Rumah Seli
Tok tok tok...
Angga terlihat begitu gelisah. Apalagi pintu itu tak kunjung di buka. Rasa takut, Rasa bersalah, Rasa khawatir sudah mulai bersarang di hatinya.
Bagaimana ini?. Apa dia harus kehilangan lagi karena kebodohannya?. Tidak! Jangan sampai terjadi! Cukup sekali Angga merasa kehilangan dan menyesal. Kali ini ia benar-benar harus memperjuangkan gadis yang sudah memenuhi hati dan pikirannya itu.
Ceklek....
Pintu itu terbuka lalu menampilkan seorang gadis seumuran dirinya. Gadis ini terlihat familier.
"Ya, cari siapa?" Tanya gadis itu sopan.
Angga masih saja gelisah.
"Apa Selinya ada?"Gadis itu yang tidak lain adalah Sei, kakak kandung Seli menautkan alisnya bingung.
"Seli? Maaf tapi anda siapanya adik saya?""S saya Angga,teman Seli. Eh, apa bisa saya bertemu dengan Seli? Ada yang harus saya sampaikan padanya!"
Mimik wajah Sei seketika berubah.
"Oh jadi ternyata kamu! Kamu yang udah bikin adik saya nangis?! Kamu yang udah Mencampakan adik saya?!" Nada suara gadis itu mulai meninggi."Maaf itu semua memang salah saya. Saya salah sudah menyakiti perasaan Seli. Saya salah. Jadi saya mohon, kasih kesempatan saya untuk bertemu Seli."
"Kamu pikir Saya akan jawab IYA begitu! Kamu nggak usah mimpi!." Teriak Sei kemudian bersiap menutup pintu itu namun langsung di cegah menggunakan tangan Angga.
"Saya mohon. Apapun akan saya lakukakn. Asal sekali ini saja saya bisa bertemu dengan Seli. Saya... saya cuma mau Seli tahu perasaan saya yang sebenarnya.. Saya nggak mau ada penyesalan di masa depan nanti." Jelas Angga masih kekeh ingin menemui Seli. Nada suara cowok itu terdengar seolah menyesal, sangat menyesal malah.
Sei menghela. Ia tahu betul bagaimana perasaan cowok di depannya ini. Apalagi adiknya itu masih mencintai cowok ini.
Perlahan Sei membuka pintu itu lagi. Ia memandang Angga dengan tatapan nanar.
Sekali lagi ia menghela.
"Sebenarnya percuma saja kamu kemari, Sudah hampir 2 minggu Seli tidak di rumah. Dia memginap di rumah temannya." Jelas Sei pelan."Teman? Bisa anda beri saya alamatnya?
"Kamu tahu? Seli itu masih menyukaimu walau kamu sudah membuat hatinya sakit. Adik bodoh ku itu maih tetap menyukai brengsek sepertimu! Jadi, ku mohon jangan buat dia menderita lagi." Ujar Sei sendu.
Angga menunduk. Dalam hatinya ia benar-benar merutuki dirinya yang bodoh. Andai waktu dapat di putar kembali, ia pasti akan menyadari perasaannya lebih cepat dan semua ini tidak akam terjadi. Tidak akan ada yang merasa kecewa dan sakit hati.
"Kalau kamu ingin menemui Seli berjanjilah jangan sampai buat air matanya menetes! Atau kamu akan dapat hukuman lebih berat." Lanjut Sei. Kemudian cewek itu mengambil sebuah kertas dan pena.
"Ini" ujar Sei seraya memberikan sobekan kertas berisi alamat Hanzel pada Angga.
"Terima kasih" balas Angga kemudian segera bergegas dari sana.
Sei sedikit menyunggingkan senyumnya. Ia harap ini adalah keputusan yang terbaik.
....
Rumah Hanzel
"Skakmat!" Ujar Seli seraya menendang pion milik Hanzel. Lalu Hanzel mengacak rambutnya frustasi. Sudah 4 kali bermain dan dirinya kalah terus?! Dasar! Otak Seli ini terbuat dari apa sih?!.
"Ahh tau ah! Kalah melulu!" Kesal Hanzel. Seli dan Gafin tertawa.
"Boleh coba main?" Tanya Gafin yang lalu di angguki oleh Seli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak SMA (TAMAT)
Teen Fiction[1st book] Isinya pait manis kisah anak SMA. Mulai dari perjuangan sampai yang di sia-siakan. ... -Linfa Nacandra Paling Manis,agak bawel,Penyayang, otaknya sedikit di atas rata-rata,dan doyan makan. -Davira Adanaya Paling Cantik,Pinter,kalem,dewas...