seperti dirinya.

"Baal..apa kamu nikahi aku karna kiara?" Iqbaal menggeleng.

"Saya ngomong seperti ini karna saya sayang sama kamu dari pertama saya lihat kamu. Selama kamu bekerja di perusahaan saya, saya tidak menunjukan gelagat aneh bahwa saya cinta sama kamu"

"Disisi lain, apa kamu gak kasian sama kiara? Kiara butuh ayah (nam). Dan sekarang yang bersedia jadi ayah kiara sudah ada didepan mata kamu. Mau tunggu apa lagi hmm?" Lanjutnya.

(Namakamu) melepaskan tanganya yang digenggam iqbaal dengan perlahan. Ia memandang kedepan seraya menghembuskan nafasnya, lalu ia menatap iqbaal lagi.

"aku belum siap" Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir (namakamu). Kalimat itu juga yang memgayat hati iqbaal. Tapi disisi lain iqbaal juga paham perasaan (namakamu).

"Saya bakalan nunggu kamu untuk siap. saya janji akan menutup hati untuk siapapun itu kecuali kamu" (namakamu) mengulai senyum kearah iqbaal, dan iqbaal juga membalasnya.

"Makasih ya baal, kamu bisa nerima aku apa adanya"

Tangan iqbaal terulur untuk mengusap rambut wanita yang ada disampingnya "Sama sama"

***

"

Ayah! Aku pengen boneka ituuuu"

"Yang mana? Ambil aja"

Kiara, gadis cilik ini memerhatikan laki-laki yang seumuran denganya berjalan ke toko boneka dengan menggandeng tangan sang ayah.

Didalam lubuk hatinya, kiara benar benar ingin ayah. Kiara ingin iqbaal lah yang bisa dipanggil ayah untuknya. Dan kini pandangan kiara tertuju pada iqbaal yang tengah mengobrol dengan mamanya.

Tak disangka, gadis cilik ini menarik tangan iqbaal seraya berkata "Ayah...ayo beli boneka"

Seketika iqbaal dan (namakamu) saling bertatapan, iqbaal menoleh kearah kiara dan mengulai senyum lalu iqbaal menggendong kiara di pangkuanya "Kiara...kok panggil om iqbaal ayah? Hmm?"

Iqbaal bukannya tak terima jika kiara memanggilnya dengan sebutan ayah, justru dia kebingunga karna gadis ini tiba tiba memanggilnya dengan sebutan Ayah yang jelas jelas iqbaal bukan ayah asli kiara.

"Kiara gak boleh manggil om iqbaal ayah sayang.." Titah (namakamu), iqbaal menatap (namakamu) seraya menggelengkan kepalanya seolah tak apa jika kiara melakukan hal itu.

"Kiala pengen kaya meleka" telunjuk kiara mengarah pada pasangan anak dan ayah yang sedang memilih boneka didalam sana.

"Tadi anak itu manggil ayahnya dengan sebutan ayah. Sedangkan kiala gak ada yang bisa kiala panggil ayah"

Dengan penuh kasih sayang iqbaal mengecup pucuk kepala kiara yang kini terduduk dipangkuanya.

"Kata siapa gak ada yang bisa kiara panggil ayah" Iqbaal mendekatkan wajahnya di telinga kiara seraya berbisik "Om iqbaal kiara panggil ayah juga boleh"

(Namakamu) kaget dengan bisikan iqbaal yang masih bisa ia dengar. Dengan hati yang berbunga kiara mendongakan wajahnya dan menatap iqbaal.

"Kiala panggil om iqbaal ayah ya?" Iqbaal tersenyum gemas seraya mencubit pipi tembem bocah ini "Iya sayang.."

"Yeee kiala punya ayahhh!!" Ucapan kiara sontak mencuri perhatian beberapa pasang mata di sana. Dengan sigap iqbaal memeluk kiara agar anak ini tak berisik "Stt jangan rame ya ki, emang kamu nggak malu hmm?"

"Engga! Kiala gak malu. Soalnya kiala seneng banget punya ayah kaya ayah iqbaal"

Panggilan om iqbaal kini ditepis jauh jauh dari pikiran kiara, yang ada sekarang Ayah iqbaal lah sebagai pengganti panggilannya itu.

Entah kenapa jika melihat kiara sang anak tersenyum bahagia hati (namakamu) terasa adem. Ia menatap iqbaal yang ada di hadapanya.

"Baal...aku gak tau lagi harus berterima kasih dengan cara apa. Aku cum-"

"Nggak usah bilang terima kasih pada saya, karna saya gak keberatan jika kiara panggil saya ayah"

(Namakamu) benar benar ingin mengeluarkan air mata harunya. Ia sangat kagum dengan sosok iqbaal yang sangat tulus mencintai keluarga kecilnya.

Iqbaal sangatlah berbeda dengan ari, iqbaal sosok yang bertanggung jawab sedangkan ari sangat jauh dalam hal tanggung jawab.

Dengan antusias kiara menarik tangan iqbaal menuju pintu masuk toko boneka. Ia melakukan hal yang persis bocah yang ia lihat tadi lakukan. (Namakamu) menggelengka kepalanya melihat tingkah laku kiara.

"Ayah! Aku pengen bonekaa ituuuu" Kiara seakan ingin menunjukan pada semua orang yang ada disana bahwa dirinya mempunyai seorang ayah baik hati seperti iqbaal.

Iqbaal jongkok didepan kiara menyamai tingginya dengan tinggi gadis mungil itu "yang mana hmm? Kiara ambil aja nanti ayah bayar"

"Yess!" Kiara berlari menuju toko boneka dan mengecek rak demi rak untuk menemukan boneka yang ia suka"

(Namakamu) menghampiri iqbaal yang berdiri di depan toko boneka sambil tersenyum melihat kiara yang sangat bahagia.

"Baal, maakasihh banget ya udah buat kiara seneng"

Iqbaal mengangguk dan berkata "Karna suatu hari nanti, ini tugas saya. Membahagiakan kamu dan kiara"

Cerita yang anda baca telah habis...dimohon untuk bersabar menunggu kelanjutannya
Paansi:v

Eak eak
Baper gak?
Vote dan komen ya kawan:)
Karna satu vote dari kalaian menumbuhkan semangat saya untuk melanjutkan cerita ini.

Demikian, terima kasih, dan selamat tinggal

Ayah iqbaal ( 2018 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang