gugatan cerai

8K 834 16
                                    

Prankk!!!

Iqbaal dikejutkan dengan benda yang terjatuh dari arah dapur, ia menjauhkan laptop dari pangkuanya lalu menuju kearah dapur. Disitu ia melihat kiara yang sedang memungkuti kaca kaca kecil akibat gelas yang tak sengaja ia jatuhkan.

Kiara memungkuti dengan cekatan dan posisi membelakangi iqbaal, hal itu dilakukan supaya ia tak dimarahi oleh iqbaal maupun bundanya.

Iqbaal menghampiri kiara, menjauhkan gadis itu dengan serpihan kaca yang berserakan dilantai, kiara menundukan kepalanya "ayah maafin kiala"

Iqbaal jongkok dihadapan kiara, pria itu menguali senyum dan mengusap rambut kiara "Ayah nggak bakalan nyalahin kamu selagi kamu nggak sengaja. Sini kacanya, nanti tangan kamu luka"

Iqbaal mengambil alih serpihan kaca yang sedang kiara pegang. Gadis mungil itu memeluk iqbaal "Makasih ya, ayah baik banget sama kiara"

Iqbaal lagi lagi tersenyum "sama sama sayang, kiara samperin bunda dikamar gih. Adek didalam perut bunda minta dielusin kiara tuh"

"Okee yah, kiara ke bunda dulu ya" Sebelum benar benar pergi, kiara sempat mencium pipi iqbaal lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana menuju ke kamar (namakamu).

Kini iqbaal memunguti serpihan kaca gelas itu, ia hendak menyuruh maid namun ia kurungkan niatnya. Ia benar benar ingin menjadi yang terbaik dimata kiara dan (namakamu). Bukan untuk sekedar mencari perhatian, namun kalau bisa melakukannya sendiri kenapa tidak.

Setelah bersih, iqbaal berjalan kearah kamar (namakamu) dan mendapatkan ibu dan anak yang sedang bercakap-cakapan.

"Baal...kamu gak berangkat kerja? Udah hampir jam 7 loh" Iqbaal menggeleng kan kepalanya, ia duduk disamping (namakamu) dan mengelus perut (namakamu) dengan lembut.

"Aku nggak tega ninggalin kamu dengan kondisi mengandung, lagian hari ini hari minggu. Jadi aku mutusin ngerjain berkas di rumah aja"

"Baal, aku nggak masalah kok kamu tinggalin kerja. Meskipun hari minggu tapi kan kamu nggak libur baal, belum ngurusin karyawan karyawan kamu yang lain. Nanti apa jadinya baal?"

"Sttt...udahlah (nam). Lagian kan aku CEO. Lagian Kalau aku gak masuk ke kantor gak bakal ada yang marahin"

Ceo mah bebas~

"Mending aku habisin waktu untuk kalian" lanjutnya, iqbaal mengecup dahi (namakamu) cukup lama.

"Kiala nggak dicium yah?" iqbaal tertawa melihat kiara yang mengerucutkan bibirnya serta melipat kedua tanganya didepan dada, itu menandakan bahwa gadis mungil itu cemburu.

"Sini sini" Iqbaal menggendong kiara kepangkuanya, lalu mencium pipinya berkali kali serta menggelitiki gadis mungil itu hingga membuat nya tertawa.

"Ayah hentiin" (namakamu) ikut mengukir senyuman melihat tingkah iqbaal dan kiara. Ia benar benar bersyukur mempunyai suami seperti iqbaal yang bisa membahagikan kiara dan dirinya meskipun belum sah.

"Ayah juga ikut cium adek dongggg" Kiara meminta iqbaal untuk memcium perut (namakamu) yang masih terlihat rata.

Iqbaal pun melakukan apa yang diperintahkan kiara, yaitu memgecup perut (namakamu) serta mengusapnya dengan penuh kasih sayang.

"Oh ya baal, aku mau bilang sesuatu ke kamu" Iqbaal mengentikan aktivitasnya mengusap perut, ia mendongakkan kepalanya sambil bertanya.

"Bilang apa?"

Pandangan (namakamu) beralih ke kiara "Kiara sayang sama maid dulu ya, bunda mau ngomong penting sama ayah"

Gadis itu mengerti, dia mengangguk lalu berlalu pergi meninggalkan iqbaal dan (namakamu) dengan membawa beberapa bonekanya.

"Kenapa hmm?"

"Baal, ikut aku temui ari. Sebelum kamu nikahin aku, aku bakalan menggugat cerai dia"

"Kamu yakin bakalan nemui dia? Atau aku aja yang ketemu sama ariari itu"

Iqbaal benar benar khawatir jika (namakamu) menemui ari meskipin dalam pemgawasanya. Karna ia takut kejadian kemarin terulang kembali, yaitu menjambak rambut (namakamu) dan melakukan kekerasan.

"Kalau kamu ketemu sama ari, nanti jadinya pulang pulang babak belur. Udah deh baal, nggak papa. Toh juga ada kamu kan?"

Iqbaal mengacak rambut (namakamu) yang tersusun rapi "Yaudah, besok aku temenin kamu ketemu sama dia"

***

Diruangan ini Ketiga seseorang ini terlarut dalam pembicaraan. Iqbaal dan (namakamu) memutuskan pergi ke kediaman ari untuk melayangkan gugatan cerai. Iqbaal dan (namakamu) sengaja tak membawa kiara, takutnya kiara malah ikut dengan ari dan tak mau dengan iqbaal lagi.

"Maksud kamu apa ini?" Ari memandang beberapa kertas yang ada dihadapanya dengan raut wajah yang bingung.

"Lo tinggal tanda tangan aja, gue mau gugat cerai lo"

Author gak tau gimana proses perceraian, jadi mohon dimaklumi kalau salah salah.

Terlihat jelas diwajah ari, pria itu tidak terima dengan hal ini "aku nggak bakal nanda tanganin ini, aku masih sayang sama kamu (nam)"

Ari hendak menyentuh (namakamu), namun iqbaal menepis tanganya dengan kasar "jangan coba coba sentuh dia, percuma aja. Diperut (namakamu) udah ada bayi gue, gak ada harapan bersatu lagi bro!"

Benar kata iqbaal, diperut (namakamu) sekarang sudah terlanjur ada bayi (namakamu) dengan iqbaal.

"Bangsat ya lo!"

"ARI! JANGAN BILANG KASAR KE IQBAAL! INI JUGA SALAH LO! LO YANG NINGGALIN GUE AMA KIARA"

Ari mendadak bungkam, ia menatapi kesalahanya sendiri. Kesalahan yang ia lakukan selama 1 tahun belakangan ini.

"Tapi aku gak rela kamu nikah sama dia. Kamu gak mau kan denger berita mantan suami ngamuk diacara pernikahan"

Bhaks, drama aja nih orang.

"Lo tinggal tanda tangan kertas ini apa susahnya sih ri? Lagian gue juga udah muak ama lo"

Hati ari begitu terkikis, ia pasrah. Dia menggambarkan tanda tanganya di matrai surat perceraian itu.

"Puas kan?" (namakamu) mengambil kertas itu "Dari tadi napa, susah amat"

"Yaudah baal yuk pulang" (namakamu) menggandeng tangan iqbaal dan berlalu pergi, hal itu dilakukan untuk memanas manaskan ari.

Hal itu berhasil membuat ari cemburu, namun sebuah senyuman miring tercetak di bibir ari.

"Lihat aja apa yang gue lakuin"


Bersambung


Jangan lupa vote dan komen yaww manteman
Aku sedih kalean gak komen:(
Kalau komen kasih pendapat yak.

Ayah iqbaal ( 2018 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang