9996

115 7 0
                                    

Orang yang pulang tengah malam, belum tentu dari kelab sehabis bersenang-senang. Bisa saja dia baru pulang bekerja, baru selesai shift kedua, baru menutup tokonya, baru dari apotek membeli obat untuk ibu atau anaknya.

Orang yang berkendara sewaktu pagi masih buta, belum tentu sedang dalam perjalanan ke luar kota. Bisa saja dia sedang kabur dari rumah, sedang menyetir tanpa tujuan demi udara dingin yang menyapu wajahnya, sedang butuh waktu sendiri untuk meyembuhkan hatinya yang patah, sedang bersembunyi sebab jalanan tidak pernah bertanya mengapa.

Esok pagi kamu akan menemui orang-orang yang sedang berolahraga. Ada yang demi membugarkan tubuhnya, ada yang demi lewat depan rumah kekasihnya hanya untuk tahu rupa bapaknya seperti apa, ada yang demi konten Instagramnya belaka.

Remaja-remaja yang sambil tertawa-tawa membayar di kasir dengan belanjaan belasan bungkus mie instan. Tidak selalu sedang mengirit untuk akhir bulan, bisa jadi untuk bahan tantangan siapa yang paling kuat banyak makan, bisa juga sedang membeli untuk bakti sosial.

Lantas begini, semoga kamu mulai belajar tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.

Pun kepada mereka yang datang. Ada yang benar-benar ingin tahu cerita dan kesusahan, ada juga yang hanya ingin berpura-pura membantu namun ternyata malah menjerumuskanmu makin dalam.

Mereka yang datang sewaktu kamu kesepian, belum tentu dikirim Tuhan untuk jadi pasangan. Bisa jadi untuk pelipur laramu yang terlampau kelam, mereka pergi setelah kamu dilingkupi senang.

Sengaja ada orang yang terlihat dewasa dan tenang, tempatmu rebah dan menangis sejadi-jadinya. Orang-orang yang terkenal paling baik-baik saja, bisa jadi selalu menangis dalam tidurnya sebab tidak punya siapa-siapa.

Jangan terburu-buru mengartikan segala yang baru kamu lihat dari permukaan, segala yang tampak belum tentu sesuai letak.

—9996
#9996Series

Aksara SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang