9996

40 2 0
                                    

Dari segala pelarian yang pernah aku pilih untuk jalani, rupanya aku menemukan pengertian bahwa berhenti berlari adalah sebaik-baiknya pelarian yang bisa dilakukan.

Aku belajar dari bumi. Tentang bagaimana ia akan selalu menerima diriku nanti saat sudah tidak ada lagi yang mau. Tentang bagaimana bumi akan selalu menampung tubuhku dan meleburkannya menjadi satu. Tentang bagaimana abu jasadku yang akan senang hati ia terima tanpa menggerutu.

Manusia kecanduan akan gagasan meninggalkan.

Manusia kecanduan akan gagasan melepaskan.

Manusia merasa segala akan lebih baik ketika sesuatu yang tidak sejalan saling pergi mengikhlaskan.

Rupanya, mencintai bisa berupa tidak pergi.

Mencintai bisa berupa memberi usaha dua ribu kali lipat lebih keras untuk memperbaiki segala yang terlihat terlalu berantakan.

Aku pernah nyaman dalam pelarian. Bagaimana aku selalu menahan diri untuk tidak mengungkapkan kekecewaan dan memilih diam, memilih menciptakan jarak sejak awal mula perkenalan agar tidak ada yang terlalu dekat, agar tidak ada kemungkinan-kemungkinan untuk ditinggalkan saat aku sekarat.

Setelah seluruh rangkaian usaha bersembunyi, aku mulai perlahan-lahan mengerti bila tempat persembunyian paling aman adalah justru tidak bersembunyi.

Aku membiarkan diriku ditemukan.

Aku meruntuhkan tembok-tembok pengaman. Tembok tinggi yang kubangun sendiri agar merasa nyaman, tembok tinggi yang kubagun sendiri yang malah memperangkapku dalam rasa kesendirian.

—9996
#9996Series

Aksara SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang