#extra part

2.5K 91 40
                                        

Sebelumnya Sorry banget. Aku UPnya kali ini bener-bener Ngaret bgt. Aku harap kalean (para readers) mau baca alesannya di bawah :)


8 tahun kemudian....

Cafe...

"Ya Ampun lo makin cantik aja sih." Ujar Eca pada Linfa yang baru saja datang.

"Hehe bisa aja lo. Gimana kabar lo?" Tanya Linfa balik setelah bercipika cipiki.

Eca tersenyum.
"Alhamdulillah sehat. Lo sendiri gimana?"

"Hhe sama baik kok. Hmm btw yang lain mana sih?"

"Katanya Hanzel lagi otw bareng Seli. Tapi Naya nggak tau nih dateng apa nggak." Jelas Eca kemudian meminum jus jeruknya. Linfa pun mengangguk paham.

"Sekarang udah pada sibuk sendiri-sendiri sih ya." Balas Linfa lalu mengambil jus milik Eca dan meminumnya. Kebiasaan jaman SMA nih.

"Kerjaan lo gimana? Lancar? Katanya mau ada peresmian resto baru ya?"

"Hehe baru rencana sih. Doain aja." Eca pun mengangguk.

"Udah lama ya?" Ujar seseorang dari arah belakang Linfa. Linfa dan Eca pun sontak mencari sumber suara tersebut lalu mereka mendapati Hanzel dan Seli beserta anak kecil berusia 3 tahun.

"Eh dateng juga lo. Sini duduk." Ujar Eca lalu menepuk bangku di sebelahnya. Seli dan Hanzel pun duduk di sebelah Linfa dan Eca.

"Ututu dede Evan udah gede aja nih. Tante gemes deh." Ujar Linfa lalu menjewel pipi gembung milik bocah bernama Revan itu.

"Mama! Tante ini nakal!" Adu Revan pada Hanzel, mamanya.

Eca Seli dan Linfa tertawa. Anak Hanzel yang satu ini memang sangat menggemasakan. Wajah kombinasi antara Hanzel dan Gafin ini sangat imut. Namun dari sifatnya lebih banyak ke Hanzel, gampang ngambek dan pemarah.

"Gak nyangka banget ya. Seorang Hanzel yang susah di taklukin malah punya anak duluan." Kata Seli di sela tawanya. Linfa dan Eca pun mengangguki perkataan Seli barusan.

Hanzel hanya tersenyum.
"Yah siapa yang tau akhirnya gue bisa luluh sama mas Gafin kan? Gue sendiri juga gak nyangka bunting duluan dari pada kalian." Jawab Hanzel santai lalu meminum jus yang ada di depannya yang notabennya milik Eca.

"Di antara kita berlima yang Married baru lo Zel. sebentar lagi Seli nyusul uwuuu. Eca juga udah tunangan sama bang Fino. Gue apa kabar coba?!" Kata Linfa. Mereka semua pun tertawa.

"Jan gitu lah lin. Kak Sam gimana coba?" Kini Eca yg angkat suara.

Linfa menghela. Wajahnya terlihat lesu.
"Tau ah tuh manusia batu. Kapan juga ngajak seriusan?!"

Hanzel tertawa lalu menepuk punggung Linfa.

"Maaf kalian udah nunggu lama ya?" Linfa dan yang lain menengok ke arah suara tersebut. Lalu ia mendapati Naya beserta bocah kecil di gendongannya. Naya terlihat sangat kacau.

"Apa kabar Nay? Kok jarang kontek sih?" Kata Seli.

Naya tersenyum.
"Maaf sibuk ngejar dedline sama ngurusin Aura. "

Semua memandang Naya pilu dan iba. Semenjak kejadian itu kehidupan Naya memang sangat berubah.

"Lo sayang banget ya sama Aura?" Tanya Eca sambil menatap bocah 3 tahun di gendongan Naya.

Naya masih tersenyum.
"Udah pasti gue sayang banget lah.Ini bentuk tanggung jawab gue. Apapun yang terjadi gue bakal rawat Aura. Dia anak gue." Ucap Naya sambil mengelus-elus punggung Aura.

Anak SMA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang