Insomnia itu bukan buat keren-kerenan saja.
Insomnia itu bukan istilah pengganti untuk : duh-lagi-nggak-bisa-tidur-nih.
Sebelum kamu enteng bilang kalau kamu menderita Insomnia, kamu harus tahu apa sih yang dimaksud dengan insomnia.
Insomnia itu tidak sebatas susah tidur saja, ada gangguan fungsional yang mengikutinya. Bisa jadi karena ada masalah psikologis atau penyakit lain.
Punya gejala-gejala Insomnia nggak serta merta kamu langsung otomatis menderita insomnia.
Emangnya kalo kamu sakit kepala, udah pasti kena kanker otak gitu? Emangnya kalo kamu pusing karena liat doi gandeng pacar baru, kamu otomatis bilang "wadoo aku mumet nih kena kanker otak"?
Atau kalo kamu mimisan karena liat waifu yang huwalaa humba banget terus kamu otomatis kena leukemia?
Nggak kan...Ketika kamu sulit tidur dan kemudian browsing-browsing lucu lalu gejala-gejala yang kamu alami sama dengan gejala Insomnia, maka yang harus kamu lakukan ya berusaha mencari pertolongan medis. Ke dokter, konsultasikan, bicarakan, biar mereka yang beri diagnosis ke kamu. Jangan self-diagnosis, norak plus sesat.
Waspada dan sadar akan gejala yang tidak beres di tubuhmu itu penting banget!
Tapi jangan sampai self-diagnosis. Kecuali kamu memang berkompeten di bidang itu (sudah sah jadi tenaga medis dan memang lingkupnya).Hal ini juga berlaku buat gangguan kesehatan mental lainnya.
Surem aja gitu kalau cuma modal baca artikel di internet dan karena gejalanya mirip, nggak konsultasi ke dokter, terus tiba-tiba bilang "Ih aku bipolar deh" terus bulan depannya cocok-cocokin gejala lagi dan ganti bilang "Hehe cancel ah bipolarnya, aku kayaknya adhd deh".
Nggak gitu cara mainnya samyang...
Nggak seenteng dan sesepele itu wahai rembulan bagi malam-malamku...
Belum bisa tidur karena lagi stalk mantan, bangun tidur siang kesorean, kebanyakan ngopi, atau karena marathon netflix, dll terus bilangnya insomnia tuh kayak lecet kegores pager tapi bilangnya pendarahan. Ora mashoook!
x,
9996
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Semesta
PoetrySetiap moment yang kupikir Bisa didokumentasi oleh seisi langit Namun akhirnya tidak ada seorang, sesuatu Yang mampu menuliskan cerita kita dengan benar Bahkan aku sekalipun Nyatanya semuanya terasa salah dimatamu. -888