35-just friends?

2.2K 114 21
                                    

Happy Reading
😊




Rumah Samuel.
15.30

"Gak papa nih gue ikut?"tanya Linfa ragu tepat di ambang pintu rumah Samuel.

Samuel menghela lalu memutar bola matanya malas. Sudah 10 kali Linfa bertanya itu ke padanya.

Cowok itu pun memili tidak menjawab pertanyaan Linfa dan langung masuk saja ke dalam rumah. Dan sudah pasti Linfa mengekor.

Yah, tadi saat Linfa sedang menunggu Angkot, Samuel datang dan mengajak cewek itu untuk ikut ke rumahnya. Hari ini adalah ulang tahun Sena, adik Samuel.

Sebenarnya ini keinginan Bunda Samuel. Bundanya meminta agar cowok itumengajak Linfa kerumah mereka. Samuel tidak habis pikir. Permintaan macam apa itu? Biasanya Bundanya itu adalah orang yang protektif, apalagi mengenai soal cewek.

Tapi tidak apalah, hitung-hitung ini permintaan maaf Samuel karna sudah membuat Bundanya menangis waktu itu.

(Kembali ke topik)

Kedatangan Linfa langsung di sambut hangat oleh Irvina, Bunda Samuel.

"Wah Samuel bawa temen, ayo duduk dulu." Ujar Irvina dengan senyum manisnya. Wanita paruh baya itu tetap cantik walau usianya sudah berkepala empat. Mungkin ini juga jadi salah satu Faktor kenapa Samuel ..... tampan.

Samuel menyeringit. Bukankah ini permintaannya? Agar membawa Linfa kerumah. Tapi Kenapa dia seolah tidak tahu? Hah biarlah, toh tidak penting.

Linfa pun di persilahkan duduk di sofa ruang keluarga. Ruangan itu nampak sudah di dekor. Hanya sedikit sih, seperti balon dan riasan-riasan kecil.

Sedangkan Samuel, ia pamit untuk pergi kekamrnya untuk ganti baju.
"Jangan sungkan-sungkan. Anggap saja rumah sendiri." Ujar Irvina masih dengan senyumnya. Linfa pun hanya tersenyum dan mengangguk.

"Yaudah saya ke dapur dulu ya, kamu tunggu disini." Lanjut Irvina kemudian beranjak dari sana.

Linfa masih memperhatikan sudut ruangan itu. Mata Linfa belum terbiasa dengan rumah ini. Rasanya seperti melihat Istana.

Suara langkah kaki dari arah tangga membuat Linfa menengok kesana. Dan ia mendapati gadis cantik tengah menuruni tangga. Gadis itu menghampiri Linfa.

Linfa tersenyum pada gadis itu.
"Hai.." sapa Linfa.

Gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk saja.

"Enggak Kakak enggak adik irit ngomong semua yak?" Batin Linfa.

Gadis itu mengulurkan tangannya.
"Kita belum kenalan." Ujar gadis itu.

Linfa pun mengulurkan tangannya.
"Linfa Nachandra, panggil aja Linfa."

"Arsena Lawrence. Sena." Linfa pun mengangguk.

Hening...

Samuel datang. Ia sudah ganti baju yang lebih santai. Kaos oblong dan celana panjang. Linfa sedikit terkejut. Jarang-jarang ia bisa melihat Samuel memakai baju santai seperti ini. Apalagi rambut basahnya itu. Uhh Samuel terlihat sexi...

Plak...

Linfa menampar pipinya pelan. Sepertinya dia sudah gila. Kata-kata Naya Eca dan Hanzel sepertinya sangat berpengaruh untuknya. Apakah benar Linfa menyukai Samuel.

"Lo kenapa? Sakit gigi?" Tanya Samuel ketika melihat Linfa yang memukul pipinya sendiri.

Linfa tersentak.
"Eh? E enggak kok." Ujar Linfa gugup. Samuel pun hanya mengangguk. Wajahnya masih saja datar.

Anak SMA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang