Melawan

5.6K 684 48
                                    

Warning! 17+ (Ade - ade gaboleh baca)

Ketika sebuah cambukan sabuk hampir mendarat di paha (Namakamu), dengan sigap (Namakamu) menghindar. Ia bersembunyi dibalik selimut dengan derai air mata yang sangat deras.

Iqbaal tak henti hentinya diam, dia berusaha sekuat tenaga membuka semlimut itu sambil melayangkan ancaman "Buka gak! Apa kiara akau giniin juga"

Iqbaal sangat egois, tentu (Namakamu) tak mau jika anaknya terkena hal yang sama dengan dirinya. Ia membuka selimutnya dengan berani diri, dan mendorong dada iqbaal hingga pria itu menjauh darinya.

"Gak usah apa apain kiara! Baal....aku hamil anak kamu. Kamu gak kasian giniin aku?"

Iqbaal seketika diam, ia baru tersadar jika ada darah dagingnya sendiri diperut (Namakamu). Emosinya telah mengalahkan segalanya hingga ia lupa jika perbuatanya membuat dampak buruk bagi anaknya yang sedang dikandung (Namakamu).

Sabuk yang ada di genggamanya dilempar ke sembarang arah, tatapan nya berubah menjadi sendu.

"Maaf...."

Iqbaal menjatuhkan diri. Menopang tubuhnya dengan lutut yang ia jatuhkan ke dasar lantai. Dengan tatapan sendunya, ia menatap kedua mata coklat milik (Namakamu).

(Namakamu) mendorong iqbaal yang ada di hadapannya sekarang, iqbaal tak berkutik, seakan pasrah jika di perlakukan sama apa yang ia lakukan kepada (Namakamu).

"Aku nggak nyangka ya kamu gini, kamu dulu kan yang bilang kalau siap menjadi ayah yang baik bagi kiara?!? Omongan kamu dulu sama sekarang tuh beda baal!"

Iqbaal masih diam, menundukan kepala. Ia mengarkan segala curahan (Namakamu) terhadap dirinya sendiri.

"Setelah lahiran ini, kalau kamu masih tetep gini. Aku bakalan cerai in kamu"

Memdengar itu, iqbaal langsung bangkit. Tak menerima apa yang (Namakamu) katakan, ia mengelus kedua pipi (Namakamu) sambil menggeleng. Lalu ia menarik (Namakamu) ke pelukanya.

"Jangan....please" Merasa muka, (Namakamu) mendorong tubuh iqbaal lagi.

"Kenapa? Kamu giniin aku kok. Kamu egosi baal! Aku sama ari keluar karna ari mau ngajak kiara jalan jalan, dan kamu? Kamu lebih mentingin pekerjaan kamu dari pada keluarga?"

Sebenarnya (Namakamu) salah. Bukan mementingkan pekerjaan, tetapi mementingkan seseorang. Namun ia tak tahu akan itu.

"Kamu mau lebih puas kan baal? Sekarang...kamu boleh tampar aku sepuas kamu, kamu boleh tendang aku, jambak aku, kamu pengen puas kan baalll? Bikin aku lebih sekarat lagi kalau itu bikin kamu puas. Ak-"

Belum selesai bicara. Benda kenyal langsung menyumpal bibir (Namakamu), seolah menghentikan wanita ini berbicara.

Itu tentu bibir iqbaal.

(Namakamu) mencoba menolak. Namun, iqbaal mengalungkan tanganya dileher (Namakamu) dengan erat hingga membuat (Namakamu) tidak bisa bertindak apa apa.

(Namakamu) diam, tak membalas ciuman dari iqbaal. Namun ia membuka mulutnya ketika iqbaal menggigit bibir bawahnya. Dan terpaksa ia membalas ciuman itu

"Mphh!"

Decakan dari bibir keduanya terus berbunyi diruangan ini. Iqbaal terus saja mencium wanita itu dengan lembut, sampai ia mendorong pelan (Namakamu) untuk tertidur , dan dia menindih tubuh (Namakamu) tapi ia sedikit merenggangkan jaraknya antara dirinya dan perut (Namakamu), takutnya ke gencet badanya.

Iqbaal mengambil kedua tangan (Namakamu) untuk dikalungkan dilehernya, namun lagi lagi (Namakamu) tak menurut.

"Hentiin! Aku nggak sudi layanin kamu baal" Dia sangat ingin bangkit, namun tak bisa karna iqbaal berada diatasnya.

Ayah iqbaal ( 2018 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang