[Menelisik Tarkovsky]
Aku memimpikan diriku menjadi tiap-tiap bait puisi; metafora, semiotika, dan alegori bercinta,
melahirkan elegi maupun soneta yang meluluh lantahkan segala rasa.
Kau menerka puisi seperti gadis kecil yang memeluk ibunya dengan penuh kerinduan; kemudian kau membuatku nelangsa,
kau adalah bagian puisiku yang hilang. Aku melihat jiwa kebebasanmu bercumbu pada dinding kesepian yang merajam ruh dan asa.
Aku merebahkan diri sembari menunggu dirimu hingga pada bagian terakhir puisi ini.
Karena aku lelah telah mencarimu di setiap tempat, lorong, hingga sudut—dan kau tetap tak ada di sana.
Tetapi, aku percaya bahwa kau ada—kau zahir pada jejak peristiwa kita.
Kaulah nostalgia yang menggantung pada cermin; memantulkan batas bayangan antara kenangan dan realita.
— Mega
#BlueVincent
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Semesta
PoetrySetiap moment yang kupikir Bisa didokumentasi oleh seisi langit Namun akhirnya tidak ada seorang, sesuatu Yang mampu menuliskan cerita kita dengan benar Bahkan aku sekalipun Nyatanya semuanya terasa salah dimatamu. -888