Let's play the game!

5.5K 680 206
                                    

Part ini ga sedih, bahkan bisa membuat kalian puas. Bacanya jangan di skip" oke.

Makasih buat salah satu pembaca ayah iqbaal kemarin yang ngasih saran.
Dan sarannya aku pake di part ini, love you novi

Kiara menghapus air matanya, dia mengambil sebotol air yang tergeletak di atas meja belajarnya lalu berjalan kearah kamar (Namakamu) untuk memberikan air itu.

"Bunn, ini minumnya"

(Namakamu) yang melihat kiara datang dengan mata sembab seperti habis menangis pun terkejut. Ia langsung bertanya kenapa gadis cilik itu menangis.

"Kiara habis nangis? Sini sama bunda"

(Namakamu) menarik kiara menuju pangkuannya, ia memberi usapan lembut dikepala kiara "Kiara kenapaa? Coba cerita sama bunda"

Tangisan kiara makin sesenggukan ketika mengingat apa yang dilakukan ayahnya diruang tamu, Namun kiara masih menutup mulutnya, ia tak mau menceritakan pada bundannya tentang hal ini.

"Enggak bun, nggak ada apa apa kok. Tadi tangan kiara kejepit pintu"

(Namakamu) menarik tangan kiara untuk memeriksa apakah ada yang terluka, ia juga memberi tiupan pada jari jari kiara yang terlihat baik baik saja "Mangkannya kiara hati hati ya sayang?"

"Iya bun, Kiara balik ke kamar dulu ya bun"

Sebelum kiara pergi, (Namakamu) mengecup kedua pipinya dan mengucapkan selamat malam "Selamat malam tuan putri, tidurnya jangan malam malam ya"

"Selamat malam juga ibu peri, bunda tidurnya juga jangan malam malam ya" Kiara kembali mengecup kedua pipi (Namakamu) secara bergantian.

Ia akhirnya balik badan dan meninggalkan (Namakamu) dikamar itu sendiri. Waktu kiara berjalan ke kamarnya, ia berpas-pasan dengan iqbaal yang tampaknya ingin pergi kekamar juga.

"Hai kiara" Iqbaal sempat menghentikan langkahnya dan menyapa kiara, Namun kiara menghiraukan itu, ia berlagak tak melihat seseorang disana bahkan ia menganggap iqbaal hanya angin yang lewat.

Iqbaal tampak bingung kenapa kiara menghiraukannya, Namun iqbaal berfikir kalau kiara masih ngambek dari tadi pagi.

Iqbaal kembali berjalan, membuka knop pintu dan mendapati (Namakamu) yang mencoba berdiri untuk belajar melangkah, Dengan cepat iqbaal berlari dan menghentikan aksi (Namakamu).

"Sayang nanti kamu jatuh" Larang iqbaal.

(Namakamu) berdecak kesal "Aku nggak mau ngerepotin kamu, apalagi kiara"

Iqbaal mendaratkan tubuhnya di pinggir ranjang dan duduk berhadap-hadapan dengan (Namakamu) "Aku takut kamu kenapa-napa, Gimana kalau aku cari pembantu buat jagain kamu?"

"Kenapa cari pembantu? Katanya kamu selalu ada untuk aku"

Iqbaal membuang nafas beratnya "kalau aku kerja siapa yang jaga kamu?"

(Namakamu) mulai menggerakan roda kursinya rodanya untuk menuju ke sisi ranjang sebelah kiri "Udahlah, aku mau tidur dulu"

Iqbaal bangkit dan membantu istrinya untuk berdiri dan membaringkannya diatas ranjang.

***

"Kiara, tolong ambilkan handphone ayah dikamar ya"

Game yang kiara mainkan di iPad terpaksa ia pause ketika iqbaal menyuruhnya untuk mengambil ponsel pria itu di lantai atas, lebih tepatnya di kamar iqbaal.

Ayah iqbaal ( 2018 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang