Aku hanya sebaris kias
Yang sering kali bermain dengan majasAku hanya sebait sajak
Yang sering kali linglung tanpa tau letakAku hanya kumpulan-kumpulan puisi berdebu
Yang sering kali kau lupakan seiring bertambahnya waktuAku hanya rintik air hujan
Yang sering kau hindari dengan payung ditanganAku hanya hembusan angin di tengah malam
Yang sering kau biarkan tenggelam dalam sanyup-sayup percakapanmu di telpon genggamAku hanya si semilar
Yang sering kau biarkan merenung tanpa kabarAku dan segala keterbatasanku tentang bagaimana caranya menggapai semu
Kamu dengan segala ketidakpedulianmu
Meninggalkan seorang pilu di tengah rindu.-888 /dari si buta kata untuk si buta rasa/
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Semesta
PoetrySetiap moment yang kupikir Bisa didokumentasi oleh seisi langit Namun akhirnya tidak ada seorang, sesuatu Yang mampu menuliskan cerita kita dengan benar Bahkan aku sekalipun Nyatanya semuanya terasa salah dimatamu. -888