29-Lucky kiss

2.3K 176 5
                                    

Haii......

Aku cuma mau ngomong....

Please banget yaa😔,Aku nulis cerita ini semangat banget  Demi kalian yg mau baca cerita ini. Tapi aku mohon, jangan jadi Silent Readers dong😯 . Kadang sedih rasanya kalo liat votes cerita aku dikit bgt😂🙄. Hhe maap kalo kesannya maksa ya?😂Tapi aku cuma minta dukungan kalian kok😯.

Boleh kan? Boleh lah..☺🙂

Itung itung upah aku nulis. Toh kalian nggak rugi kan?😅Malah dapet pahala loh😉😁.

-Sekian

Happy Reading🤗

--------

Sudah seminggu sejak kejadian itu. Vallery juga sudah terbukti salah dengan adanya bukti rekaman cctv dekat rooftop yg Linfa dan teman-temannya temukan ditambah bukti rekaman suara Vallery yang entah dari mana Raka dapatkan . Dalam rekaman itu, Valle berkata bahwa ia memang melakukan itu semua bersama Cindy.

Ditambah Ayah Valle di keluarkan dari perusahan tempat ia bekerja. Seperti yg sudah Hanzel katakan bahwa ayah Valle akan di pecat dari perusahannya. Bukan tanpa alasan Hanzel melakukan itu semua. Ayah Valle sudah ketahuan melakukan penggelapan dana perusahaan.

Dan kini Valle di keluarkan oleh pihak sekolah. Keluarga Eca tidak menuntut Valle atas semua yg Valle lakukan pada Eca. Yah, mereka masih punya nurani setidaknya.Dg di keluarkan dari sekolah sudah setimpal untuk Valle.

Sedangkan Cindy tidak di keluarkan karena di anggap hanya ikut-ikutan dg rencana Valle. Sekarang kehidupan sekolahnya tidak tenang . Dimanapun ia berada pasti ada saja yg menatapnya dengan tatapan benci  dan mulut yg siap membicarakannya setiap saat. Ia jadi Ansosial dan  pendiam tidak punya teman.

Dan kabar buruknya Eca belum juga sadar dari komanya. Fino juga selalu di sisi Eca. Dia sampai bolos sekolah demi itu. Tidak ada yang bisa membujuk Fino agar dia mau pulang dan beristirahat. Seperti saat ini, Fino masih saja duduk di samping Eca seraya memegang tangannya.

"Eca, kapan kamu bangun? Apa kamu nggak pengen liat aku?" Ujar Fino sendu kemudian mencium punggung tangan Eca.

Di ruangan itu memang hanya ada Fino dan Eca, orang tua Eca sedang di rumah untuk mengambil beberapa barang keperluan. Sedangkan teman-teman yang lain masih sekolah

Ceklek...

Tiba-tiba pintu ruangan tsb terbuka dan menampilkan seorang dokter perempuan. Dr.Gina, dokter yang bertugas untuk merawat Eca.

"Dek, pasien mau saya periksa dulu ya dan mau saya ganti Infusnya." Ujar Dr.Gina pada Fino. Fino pun mengangguk kemudian berdiri agar memberikan ruang untuk Dr.Gina.

"Sepertinya mukamu loyo sekali? Sana lebih baik kamu cuci muka dulu selagi saya memeriksa pasien." Ujar Dr.Gina seraya memeriksa Eca.

"Tapi dok, saya pengen jagain pacar saya dok. Saya gak mau ninggalin dia." Jelas Fino kekeh tidak mau pergi.

Kemudian Dr.Gina berbalik dan sekarang mereka berdua saling bertatap muka.
"Tapi kamu juga harus jaga kesehatan kamu kan? Gimana nanti kalau pas dia bangun malah liat kamu lagi dalam keadaan sakit? Pasti dia sedih kan? Setidaknya segarkan wajahmu dek" ujar Dr. Gina selembut mungkin.

Fino akhirnya pun menurut. Ia keluar dari ruangan itu dan menuju kamar mandi untuk sekadar cuci muka.

Sementara Dr.Gina masih sibuk mengganti Infus Eca.  Saat Dr.Gina sedang memeriksa Eca, tiba-tiba kedua jari Eca berkdut. Dr.Gina yang melihat itupun tersenyum. Ini kabar yang baik.

Anak SMA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang