Kini iqbaal berdiri di depan sebuah gedung yang akan disewanya untuk meng-halal kan (namakamu). Satu tanganya menelfon seseorang sedangkan tangan satunya dimasukan kedalam saku.
Ia berjalan memasuki gedung yang cukup besar itu, dibelakangnya terdapat bastian yang tampak lesu karna diajak iqbaal mutar mutar mencari gedung seharian.
"Baal, lo udah ngomong ke pemiliknya?" Iqbaal membalikan badanya dan mengangguk.
Iqbaal mematikan telfonya dan memasukannya kedalam saku "Lo telfon siapa sih baal?" Tanya bastian.
"Mika, gue cari manager lain buat gantiin (namakamu), kasian dia, nanti terlalu capek kalau gue suruh kerja"
Bastian memyipitkan matanya "Baal, lo serius? Jangan cari yang perempuan elahh...nanti (namakamu) cemburu gimana?"
"Kaga udah, dia ngerti kok. Lagian gue udah cari manager laki pada gak cocok semua. Dan nemu deh mika, blesteran indo amerika"
Bastian sebenarnya keberatan jika iqbaal mempunyai manager perempuan untuk menggantikan (namakamu). Ia hanya takut jika sahabatnya cemburu melihat iqbaal dan mika selalu bekerja sama. Apalagi yang ia tahu, wajah mika sangat cantik seperti bule. Bastian sangat tahu bahwa bule lah tipe iqbaal.
"Yaudah deh serah lu, balik yuk. Laper nih gue belom makan 3 hari"
"Ah bodo amat"
***
Setelah mendatangi gedung yang akan ia sewa dan bertemu dengan pemiliknya, iqbaal memutuskan mampir di toko berlian yang sangat megah. Hiasan dinding saja terdapat pernah pernik emas.
Masih dengan bastian, ia memasuki toko itu dengan mendorong pintu kacanya. Seisi toko tertuju pada iqbaal yang sekarang berjalan gagah dengan jaz yang ia kenakan.
Mendapat pusat perhatian? Itu tentu, iqbaal bukan artis. Hanya saja dia CEO paling dikenal dan digemari oleh kaum hawa, terutama ibu ibu.
"Mbak, saya pesen cincin wedding, bahannya berlian"
"Silahkan memilih modelnya tuan" Wanita yang sekarang ada dihadapan iqbaal menyodorkan buku dengan dipenuhi gambar berbagai model cincin pernikahan.
Namun iqbaal menghentikan pencarian cicinya takkala seorang wanita memanggilnya dari arah lain, ia menoleh ke sumber suara untuk mencari tahu siapa yang memanggilnya
Wanita berambut pirang berjalan menghampiri iqbaal dengan senyuman yang merekah.
"Hai baal, kamu ngapain kesini?"
Bastian memutar bola matanya malas, seakan tak suka melihat penampilan wanita ini yang terlalu seksi. Ia memilih memandang kearah lain dari pada melihat dia.
"Saya nyari cincin perikahan, kamu sendiri?"
Wanita yang diketahui bernama mika itu mengerutkan dahinya "aku lagi nyari kalung, btw Kamu mau nikah baal?"
Iqbaal mengangguk-anggukan kepalanya, bisa dilihat dari wajah bule ini, ia sepertinya keberatan jika iqbaal akan menikahi seseorang yang ia tak tau siapa itu.
"Mm baal, aku besok udah mulai kerja kan?"
"Iya, besok kamu mulai kerja. Dan tugas kamu ngurusin semua yang ada dikantor saya. Karna mungkin besok saya tidak hadir"
"Eumm kenapa?"
"Kepo banget sih lo" Iqbaal melirik sinis kearah bastian ketika pria berambut kriting itu berbicara disela sela percakapanya dengan mika. Terlihat sangat tak sopan dimata iqbaal.
"Saya ada urusan dirumah, btw kamu kesini sama siapa?"
"Aku sendirian, naik taksi tadi"
"Ohh..gimana nanti saya antar pulang?"
"Mmm boleh kok boleh"
***
"Yeee ayah pulang" Kiara berlari kearah iqbaal yang berdiri diambang pintu dengan merentangkan tanganya. Iqbaal pun mengambil aba aba untuk memeluk kiara. Setelah itu iqbaal menggendong tubuh mungil kiara.
"Kiala nunggu ayah pulang tau, lamaaaa banget" Kiara mengadu ke iqbaal, ia hanya ingin ayahnya tahu jika dirinya menunggu iqbaal di depan pintu dengan waktu yang cukup lama.
Iqbaal mengecup pipi kiara dengan gemas.
"Iya maaf ya sayang, bunda dimana?"
"Bunda lagi masak yah"
"Masak?" Kiara mengangguk anggukan kepalanya. Iqbaal berjalan kearah dapur masih dengan menggendong kiara.
"(Namakamu)"
(Namakamu) menoleh ketika dirinya terpanggil "Apa baal?"
"Kok kamu yang masak sih? Terus untuk apa kamu nyari maid"
"Udah deh baal, aku nyoba buatin makanan kesukaan kamu dengan tangan aku sendiri. Spesial lohhh"
Iqbaal mengulai senyum, ia tak menyangka mendapat perlakuan romantis dari (namakamu). Yang tadinya ia ingin memarahi maid yang ada dirumah ini, ia kurungkan niatnya ketika mengetahui bahwa (namakamu) lah yang memutuskan memasak makan malam dengan tangannya sendiri.
"Ayah tulunin kiala, kiala mau main ama kucing" Iqbaal menurunkan tubuh kiara dari gendongannya.
"Mainya jangan diluar rumah ya, minta maid untuk nemenin kiala"
"Siapp boss"
Iqbaal tersenyum menatap kepergian kiara yang lambat laun hilang dari pandanganya. Ia mendekati (namakamu) yang sedang sibuk memasak.
(Namakamu) sempat terkejut ketika sebuah tangan melingkar di pinggangnya, iqbaal meletakan dagunya di bahu (namakamu).
"Baal, lepasin ih. Aku lagi masak loh nanti kamu ikut kecipratan minyak"
Mendengar itu iqbaal langsung menjauhkan (namakamu) dari kompor "mending aku aja yang kena minyak, kamu jangan"
"Tapi kamu gak bisa masaknya baal"
"Stttt, kamu yang sebut siapin bumbunya aja. Aku yang masak"
"Yaudah deh terserah kamu"
Bersambung
Konflik mau datang, siapin mental ya
-maaf kalau ada typo nakal, kuku author abis di potong soalnya.
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah iqbaal ( 2018 )
FanfictionPart 1 and Part 2 Anda siap menyiapkan mental, kebaperan, ke marahan, ke emosian, ke senengan untuk membaca sebuah cerita abal abal dari author ? Don't copas copas, ini story makek otak!! RANK 1 IN #idr (15 Nov 18) RANK 2 IN #iqnk (06 Des 18) RANK...