Maaf kalau ada typo
Bawa enjoy aja.
Selamat baca❤"Sal. (Namakamu) disini gak?" kini iqbaal berdiri di depan rumah salsha, Menanyakan keberadaan (Namakamu) yang mungkin ada disini.
"Hah? Engga ada. Emangnya (Namakamu) kemana?"
Iqbaal hanya diam, tak mungkin ia bercerita kalau (Namakamu) pergi karena ia menyakiti hatinya. Bisa bisa sekarang iqbaal dicaci maki oleh salsha.
"Eng..enggak papa sih, soalnya tadi dia pergi dan gak pamit sama gue"
"Udah coba telefon?"
"Udah, hapenya gak aktif"
"Coba deh cari ke rumah temen temenya yang lain, apa perlu gue bantuin?"
Tawaran Salsha tentu di tolak oleh iqbaal "Nggak usah sal. Biar gue aja, yaudah makasih ya"
Setelah menggedor pintu ke pintu rumah teman dekat (Namakamu) , ia sama sekali tak menemukan keberadaan nya.
Hingga iqbaal memilih berhenti untuk mencarinya, karna di fikirannya (Namakamu) bakalan balik ke rumah tanpa dicari. Iqbaal terlalu menggampangkan semuannya.
Dan kini, Ia malah membelokan mobilnya ke pekarangan rumah Mika. Untuk apa? Untuk bersenang senang, berduaan tanpa sedikit pun memikirkan (Namakamu) dan kiara diluar sana.
Karna pada dasarnya iqbaal mencari keberadaan (Namakamu) dan kiara agar ia tak dimarahi bunda rike jika main ke rumah dan tak menemukan adanya keduanya.
Iqbaal tak sepenuh hati berniat untuk mencari mereka.
****
"Bundaaa...kiara laper" Kiara, gadis mungil ini terus saja memegang perutnya. Ia sesekali mengecap mulutnya ketika melihat Beberapa orang yang makan di pinggir jalan membuatnya ingin makan juga.
1 minggu ini (Namakamu) dan kiara tidur di pinggir jalan bersama para pengemis lainnya, Uang yang (Namakamu) bawa hanya cukup untuk makan sehari hari saja, Ia tak sempat untuk menyewa tempat tinggal sementara.
(Namakamu) memilih tidur di pinggir jalan dari pada menginap ke rumah temab temannya, atau bahkan ke rumah orang tuanya. Karna ia yakin iqbaal pasti menemukannya disana.
"Kiara sabar ya sayang. Bundaa gak punya uang" (Namakamu) jongkok di depan kiara, mengusap keringat gadis itu bercucuran.
Kiara sangat terlihat lemas. Coba bayangkan, Anak dan istri seorang Ceo menderita seperti ini? Itu sangat tak pantas.
Apalagi iqbaal malah bersenang senang dirumah dengan selingkuhannya sedangkan anak dan istrinya kelaparan seperti ini.
"Bunda ayoo pulang, kiala kangen sama ayah" Ucapan kiara membuat (Namakamu) mengingat tentang perilaku bejat iqbaal pada mika dihadapannya lalu.
"Kiara gak usah kangenin ayah! Dia bukan ayah kandung kiara, gak seharusnya kiara kangen sama dia"
Kiara hanya diam, ia memainkan kedua jari tangannya sambil mengerucutkan bibirnya. Ia tak tahu apa apa, tapi mengapa ucapanya disalahkan oleh bundanya?
"Bunn...tapi kiala lapell" (Namakamu) menghembuskan nafasnya, disaat ini ia mencaci maki iqbaal di dalam hatinya. Pria brengsek! Bejat! Gara gara iqbaal lah mereka kelaparan seperti ini.
Belum lagi darah daging iqbaal yang sekarang ada diperut (Namakamu).
"Kiara maafin bunda ya sayang. Bunda ngajak kamu kabur gini dan buat kamu kelaparan, Kalau bukan karna ayah kamu bunda gak akan ngelakuin ini"
Bulit air mata menetes dari sudut matanya, (Namakamu) memeluk kiara. Mencium pucuk rambut gadis cilik itu.
"Bundaa! Ayo kita minta minta kayak kakak kakak yang ada di lampu melah sana, bial kita bisa makan"
Kiara menunjuk segerombolan remaja yang menyanyikan lagu dari mobil ke mobil yang berhenti ketika lampu lalu lintas menunjukan warna merah.
Entah apa yang ada di pikiran kiara saat ini, bisa bisanya gadis secilik dia mengerti jika mengemis dapat menghasilkan uang untuk makan.
"Gak boleh, Kita masih kuat! Kita gak boleh minta minta. Gini aja, Ayo kita ke warung itu, Bunda cuci piring disana dan bunda minta bayaran berbentuk makanan bukan uang. Jadi kiara dapat makan dehhh .oke? "
"Okeee bunda" (Namakamu) menarik senyuman, namun senyuman palsu yang dintunjukan didepan anaknya seolah hatinya sekarang baik baik saja.
***
Sungguh teriris hati (Namakamu) ketika melihat kiara yang sedang makan dengan lauk seadanya. Yaitu nasi, telur dan kecap. Tapi kiara tak ambil pusing, meskipun biasanya ia makan makanan yang mewah, namun kali ini berbeda. Bahkan kiara terlihat lahap makan nasi dengan lauk sederhanan ini. Mungkin karna sudah terlanjur lapar.
(Namakamu) bersyukur karna kiara sudah mendapatkan makanan dari hasil cuci piringnya disini meskipun ia tak ikut makan juga. Ia hanya di bayari uang 10.000 dan lauk yang kiara makan saat ini beserta nasinya.
Ia memilih menyimpan uang itu untuk membeli makanan buat nanti malam. Meskipun sekarang perutnya sangat lapar, ia hanya menghawatirkan kandungannya.
"Enak gak nasinya?" Kiara mengangguk semangat, Ia kembali menyendokan nasi ke mulutnya.
"Bunda mau gak?" Kiara menyendokan makanan itu kearah (Namakamu). Laparnya tak bisa ia tahan, akhirnya (Namakamu) membuka mulutnya.
(Namakamu) menopang dagunya dengan kedua tanganya sambil memandang kiara yang ada di hadapannya "Dihabisin ya nasinya, kalau enggak. Nanti nasinya nangis"
"Iyaa bunn. Enak kok, kiala bakal abisin"
***
"Loh kiara?! Ayah kamu mana? Bunda kamu juga kemana? " Nichol, rekan kerja iqbaal waktu di bali lalu terkejut saat melihat kiara yang duduk di pinggir jalan sendirian.
"Ayah dirumah om. Bunda aku lagi beli es doger buat aku" Kiara menunjuk bundanya yang membeli es doger di pinggir jalan.
Nichol yang tadinya berada di mobil sekarang keluar dan menghampiri (Namakamu) yang kebetulan sudah selesai membeli es untuk kiara.
"Pak nichol?"
"Iyaa , kamu kok kurus gitu? Iqbaal mana?"
"Mmm...kita bicarain disana aja ya pak"
Habis
Gantungin anak orang seru tau:v
Vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah iqbaal ( 2018 )
FanfictionPart 1 and Part 2 Anda siap menyiapkan mental, kebaperan, ke marahan, ke emosian, ke senengan untuk membaca sebuah cerita abal abal dari author ? Don't copas copas, ini story makek otak!! RANK 1 IN #idr (15 Nov 18) RANK 2 IN #iqnk (06 Des 18) RANK...