42-hubungan kita?

2.1K 131 45
                                    

Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu, satu minggu lagi Seli akan pindah ke Medan. Selama itu, Angga terus-menerus mengejar Seli. Setiap hari dia menunggu di depan rumah Seli.

Sebenarnya Seli tidak tega melihat Angga seperti itu. Ingin sekali ia menghampiri Angga lalu memeluknya. Bagaimana juga Seli masih menyukai cowok itu. Dan akhirnya Seli diam-diam menginap di rumah Hanzel.

Setiap Seli bertemu Angga pasti langsung di cegah dan di larang oleh Hanzel. Seli tidak tahu apa yang mau Angga katakan padanya. Yang jelas ia tidak mau dengar lagi. Dia tidak mau merasa sakit lagi.

Seli bahkan sampai mengganti nomor teleponnya. Ia tidak mau terbayang-bayang oleh Angga lagi.

Tidak hanya Seli yang merasa susah. Linfa juga merasakan itu. Setiap hari harus merasa kesal dan jengkel karena Jj. Cewek itu tidak henti-hentinya mengganggu Linfa.

Biasanya Linfa acuh dan tidak peduli dengan ucapan Jj. Tapi gara-gara ucapan Jj tadi. Linfa jadi kepikiran. Ia bahkan sampai tidak menikmati acara makan gratisnya.

Flashback On..

15.00

Linfa tengah menunggu Samuel di depan halte sekolah. Iya, Samuel janji pada Linfa akan mentraktir makan. Tentu saja Linfa mau. Akhir-akhir ini mereka berdua memang terlihat semakin dekat.

Tak jarang juga Linfa pulang bersama Samuel kalau tidak ada orang rumah yang bisa menjemputnya. Oh iya bicara orang rumah, kakak Linfa yaitu Lizal sudah merried dengan Jia sekitar 2 minggu yang lalu. Sekarang mereka sedang berkunjung ke rumah Kakek dan Nenek Jia di Cina sekalian Honeymoon di sana.

Ayah dan kaka ipar Linfa yaitu Tara sudah berangkat ke Papua untuk menjalankan tugas. Mamanya kembali sibuk di rumah sakit. Hari-hari Linfa akan sepi kembali. Tapi tidak akan sesepi dulu karena sekarang ada Fariz dan Nisha di rumah.

/kembali ke topik/

"Emang cinta buta ya, sampai di gantung aja bahagia." Suara itu berasal dari arah samping Linfa. Linfa mendengus. Ia kenal suara ini. Siapa lagi kalau bukan Jj. Cewek ini maunya apa sih?!. Selalu menguji kesabaran Linfa.

Linfa diam. Ia tidak menghiraukan ucapan Jj. Lalu Linfa mengambil Earpohne dari saku roknya. Dari pada mendengarkan ocehan tak bermutu dari mulut Jj lebih baik ia mendengarkan musik.

"Kakak yakin kak Samuel suka sama kak Linfa?" Ujar Jj. Dan itu berhasil membuat kegiatan Linfa terhenti. Linfa menurunkan kembali Earphon yang sudah hampir terpasang di telinganya kebawah.

Linfa memandang Jj sinis. Jj, cewek itu masih menampilkan senyuman yang menurut Linfa itu samgat mengjengkelkan.

"Aku pikir kak Samuel cuma ngerasa nyaman aja sama kak Linfa... dan dia cuma anggep kakak itu TEMEN"

Linfa mengepalkan tangannya.

"Mau lo apa sih?! Gak cukup gangguin gue?!"

"Haha aku cuma mau kak Sam kok. Tapi kak Linfa jadi penghalang." Nada suara Jj tenang. Cewek itu masih tersenyum menjengkelkan.

"Lo gada muka ya? Urat malu lo putus! Udah jelas si Sam gak suka lo!"

Jj tertawa sumbang.
"Maka dari itu, kalo aku gak bisa dapetin kak Samuel siapapun gak boleh dapetin dia, termasuk kak Linfa."

Hahahah
Kini Linfa yang tertawa sumbang. Cewek itu berdiri lalu menghadap ke arah Jj.

"Gini ya, dapetin dia atau nggak gak ada urudannya sama lo. Lo kira lo siapa? Lo siapanya dia ha?"

Jj masih tersenyum.
"Lebih baik kakak tanya itu sama diri kakak sendiri. Kak Linfa SIAPANYA kak samuel? Pacar? Gebetan? Bukan kan?"

Linfa terdiam. Ucapan Jj barusan membuat Linfa seolah-olah tertohok di tempat.

Anak SMA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang