12-perjodohan?

2.9K 123 0
                                    

Rumah Hanzel.

Rumah Besar Hanzel yang sangat Megah dan Mewah namun hanya di huni oleh dirinya dan beberapa pembantu rumah tangga.Ayah dan Ibunya selalu sibuk bekerja. Dirinya merupakan anak tunggal dan pewaris perusahaan keluarganya.

Sejak Kecil,Hanzel hanya di rawat oleh Baby Sisternya.ibunya selalu sibuk bekerja dan jarang pulang. Ia juga kurang di perhatikan. Namun dari kecil Hanzel sudah di latih untuk bisa menjadi pemimpin. Untuk itu,Ayahnya sampai membayar orang untuk mendidik Hanzel.

Namun pemikiran Ayahnya salah. Karna kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tuanya, Hanzel menjadi pribadi yang kasar dan sedikit tomboy. Diam-diam sejak SD ia mengikuti kelas Taekwondo.

Bahkan saat SMP Hanzel sering berkelahi. Tidak hanya SMP, saat SMA pun Hanzel masih kerap berkelahi. Dan itu membuat Ayahnya pusing menghadapi putri tunggalnya ini. Ia sedang memikirkan cara bagaimana agar putri tunggalnya itu bisa berubah.

Hari ini Ayah Hanzel, mr. Husain Bradiwijaya dan istrinya, mrs. Santi Bradiwijaya baru saja pulang dari urusan bisnisnya di Dubai.

Beliau mengadakan rapat dengan teman dan putri tunggalnya di rumahnya yang mewah itu.

Di meja besar berbentuk oval itu mereka akan memulai rapatnya. Ayah hanzel duduk di bagian ujung meja dan berhadapan langsung dengan mr.Abbas susanto temannya.

Hanzel berada di sebelah kiri ayahnya dan berhadapan langsung dengan ibunya. Dan istri dari mr.Abbas duduk di sebelahnya dan berhadapan dengan seorang laki-laki muda.

"Nah, apa kita bisa memulai rapatnya?" Tanya Husein memecahkan kehengina.

Abbas tersenyum ringan.
"Mari." Jawabnya.

Hanzel hanya diam dan memulai mendengarkan ayahnya.

"Hanz, papa dan om abbas sudah bersahabat sejak kami masih di bangku SD. Saat SMP dan SMA pun kami selalu bersama. Sampai akhirnya kami merintis usaha dan sukses bersama. Hubungan kami sangat dekat. Bahkan seperti saudara." Ucap Husein lembut.

Wajah Hanzel sedikit bingung.
"Ini mau rapat bisnis apa mau flashback sih?"batin hanzel.

Ia mulai memahami setiap ucapan husein dengan cermat tanpa melewatkan satu kata pun.Arah pembicaraan husein pun lama kelamaan semakin tidak Hanzel pahami.

Sampai....

"Jadi,, maksud papa dan om Abbas mengadakan rapat ini ingin mempererat hubungan kami dari sahabat menjadi keluarga." Ucap Husein lagi.

Hanzel masih Diam.

Perasaan Hanzel semakin tidak enak. Otaknya juga sudah berfikir yang tidak-tidak.

"Kami ingin menjodohkan kam..."

Grrrt....

Hanzel berdiri dari kursinya.

"Jangan bilang,Papa mau Hanzel nikah sama anaknya om Abbas?" Ujar Hanzel menyelidik.

"Hanzel! Kamu yang sopan.cepat Duduk!." Bentak Santi pada Hanzel.

"Bener kan pa?" Ujar Hanzel penuh kecurigaan dan tidak menghiraukan ibunya.

Husein pun mengangguk.

"What?" Pekik Hanzel terkejut.

"Detik ini Hanzel akan langsung jawab!. Dan jawaban Hanzel enggak!" Ucap Hanzel kasar lalu berjalan menjauh dari situ dan menuju kamarnya.

Husein memijat keningnya pusing. Ia bingung harus bagaimana menghadapi putri tunggalnya ini.

"Ma maaf ya atas perlakuan Hanzel." Ucap Santi sangat tidak enak.

Abbas hanya tersenyum

"Tidak apa. Toh dia masih remaja. Emosinya tidak setabil. Aku tau dia pasti akan syok." Ucap Abbas ramah.

Anak SMA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang