pengikat,,

13.3K 481 2
                                    

Sekarang cincin telah menyemat dijariku, dijari seorang santri yang masih berumur

16 tahun, dijari seorang anak gadis yang di khitbah sembunyi-sembunyi.

" Mas,,,adek malu diliatin" ucapku polos. Bayangkan saja sekarang kurasakan semua mata mengarah kearah kami. Mas Azam sama halnya denganku. Terbukti dari raut wajahnya yang sangat merona indah. Lucunya suamiku..

" Iya dekk,, mas paham perasaan adek,tapi ingat orang yang lagi liatin kita ini adalah orang yang senantiasa mendo'akan kita" ucap suamiku panjang kali lebar.

Aduh,, suami ya,,? Status baru,hehehe batinku. "nggih mas" balasku.

Setelah acara selesai, kami langsung menuju kamar yang kutahu ini adalah kamar mas Azam. Kamar ini tidak terlalu besar. Ukuranya sangat minimalis dan terkesan elegan. Aura kamar ini sangat mencerminkan kepribadian dari sang pemilik.

"Istirahatlah dek, mas yakin adek pasti lelah" ucapnya padaku ketika ku meletakkan bokongku diatas sofa yang ada diruangan tersebut.

"Iya mas" ucapku nurut sambil melangkah keatas kasur yang sudah diseting untuk dua orang.

Azam's pov


Kulihat istriku (status baru untuknya) membaringkan badanya diatas kasur yang sudah di seting untuk dua orang. Aku masih belum percaya dia yang kukagumi sekarang berada ditempat yang sama denganku. Akupun melangkah menuju kamar mandi.

His his his his

Kudengar suara tangisan didalam kamarku.akupun langsung buru-buru keluar dari kamar mandi.Kulihat Naira sedang menangis dalam posisi seperti bayi yang melengkung.

"Sayang kenapa" tanyaku hati-hati.

"Mas sakit banget mas" ucapnya sambil meremas perut kuat-kuat.

"Adek kenapa" tanyaku khawatir melihat istriku menahan rasa sakit di perutnya.

"Ra,, da,,, pet,, mas" jawabnya terbata-bata.

Hahhhh? Dapet? Aku bingung dan seketika aku teringat dengan dua wanita yang selalu ada dalam hidupku. Yah, aku sangat ingat satu pekan dalam sebulan adikku akan bersikap lebih sensitive dan berusaha menyerukan pada dunia bahwa satu pekan tersebut dia adalah seorang RATU. Dan selama itu pula aku dengan sangat sabar berusaha menuruti semua keinginannya. Dan sekarang, secara langsung dan nyata aku melihat wanita yang akan aku lindungi mengalami hal tersebut. menstruasi ? Ya tuhan sesakit itukah? Apa lagi kalau melahirkan tuhan?

"Apa yang bisa mas lakukan sayang" ucapku pelan. "Naira mau minum mas" pintanya.

Akupun langsung meraih air yang ada diatas meja.

"Ini sayang minumlah" ucapku seraya membangunkanya dan membuat posisinya menjadi setengah duduk.

"Syukron mas" ucapnya. Yang kubalas dengan kecupan di jidadnya.

"Jagakan istriku ya Robb" do'aku dalam hati. Jujur, melihat dia kesakitan seperti tadi membuat aku cemas dan sangat takut.

"Gimana sekarang agak mendingan?" tanyaku pelan.


"Iya mas" jawabnya Seraya bangkit dari posisi berbaring. "mau kemana sayang" tanyaku.

Kulihat istriku tersipu dengan panggilan baru yang ku ucapkan. "Hah,, adek mau bersih-bersih mas" ucapnya malu-malu.

Diapun melangkah menuju kamar mandi,meninggalkanku dengan senyuman yang masih terukir indah di bibirku. Sungguh, dia sangat lucu dan menggemaskan dimataku.Tiada henti kuucapkan rasa syukur kepada allah yang melimpahkan segala nikmat keindahan kepadaku.

Aku benar-benar tak sabar menunggu istriku keluar dari kamar mandi.

TEMAN UNTIL JANNAH (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang