Hempasss si bule

5K 638 45
                                    

Siapa yg sekolahnya udah libur?

Aku juga libur. Jadi gak heran kalau rajin next tiap hari. Tapi ga tiap hari juga sih wkwk palingan sering sering.

Sebelum baca Vote ya:) I love youu guys sebelumnya aku mau ucapin terimakasih pada kalian yang sempetin baca ini sampai cerita ini tembus 50+ k Readers dan 10+ k vote. I loveee youuu

Happy reading.

Sebelum pergi ke kantor, Seperti biasa (Namakamu) memakaikan dasi pada iqbaal di depan pintu rumahnya. Kedua manusia ini tampak berbincang bincang.

"Sayang. Nanti kamu beneran pecat mika? Kasian sih dia" Ucap (Namakamu)

Entah apa yang dipikiran (Namakamu) saat ini, ia tak bisa membuka jalan pikirannya bahwa mika telah hampir melayangkan nyawanya dan sempat sempatnya (Namakamu) mengasihani wanita licik itu.

Iqbaal menghembuskan nafasnya "(Nam)...Mika udah mau nyelakain kamu dan kedua anak kita. Dan coba bayangin kalau nggak ada ari gimana akibatnya? Hmm?"

(Namakamu) terdiam dan masih merapikan dasi serta jaz yang dipakai iqbaal.

"Aku gak bakal biarin wanita licik itu muncul didepanku (Nam). Aku sayang sama kamu, kiara, apalagi anak aku. Aku benci banget sama orang yang berani beraninya nyakitin kamu"

"Berarti kamu pernah benci pada diri kamu sendiri baal?"

Iqbaal mengerutkan dahinya "Maksudnya?"

"Kata kamu, kamu benci orang yang pernah nyakitin aku. Berarti kamu pernah benci sama diri kamu sendiri karna Kamu dulu pernah nyakitin aku"

Iqbaal memeluk (Namakamu), menyepipkan kepalanya di leher jenjang (Namakamu) "Ya, aku sangat benci sama diriku sendiri waktu dulu nyiksa kamu. Dan sekarang, aku sangat benci sama mika, bukan sama aku sendiri. Karna sekarang, aku sayang sama kamu"

Setelah mengucapkan kata itu iqbaal megecup bibir (Namakamu) sekilas, ia melepaskan pelukannya, menempelkan telapak tanganya di kedua pipi (Namakamu).

"Sekarang kamu ngerti kan? Aku sayangg banget sama kamu. Dan maaf, aku gak sadar kalau mika itu pengecut"

"Iyaa baal. Aku ngerti, sampai kapan pun kamu setia kan sama aku?"

"Tentu, Yaudah ya aku pergi ke kantor dulu" (Namakamu) mengangguk. Seperti pasangan suami istri pada umunya, (Namakamu) mencium punggung tangan iqbaal dan pria itu mengecup dahi (Namakamu) disertai ucapan halus dirambutnya.

Iqbaal berjongkok didepan (Namakamu), mencium perut (Namakamu) yang sudah terlihat buncit, ia mengucapkan sesuatu disana "Ayah berangkat dulu ya sayangg. Jaga bunda ya, jangan buat bunda kesakitan karna tendangan kamu"

Mendengar itu (Namakamu) terkekeh, iqbaal kembali berdiri tegak "Hati hati dirumah ya, telfon aku kalau ada apa apa. Assalamualaikum"

"Waalaikum salam. Hati hati ya baal"

Iqbaal mengangguk, pria itu mulai melangkahkan kakinya menuju mobil. Dan (Namakamu) hanya memandangi iqbaal dengan senyuman yang tak henti hentinya di pancarkan.

Mobil iqbaal mulai menjauh, mulai hilang dari pandanganya. Ia pun memasuki rumahnya lagi dan menutup pintu lalu menguncinya.

***

"Ada apa baal manggil aku?"

Iqbaal yang tengah sibuk ke komputernya beralih pandang ketika melihat mika yang memasuki ruangannya tanpa permisi.

Ayah iqbaal ( 2018 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang