44-kenyataan yang pahit.

2.3K 132 33
                                    

16.55

Mereka baru saja sampai di depan rumah Linfa. Keadaan masih saja canggung. Linfa masih saja tidak bisa mengontrol jantungnya. Sedangkan Samuel cowok itu malah terlihat biasa-biasa saja.

"Anu ma mau mampir?" Tawar Linfa canggung.

Samuel tersenyum.
"Boleh."

"Kalau gitu ma suk aja. Motornya sekalian masukin." Ujar Linfa kemudian masuk mendahului Samuel.

Ingin sekali Samuel tertawa. Tingkah Linfa ini tidak seperti biasanya. Menurutnya ini sangat menggemasakan.Cewek tanpa jaim ini ternyata bisa Salting juga ya.

Samuel pun memparkirkan motornya ke dalam teras Rumah Linfa kemudian ikut masuk ke dalam rumah.

Rumahnya terlihat sunyi. Sangat sepi. Biasanya jika dirinya ke sana pasti sudah di hadang oleh 3 pria besar.

"Anu ka kakak duduk dulu... gue mau ganti baju dulu." Pamit Linfa kemudian berlari ke arah tangga.

"Loh ada temennya Linfa toh..." suara itu berasal dari arah belakang Samuel. Samuel pun menengok dan mendapati seorang wanita dan satu bayi di gendongannya.

Samuel berdiri.

"Udah duduk aja..." kata perempuan itu yang tidak lain adalah Lida. Kemudian Lida duduk di sebarang Samuel.

"Nama kamu siapa?"

"Saya Samuel... kak."

"Satu sekolah sama Linfa?"

Samuel mengangguk.

"Saya kelas 12."

"Kamu siapanya Linfa?" Tanya Lida kepo.

Samuel menaikkan sebelah alisnya.
"Mm maksudnya?" Tanyanya tak paham.

"Gak mungkin kan temen.. kamu pacarnya? Atau Gebetannya?"tanya Lida dengan senyum menggoda.

Samuel pun terlihat malu-malu. Cowok itu tersipu malu.
"Bisa di bilang TEMAN SPESIAL."

Lida tersenyum.
"Hha kamu suka sama adik saya?"

Samuel tersenyum. Dari senyuman itu Lida pun dapat menyimpulkan kalau jawaban cowok di depannya Itu IYA.

"Tau gak, Linfa itu gak ada pengalaman pacaran. Jarang-jarang cowok deket sama dia. Dia anaknya galak sih." Ujar Lida sedikit berbisik. Samuel pun kembali tersenyum.

Cewek bebal itu memang sangat galak!. Batin Samuel.

"Oh iya cinta pertamanya itu kalo gak salah namanya Zidan. Tapi cin....."

Oekkkk

Penjelasan Lida terpotong karena suara Nisha menangis. Lida pun langsung panik. Wanita itu berdiri lalu mendekati Samuel.

"Kamu bisa tidak tolong gendongin Fariz sebentar?" Tanyanya sambil menyodorkan Bayi yang di ketahui bernama Fariz pada Samuel.

Belum Samuel menjawab, Lida sudah memberikan Fariz ke gendongan Samuel. Samuel pun otomatis merentangkan tanganya dan mendekap bayi mungil itu ke pelukannya.

"T tapi saya..."

"Tolong ya sebentar." Teriak Lida. Wanita itu sudah lari kocar-kacir ke kamarnya.

Samuel pun diam. Diamnya karena dia tegang. Ia takut salah gerak. Bayi mungil itu memandang ke arah Samuel. Tatapan bayi itu begitu dalam ke arah Samuel.

Samuel, cowok itu masih saja tegang. Tidak gerak sedikit pun. Sudah 10 menit lebih tapi Lida belum kembali. Tangannya sudah kesemutan. Ia pun hanya bisa mengernyit.

Anak SMA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang