aku menutup catatan kelabu milikmu ketika dirimu masih saja terisak di sudut pintu. malu, katamu.
aku diam sejenak. menatap matamu lamat-lamat.
“aku menyukai jiwamu. secara utuh. semoga senantiasa begitu. hingga kapanpun itu.”
— Abdi Permana N.
#sajakdiujungjalan
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Semesta
PoetrySetiap moment yang kupikir Bisa didokumentasi oleh seisi langit Namun akhirnya tidak ada seorang, sesuatu Yang mampu menuliskan cerita kita dengan benar Bahkan aku sekalipun Nyatanya semuanya terasa salah dimatamu. -888