Tiap pagi, setelah saya jatuh cinta kepadamu, saya jadi suka membayangkan sosokmu lama-lama dalam kepala.
Tersenyum-senyum sendirian sambil bertanya-tanya kamu di sana sedang apa, masih tidurkah atau mungkin malah sudah rapi dan wangi hendak melakukan apa saja.
Tiap pagi, setelah saya jatuh cinta kepadamu, saya jadi suka membayangkan bagaimana kalau wajahmu adalah sesuatu yang akan pertama kali saya lihat nanti.
Sudah siapkah saya? Sudah mampukah saya mengemban berbagai tanggungjawab yang menjadi harga untuk kita bersama? Sudah sanggupkah saya untuk menjaga relasi dan komunikasi antara kita selalu baik adanya?
Tiap pagi, setelah saya jatuh cinta kepadamu, saya jadi suka mengevaluasi lagi diri saya. Melihat dengan rendah hati segala kekurangan-kekurangan yang saya punya. Saya jadi sering bercakap-cakap dengan diri saya sendiri, membahas bagaimana caranya saya bisa lebih memantaskan diri.
Sekarang saya sudah memulai melakukan hal-hal kecil biasa namun nyata adanya. Mulai memantaskan diri dengan makin disiplin, meski hanya berupa rajin gosok gigi dan makan teratur sesuai porsi. Saya membenahi dulu segala yang sepele, sebab saya tahu kamu tidak mempan digombali dengan kata selamanya yang bertele-tele.
Tiap pagi, saya bersyukur sudah jatuh cinta kepadamu.
Saya merasa beruntung punya kesempatan untuk jatuh cinta seperti ini, cinta yang menjadi motivasi untuk makin memperbaiki diri.
—9996
#9996Series
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Semesta
PoetrySetiap moment yang kupikir Bisa didokumentasi oleh seisi langit Namun akhirnya tidak ada seorang, sesuatu Yang mampu menuliskan cerita kita dengan benar Bahkan aku sekalipun Nyatanya semuanya terasa salah dimatamu. -888