18-problem

2.3K 111 2
                                    

Naya masih setia duduk menunggu di Halte depan sekolah. Sudah hampir 30 menit ia menunggu di sana. Tapi tidak ada angkutan umum yang lewat.

Sampai akhirnya sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di depannya.
Kaca mobil itu pun terbuka dan menampilkan wajah tampan yang sangat Naya kenal.

Naya membulatkan matanya setelah melihat wajah orang itu.

"Lama nggak ketemu Nay," ucap orang itu setelah turun dari mobilnya.

Naya benar-benar gugup dan tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.
"Kak Rangga?"pekik Naya.

Pria bernama Rangga itu pun tersenyum pada Naya.
"Kamu gimana kabarnya?" Tanya Rangga pada Naya.

"B baik, ka kakak sendiri gimana?" Tanya Naya balik.

"Aku baik. Walau hati ini masih terluka." Katanya.

Mendengat itu Naya pun jadi merasa canggung. Dan rasa bersalahnya kembali muncul.

"Ma maf." Hanya itu yang keluar dari mulut Naya.

Pria itu tersenyum kemudian mengacak rambut Naya gemas.
"Nggak papa. Kamu nggak salah kok." Kata Rangga. Setelah itu hening.

"Kamu mau pulang? Biar aku anter ya?" Tawar rangga sekaligus memecah keheningan.

"Eh ng nggak usah kak. Aku naik angkot aja." Tolak Naya se halus mungkin.

"Ayolah,, aku mohon. Lagian langit udah gelap. Bentar lagi pasti hujan." Ucar Rangga dengan mata sendunya.

Naya sedikit berfikir kemudian melihat langit yang mulai gelap.
"Ya yaudah deh. Makasih"ujar Naya kemudian masuk ke dalam Mobil tersebut.

Rangga pun tersenyum kemudian masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya.

...

"Makasih udah nganterin gue." Ucap Bina setelah turun dari motor Raka. Raka hanya memandangnya dingin kemudian mengangguk.

"Maaf." Ucap Bina pelan namun masih bisa di dengar oleh Raka. Raka pun berbalik.

"Untuk?" Tanya Raka.

"Se sebenernya Naya jadi target Vallery." Ujar Bina. Wajahnya menunduk tidak berani menatap Raka.

Rahang Raka juga sudah mengeras mendengar nama Vallery. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Apa yang Vallery lakuin sama Naya?" Tanya Raka mengintimidasi. Dirinya masih mencoba untuk sabar.

Bina meremas roknya. Ia benar-benar takut.
Dan akhirnya Bina menceritakan semua pada Raka. Mulai dari kejadian di Rooftop kemarin sampai di kamar mandi tadi. Dan bagimana ia bisa mendapatkan luka di kakinya.

Raka benar-benar geram. Ia mengumpat dalan hati menyumpahi Vallery. Rahangnya juga sudah sangat mengeras. Urat ototnya pun sampai terlihat karena menahan emosi.

"Jadi, maafin gue." Ucap Bina memohon. Nada bicaranya seakan sangat menyesal.

Raka tidak menggubris Bina. Ia lebih memilih pergi untuk menjemput Naya. Ia tau Kalau Mama Naya tidak akan menjemput Naya karena Mama Naya jarang di rumah.

Raka mengendarai motornya dengan sangat cepat. Sampai akhirnya ia pun sampai di dekat halte. Namun Rahangnya kembali mengeras. Saat ia melihat Naya masuk ke dalam mobil Silver.

Tangannya mengepal. Pikirannya benar-benar kosong. Kemudian ia mengendarai motornya secepat mungkin. Ia ingin menenangkan pikirannya.

Ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah Fino.

.........

"Makasih ya kak." Ucap Naya setelah turun dari mobil Rangga.

"Sama-sama." Kata Rangga kemudian mulai menjalankan mobilnya. Naya pun masuk ke dalam rumahnya.

Anak SMA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang